Dalam rangka menumbuhkan jiwa social entrepreunership pada generasi milenial, Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya menggelar ajang Social Entrepreneurship Marketplace (SE Marketplace).
Ajang tahunan satu ini diadakan dengan tujuan untuk mengkolaborasikan inovasi-inovasi dengan dunia usaha guna memecahkan masalah sosial melalui semangat kewirausahaan.
Dalam progam ini, Unika Atma Jaya ingin mempertemukan institusi/perusahaan/individu yang mencari program social entrepreneurship sebagai mitra atau donor untuk menyalurkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) mereka.
Selain itu, aktivitas ini juga menciptakan interaksi antar sesama pegiat social entrepreneurship. Dengan demikian, SE Marketplace tak hanya membantu upaya bantuan finansial, tetapi juga membantu para entrepreneur untuk berjejaring.
Kebutuhan program-program social engagement bisa berbentuk jasa yang sangat mungkin dimiliki oleh jejaring. Tengok saja kegiatan rutin PsyHome hasil gagasan kelompok mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya.
Program satu ini membantu anak-anak usia sekolah di Jakarta dalam sisi pembelajaran serta memantau hasil belajar melalui pendampingan berkala setiap minggu.
Kegiatan PsyHome sangat berarti, namun belum banyak jejaring yang sanggup menyuarakan karya ini pada komunitas yang lebih luas. Untuk itu, mereka tidak hanya membutuhkan dana dan tenaga, tetapi juga keterlibatan media yang turut menyebarkan kegiatan ini.
Salah satu syarat untuk berpartisipasi dalam SE Marketplace ini adalah proposal ide atau program yang membantu penyelesaian masalah sosial yang mengacu pada pembangunan berkelanjutan atau yang dikenal sebagai SDG (Sustainanable Development Goals).
Rain Water Harvesting (RWH) misalnya, mendukung SDG dalam bidang air bagi kehidupan. Program penyerta RWH secara tidak langsung juga mendukung SDG bidang pendidikan dan pemberdayaan perempuan, melalui Learning Center dan Bank Sampah di rusunawa Muara Karang yang menjadi target instalasi RWH.
Keberpihakan terhadap perempuan juga nyata dalam program yang mendukung women empowerment melalui tabungan Aska bekerja sama dengan penyedia jasa finansial.
SE Marketplace 2018 mengedepankan tiga nilai dasar, yaitu Innovate, Interact, dan Influence (I3). Konsisten dengan tujuan utama SE Marketplace tahun lalu, tema besar tahun ini tetap berlandaskan pada nilai-nilai yang terdapat pada Sustainable Development Goals (SDGs). Nilai ini juga sejalan dengan salah satu nilai inti Unika Atma Jaya yaitu Kepedulian Sosial.
Tahun ini, SE Marketplace diikuti 25 peserta yang dibagi dalam tiga kategori, yaitu lingkungan, pengembangan masyarakat dan kesehatan. Dalam aktivitas ini, delapan perusahaan turut serta menyajikan bukti-bukti keterlibatan mereka dalam kepedulian sosial dan SDG.
Kegiatan yang berlangsung pada 16-17 Oktober 2018 di Kampus 1 Semanggi ini terbagi atas dua bagian besar, yaitu pameran dan seri talkshow.
SE Marketplace juga dilangsungkan bersamaan dengan penyelenggaraan Career Fair 2018. Digelar sejak tahun 2013, Career Fair Atma Jaya sendiri telah dilaksanakan dua kali dalam setahun dan diikuti oleh sekitar 80 perusahaan.
Penggabungan dua acara ini bertujuan untuk mempertemukan perusahaan dengan pelamar kerja dan mempertemukan perusahaan dengan pemilik inovasi-inovasi sosial.
Inovasi Social Entrepreneurship
-Salah satu peserta yang turut berpartisipasi dalam SE Marketplace adalah Flower of Hope (FoH) yang merupakan karya dari Hermawan, alumni mahasiswa Fakultas Teknobiologi Unika Atma Jaya.
FoH merupakan organisasi berbasis profit yang mendaur ulang bunga hias segar tidak terpakai dengan cara mengawetkannya melalui metode dan teknologi tertentu sehingga dapat bertahan hingga satu tahun.
Bunga-bunga segar tersebut dikumpulkan dari hotel dan pasar untuk diawetkan. Selain mengurangi sampah, upaya ini juga menambah nilai jual bunga, dimana harga jualnya bisa mencapai sepuluh kali lipat per kuntum.
Metode ini pun dapat membantu petani bunga dalam meningkatkan pendapatannya. Mereka bisa menjual produk yang bersaing dengan bunga impor karena harga jual bunga segar yang diawetkan ini sepertiga harga bunga impor.
“Cita-cita kami bagaimana untuk mengembangkan produk preserved flower lokal agar dapat menguasai pasar lokal dan dapat menghentikan impor preserved flower dari luar. Selain itu, kami ingin mengembangkan perekonomian dalam komunitas lokal serta menciptakan produk dengan daya guna dan daya saing yang tinggi serta ramah lingkungan,” ujar Hermawan.
Penelitian FoH ini sudah berjalan hampir dua tahun dan saat ini sedang menunggu proses paten. Pengurusan paten dilakukan bersama Unika Atma Jaya (UAJ) dengan pembagian 40:60 antara UAJ dan pemilik produk.
Saat ini, FoH berharap adanya angel investor yang membantu masalah modal untuk penelitian lebih lanjut, sehingga menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi.
