Kilas

Wali Kota Hendi Katakan Ini untuk Bangkitkan Semangat Kaum Difabel

Kompas.com - 17/10/2018, 20:00 WIB


KOMPAS.com
- Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengungkapkan bahwa pembangunan yang dilaksanakannya tidak hanya bersifat fisik atau infrastruktur saja.

Hendi sapaan akrab wali kota juga menegaskan bahwa pembangunan di bidang non fisik seperti pemberdayaan ekonomi masyarakat menjadi prioritasnya di dalam memimpin Kota Semarang.

Salah satu contohnya adalah dukungan yang diberikan Hendi kepada warga miskin dan kaum difabel untuk terus berkreativitas.

Hal itu disampaikan Hendi saat membuka pelatihan hard skill bagi warga miskin dan kaum difabel di Kecamatan Tembalang. Dalam kesempatan tersebut, Hendi memompa semangat warga dan kaum difabel untuk berkreativitas.

“Kegiatan seperti ini saya apresiasi sekali karena dapat menempa diri kita di era kompetisi seperti sekarang ini," ujar Hendi dalam siaran resmi yang Kompas.com terima, Rabu (17/10/2018)

Hendi bahkan menyampaikan bahwa apa yang dilakukan warga masyarakat dan kaum difabel di Tembalang ini diharapkan bisa menginspirasi warga masyarakat yang lain untuk berkreativitas.

"Untuk bisa berhasil dalam usaha, kuncinya ada tiga, yaitu tekun, sabar, tidak tergesa-gesa ingin menjadi kaya” lanjutnya.

BACA JUGA: Raih Perak di Asian Para Games, Hendi Guyur Dian Bonus

Pihaknya pun akan selalu memfasilitasi warga masyarakat dan juga kaum difabel dalam berkreativitas. Dukungan Wali Kota Semarang ini merupakan wujud dari komitmen Pemerintah Kota Semarang untuk mewujudkan pemerataan kesejahteraan masyarakat.

Melalui dinas-dinas terkait, Wali Kota Hendi pun siap memasarkan produk-produk yang dihasilkan warga masyarakat dan kaum difabel agar semakin dikenal dan dilirik pasar.

“Karena sekarang ini jamannya serba online. Orang-orang yang sukses di start up bisnis tidak terlihat kantornya di mana atau produksinya di mana," kata dia.

Lebih lanjut Hendi mengatakan, yang diperhatikan orang dalam membeli produk ada dua hal. Pertama bagus atau tidaknya kondisi barang yang diproduksi dan pengerjaan produksinya bagaimana. Kedua adalah harga sebuah produk yang dijual mahal atau tidaknya.

Di akhir kesempatan itu, Wali kota juga memotivasi peserta pelatihan untuk terus menerus melatih diri dan tekun. Ini karena yang namanya keterampilan butuh sebuah proses tidak mungkin instan dan harus sabar dalam menekuni usaha.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau