Kilas

Investor Siap-siap, Wali Kota Hendi Tawarkan 4 Peluang Investasi

Kompas.com - 17/10/2018, 21:00 WIB

KOMPAS.com - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menawarkan empat mimpi besar Kota Semarang kepada para investor yang hadir dalam event Semarang Business Forum (Sembiz) di Patra Semarang Hotel and Convention, Rabu (17/10/2018).

Keempat peluang investasi tersebut adalah pembangunan Light Rail Train (LRT) trase pertama Bandara Ahmad Yani-Madukoro- Pasar Bulu.

Lalu, pengembangan Underground Simpang Lima, pembangunan Semarang Expo Center, dan  pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) TPA Jatibarang.  

Rencana pembangunan keempat mimpi teresebut tak lepas dari rencana Hendi untuk  mengangkat potensi sektor pariwisata kepada para investor.

Hendi mengatakan Kota Semarang memiliki potensi wisata yang sangat menarik, baik berupa bentang alam maupun atraksi wisata yang terus dikreasikan.

Contohnya yaitu, event Pasar Semarangan Hutan Tinjomoyo, pengembangan cagar Budaya Kawasan Kota Lama, pembuatan bridge fountain, dan penyelenggaraan berbagai event berskala nasional maupun internasional, seperti Semarang Night Carnival dan MXGP. 

BACA JUGA: Selamat, Inovasi Hendi Bawa Semarang Jadi Kota Terbaik Investasi

Makanya untuk mendukung sektor transportasi, Kota Semarang berencana membangun LRT trase pertama sepanjang 6 km dengan total nilai investasi sebesar 1,2 triliun rupiah.

Trase ini akan menghubungkan Kawasan Bandara Ahmad Yani- Madukoro – Pasar Bulu. Pembangunan LRT ini juga akan meningkatkan pelayanan transportasi massal karena akan disokong oleh BRT dengan 8 koridor.

Sedangkan untuk kawasan Simpang Lima yang disebut Hendi sebagai kawasan diamond-nya Kota Semarang, akan dikembangkan dengan konsep underground 4 lantai. 

Dengan rincian, dua lantai untuk hotel, sedangkan dua lantai lainnya untuk penyambung jalan Pandanaran – Ahmad Yani, serta jalan Pahlawan – Gajahmada.

 

Wali Kota Semarang Hendi mendatangain LOI ( letter Of Intent ) di acara Semarang Business Forum (Sembiz) 2018 di Patra Semarang Hotel and Convention, Kamis (17/10/2018)Dok Humas Pemerintah Kota Semarang Wali Kota Semarang Hendi mendatangain LOI ( letter Of Intent ) di acara Semarang Business Forum (Sembiz) 2018 di Patra Semarang Hotel and Convention, Kamis (17/10/2018)
Peluang ini ditawarkan Wali Kota Hendi dengan nilai investasi sebesar Rp 1,2 triliun. Model underground diharapkan mampu menjadi solusi mengingat bagian atas Simpang Lima tidak bisa diutak atik lagi harus berupa kawasan terbuka hijau. 

“Tahun ini sudah dibuat Studi Kelayakan atau Feasibility Study (FS) nya, dan menyusul Detail Engineering Design (DED) pada 2018 ini,” papar Hendi.

Tawaran lain yang diyakini akan menyedot animo para investor adalah pembangunan PLTSa TPA Jatibarang dengan nilai investasi Rp 1 triliun.

Investasi ini harapannya mampu menjadi solusi masalah sampah sekaligus menjadikan sampah menjadi lebih bernilai dan bermanfaat. 

BACA JUGA: Tekan Pengangguran, Wali Kota Hendi Tingkatkan Sektor UMKM

Di hadapan para pengusaha, Hendi menjamin dan meyakinkan kondisi Kota Semarang yang terus berbenah semakin baik di berbagai sektor. Hal ini dapat dilihat dari kondisi infrastruktur dan ekonomi yang terus menunjukkan kemajuan pesat.

Hal tersebut bisa terlihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Semarang pada 2017 yang mencapai angka 82.0. Nilai IPM ini di atas rata-rata kota lainnya. 

Kemudian peningkatan investasi di Kota Semarang hingga tembus angka Rp 20.5 triliun dan cakupan infrastruktur jalan baik hingga 88,7 persen. Di sisi lain, angka kemiskinan dan kawasan kumuh terus ditekan hingga angka 4.62 persen dan 300 ha.

Sementara itu, dari sisi infrastruktur adalah pengembangan bandara Ahmad Yani sebagai bandara apung terunik pertama di dunia tanpa reklamasi.

Lalu peningkatan kapasitas dan fasilitas Pelabuhan Tanjung Mas yang terus dilakukan dan peningkatan terminal bus maupun stasiun kereta api. 

Bahkan pada 2019, disampaikan Hendi, pemerintah pusat berencana membangun kereta semi cepat Jakarta-Surabaya dengan waktu tempuh 5 jam dari sebelumnya 10 jam.   

“Suasana yang aman, nyaman, jarang demo dan sangat rembugable pasti juga akan menjamin keamanan iklim investasi Anda di Kota Semarang,” papar Hendi. 

Tak hanya itu, Hendi pun menjamin perbaikan birokrasi perijinan yang semakin cepat dan terbuka. Penanganan keluhan para pengusaha pun juga lebih baik.

Wali Kota Semarang kemudian mencontohkan, terkait keluhan para pengusaha terkait rob dan banjir di kotanya yang langsung ditindaklanjuti dengan normalisasi di Banjir Kanal Barat, Timur, Kali Banger, dan Kali Tenggang.  

BACA JUGA: Mudahnya Berinvestasi di Kota Semarang

Kedepan, dirinya yakin komunikasi dan komitmen bergerak bersama antara pemerintah dan pengusaha dapat terus terjalin dengan baik sehingga Kota Semarang akan semakin hebat.

Maka dari itu, Hendi berharap dari Sembiz 2018 ini dapat menarik investor untuk bergerak bersama mempercepat pembangunan Kota Semarang. 

“Pengusaha adalah mitra tak terpisahkan dalam wilayah ekonomi. Untuk itu, kami terus melayani dengan berusaha memberikan perijinan cepat, terbuka, tidak ada biaya siluman, dan proses yang dapat terus di monitor,” ungkap Hendi.  

Sebagai informasi, Sembiz 2018 adalah event investasi yang rutin dilaksanakan tiap tahun. Pelaksanaan pada tahun ini adalah yang ke-12. 

Event ini dihadiri 250 pengusaha, investor lokal, nasional hingga internasional. Pengusaha internasional yang hadir antara lain Cris Barnes dari Konsulat Jenderal Australia, Managing Director Government British Columbia Canada, Vira Soekardiman, dan Manager Environmental Policy dari City of Toyama, Koshin Takata.

Tak hanya itu, Sembiz 2018 juga dihadiri oleh pengusaha, BUMN, BUMD serta asosiasi pengusaha seperti KADIN, IMA, APINDO, GAPENSI, HIPMI, IWAPI, Dekranasda, IFC, BSF, SPGI dan lainnya. 

Usai Wali Kota membuka Sembiz 2018, kegiatan dilanjutkan dengan market sounding dan pemaparan teknis, yang disertai dengan penjelasan schedule secara terperinci dan penandatanganan Letter of Intent (LoI) atau surat minat.

Tercatat kurang lebih ada 22 investor yang menandatangani Lol dengan nilai Rp 17 triliun.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com