Inovasi lainnya yang hadir dalam event ini adalah Rain Water Harvesting (RWH), integrasi model pengelolaan air berupa pemanfaatan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih secara ramah lingkungan dan efisien.
Menurut Herman Yosef Sutarno, sang pengembang sistem ini, RWH sudah diimplementasikan sebagai proyek percontohan di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Muara Baru, Jakarta Utara.
Tahun ini, konsep RWH juga diintegrasikan dengan pengelolaan sampah yang berkelanjutan di kompleks hunian vertikal untuk mendukung konsep pembangunan kota yang berkelanjutan (sustainable city) sebagai salah satu fokus pilar pembangunan infrastruktur pemerintah.
Dari bidang kesehatan, ada inovasi ACOPE (Atma Jaya Community Ophthalmology Program & Education) yang diwakili dr. Cisca Kuswidyati, Sp.M. Inovasi ini dibuat guna mencegah kebutaan di Indonesia, khususnya Indonesia Bagian Timur.
ACOPE menyediakan program pemeriksaan mata melalui metode RAAB (Rapid Assesment of Avoidable Blindness). Metode pemeriksaan mata survei cepat ini dikembangkan di pusat kesehatan mata internasional untuk mencegah kebutaan sejak dini.
Selain itu, proyek ini juga mengembangkan berbagai program terkait kesehatan mata, mulai dari manajemen penyakit mata, terapi, hingga pemeriksaan katarak.
-Kategori community development diwakili oleh Dodol dan Sirup Kojo dari Tim Peduli Mentawai serta Kripik Pongs Dusun Ponggang hasil pengabdian masyarakat Fakultas Teknik yang membantu pembuatan mesin keripik dan kemasan.
Selain itu, ada pula peserta yang membuat program pengolahan bagi lingkungan sekitar, seperti Pengolahan Limbah Rumah Tangga untuk Pupuk Kompos dan Pengelolaan Air Bersih dengan Budidaya Ikan Lele dari Sistem Aquaponic.
Tidak ketinggalan, Atma Jaya Warrior dari Fodim (UKM Forum Diskusi Mahasiswa) menunjukkan kegiatan mereka dalam melakukan pelatihan keterampilan atau bantuan sosial kepada kelompok masyarakat.
Terakhir, Charity Cancer Camp AMSA (Asian Medical Students Association), program bantuan bagi penderita kanker maupun dukungan bagi keluarga penderita kanker.
Dukungan Dunia Usaha
Selain pameran, program SE Marketplace juga diisi dengan rangkaian talkshow yang menghadirkan narasumber, baik dari praktisi maupun perusahaan yang bergerak dalam lingkungan beserta partisipan SE yang bergerak dalam bidang yang sama.
Talkshow pertama mengemukakan isu lingkungan dengan topik Social Entrepreneurship in Developing A Better Environment. Acara ini menghadirkan para pembicara seperti Bambang Ismawan (pendiri majalah Trubus dan Ketua Yayasan Bina Swadaya), Fazia (Waste4change, startup yang bergerak dibidang pengelolaan sampah), Tarno dari Rain Water Harvesting UAJ dan Fredi (Pengelolaan Limbah Rumah Tangga menjadi Pupuk Organik dan Aplikasinya).
Dalam pemaparan materinya, Faiza menjelaskan bahwa sampah merupakan masalah serius di Indonesia. Faktanya, tingkat daur ulang di Indonesia masih sangat rendah. Laut Indonesia adalah laut nomor dua terkotor di dunia.
“Pada tahun 2050, diperkirakan jumlah sampah di laut Indonesia akan melebihi jumlah ikan di dalamnya. Indonesia juga merupakan sungai dengan sampah terkotor nomor dua di dunia,” tuturnya.
Kepedulian tersebut yang membuat Waste4change berfokus pada empat program yaitu konsultasi, kampanye, manajemen pengelolaan sampah, dan daur ulang.
-Talkshow kedua bertema community development menghadirkan pembicara Vanessa Reksodipoetro (Yayasan Usaha Mulia), Debora R. Tjandrakusuma (PT. Nestle), Frederick E. Gaughana (BTPN Syariah), Ibu Eni dari Teknik Industri UAJ, dan Mang Ujang, tokoh desa Ponggang (community development di Ponggang).
Mang Ujang pun turut memberikan apresiasinya atas program pendampingan yang dijalankan Unika Atma Jaya di desa Ponggang.
“Kalau universitas lainnya biasanya hanya memberikan pelatihan, Atma Jaya memberikan pendampingan bagi (pemberdayaan) masyarakat Ponggang dengan tekun dan kesabaran,” ujarnya
Talkshow pamungkas dengan topik kesehatan menghadirkan dr.Sandy Qlintang (Kalbe Farma), Marinna Eka Amalila (Prodia), Sherine (Genetics Indonesia), dr.Cisca Kuswidyati, Sp.M, M.Sc dan dr.Edhyana, Ph.D (Atma Care for Thalassemia).
Elisabeth Rukmini, Ph.D, Wakil Rektor Unika Atma Jaya mengungkapkan, pihaknya ingin menciptakan kebutuhan akan social entrepreneur dalam masyarakat. Salah satu kuncinya dengan melakukan pendekatan pada masyarakat melalui praktik-praktik, tingkah laku dan pembuatan kebijakan.
“Melalui program ini, kami berupaya menemukan para pemangku kepentingan dan utamanya, masih butuh banyak dukungan dunia usaha, sehingga para pelaku social entrepreneurship makin tumbuh, berkembang dan berkelanjutan,” pungkasnya.