Advertorial

Kementerian PUPR Bangun Bendungan Sei Gong Untuk Menimalisir Krisis Air Baku di Batam

Kompas.com - 30/10/2018, 09:46 WIB

BATAM, KOMPAS.com - Pembangunan Bendungan Sei Gong yang berlokasi di Desa Sijantung, Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang menelan dana Rp 238,44 miliar ini dipercaya bakal menambah pasokan air baku bagi Batam, Kepulauan Riau (Kepri) yang saat ini diketahui hanya mengandalkan air hujan.

Selain itu Bendungan Sei Gong ini bakal menjadi salah satu bendungan andalan dalam meminimalisir krisis stok ketersediaan air baku vital bagi perkembangan Batam sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Kepri, sebab bendungan ini memiliki luas genangan air 355,99 hektar dengan kapasitas tampung 11,8 juta meter kubik.

Pertumbuhan ekonomi dan kepadatan penduduk yang terus meningkat, tentunya akan membutuhkan ketersedian air baku. Sementara saat ini kekurangan air baku sudah mulai dirasakan di baik di Batam maupun juga Kabupaten Bintan.

Suplai air baku di Pulau Batam utamanya memang berasal dari delapan bendungan yang sudah ada. Sehingga dibutuhkan tambahan pasokan air untuk mengantisipasi pertumbuhan ekonomi dan penduduk di pulau tersebut.

Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera IV Kepri Dr Ir Ismail Widadi MT ditemui di lokasi Bendungan Sei Gong Desa Sijantung Kecamatan Galang, Batam mengatakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktur Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Sei Gong yang dimaksudkan untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan air baku yang mendesak, baik untuk domestik maupun industri.

- -

Bendungan dengan kapasitas 11,8 juta m3 direncanakan untuk mensuplai air baku sebesar 400 liter per detik yang akan diolah di instalasi pengolahan air di Kota Batam.

Kebutuhan air baku di Batam pada 2020 mendatang diperkirakan mencapai 4.500 liter per detik, sementara saat ini masih ada kekurangan sekitar 750 liter per detik. Tentunya dengan kapasitas air baku yang mencapai 400 liter per detik, itu artinya hanya tersisa 350 liter per detik yang harus dipenuhi pemerintah.

Bendungan Sei Gong sendiri ditargetkan rampung pada akhir Desember 2018, mengingat sampai Oktober 2018 ini progres fisik bendungan telah rampung mencapai 92 persen. Dimana beberapa bagian bendungan yang utama sudah selesai, seperti tubuh bendungan, bangunan pengelak dan bangunan pelipah untuk mengontrol permukaan air.

Selain itu kantor, mushola dan bangunan-bangunan penunjang atau pendukung lainnya juga sudah selesai semua dan tinggal perapian jalan masuk menuju bendungan serta sejumlah finishing lokasi bendungan tersebut.

Di Batam sendiri ketersediaan air mengalami defisit hingga 490 liter per detik, sebab kebutuhan air baku lebih banyak dari pada suplainya. Artinya orang-orang di Batam menikmati air kalah dengan daerah lain yang tidak defisit, katakanlah orang-orang didaerah lain yang tidak defisit bisa mandi sehari lima kali, sementara di Batam tidak bisa.

Jadi misalnya kalaupun ada sulpai air baku dari Sei Gong 400 liter per detik, hari ini. Batam masih defisit sebesar 90 liter per detik, dan hal inilah yang menandakan bahwa Batam masih banyak sekali membutuhkan tampungan air di Batam dan di Kepri.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan Bendungan Sei Gong yang tengah dibangun pemerintah di Kota Batam, Kepri merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Dimana untuk pembangunan saluran air akan menggunakan dana BP Batam dan Pemerintah Daerah. Namun jika hal itu tidak mencukupi, APBN di Kementerian PUPR siap dialokasikan untuk mendukung pembangunan saluran.

- -

Air baku Bendungan Sei Gong ini nantinya akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Pulang Rempang dan Galang yang saat ini sangat sulit untuk mendapatkan air bersih. Sebab sumber air baku di Batam yang dipasok dari tujuh waduk dan satu embung yang ada saat ini belum cukup untuk memenuhi kebutuhan yang ada.

Sejak 2016 ketersediaan air baku di delapan bendungan itu tidak mencukupi kebutuhan Batam dan sekitarnya sehingga terjadi defisit 371 liter per detik dan akan bertambah mencapai 1.597 liter per detik pada 2020.

Tentunya keberadaan Bendungan Sei Gong yang berkapasitas 400 liter per detik dapat menutup defisit saat ini. Selain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air baku, bendungan ini juga dibangun sebagai fungsi konservasi Sumber Daya Air, pendidikan dan diharapkan menjadi salah satu destinasi wisata, seperti objek wisata air dan olahraga air di Kota Batam sendiri.

Khusus Pulau Batam dan pulau Kabupaten/Kota sekitarnya yang ada Provinsi Kepri, keberadaan bendungan bukanlah untuk keperluan irigasi, melainkan untuk keperluan air baku.

Untuk itu selain di pulau Batam, kedepan tidak menutup kemungkinan Kementerian PUPR melalui Ditjen SDA akan kembali membangun bendungan di Kabupaten/Kota lainnya yang ada di Kepri, seperti di Pulau Bintan yang direncakaan akan membangun Bendungan Busung dan Pulau Lingga yang direncanakan membangun Bendungan Jelutung.

Dan bendungan-bendungan yang akan dibangun itu, nantinya merupakan bendungan dari hasil inovasi-inovasi dari Seminar Nasional Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan 2018 yang didapat dari FGD dengan Amerika dan Jepang, yang telah dilakukan sebelumnya di Lombok dan kemarin di Kota Batam.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau