kabar mpr

Wakil Ketua MPR: Peran Ibu Penting untuk Jawab Tantangan Bangsa

Kompas.com - 30/10/2018, 17:48 WIB

Indonesia kini tengah menghadapi tantangan kebangsaan internal. Oleh karena itu Wakil Ketua MPR RI, Mahyudin mengingatkan seluruh elemen bangsa untuk mewaspadai tantangan itu.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Mahyudin mengingatkan akan pentingnya peran kaum ibu. Pendidikan awal memang dimulai dari rumah sehingga jika ibu memiliki wawasan kebangsaan dan pemahaman nilai luhur bangsa, maka hal itu akan menurun pada anaknya.

“Jangan remehkan peran dan kiprah ibu-ibu untuk kemajuan bangsa,” ujar Mahyudin dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Gedung Wanita Bina Rahayu Lembuswana, Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (30/10/2018).

Tantangan internal karena kesenjangan sosial

Dalam acara yang merupakan kerja sama MPR dengan Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Kalimantan Timur tersebut, Wakil Ketua MPR menyampaikan beberapa hal terkait tantangan kebangsaan dari sisi internal yang harus diwaspadai saat ini.

Ia menjelaskan, hal tersebut antara lain soal pengabaian terhadap kepentingan daerah serta munculnya fanatisme kedaerahan.

“Pengabaian dan disparatis seputar kesejahteraan daerah akan menimbulkan kecemburuan sosial dan timbulnya kesenjangan sosial,” kata dia.

Hal ini lanjutnya akan menimbulkan efek domino yakni munculnya perlawanan untuk merdeka dari NKRI. Contohnya ialah GAM di Aceh dan OPM di Papua yang mana daerahnya kaya, tetapi penduduknya malah tertinggal.

Salah satu cara mengatasinya ialah menerapkan pembangunan berlandaskan Pancasila sila kelima yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Ia melanjutkan, hal itu bisa dicapai dengan menerapkan otonomi khusus. Namun tidak semua daerah tidak perlu dibuat otonomi khusus, terlebih daerah dengan kekayaan sumber daya alam melimpah seperti Kalimantan Timur (Kaltim).

“Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pembangunan berlangsung efektif dan bermanfaat diperuntukkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran Rakyat Indonesia, khususnya Kaltim,” lanjut Mahyudin.

Kurangnya keteladanan dalam bersikap dan berperilaku

Tantangan bangsa selanjutnya menurut Mahyudin adalah kurangnya keteladanan dalam bersikap serta berperilaku dari sebagian pemimpin dan tokoh bangsa.

“Maraknya kepala-kepala daerah juga pejabat-pejabat publik lainnya yang terkena OTT KPK karena tersandung kasus korupsi adalah bukti makin minimnya keteladanan dari oknum-oknum pemimpin. Saking seringnya Indonesia sudah memasuki darurat korupsi,” kata dia.

Melihat fakta tersebut, ia menyampaikan bahwa integritas sangat dibutuhkan di Indonesia. Menurutnya integritas akan muncul dari kesadaran diri sehingga dapat memunculkan kesadaran bahwa jabatan adalah amanat, bukan untuk mencari kekayaan.

“Untuk mencapai ke sana, mulailah dari diri kita sendiri dan saat ini. Sebab kalau bukan dari kita, siapa lagi yang akan memulainya dan kalau tidak dimulai sekarang, kapan lagi?,” ujar Mahyudin.

Ia melanjutkan, hal itu bisa dimulai dari hal kecil misal bagaimana bersikap kepada lambang negara, bendera negara, dan bagaimana sikap ketika mendengarkan lagu kebangsaan.

Nantinya akan tertanam rasa cinta kepada bangsa, negara, dan rakyat akan terpelihara dari hal-hal yang dapat menyakiti mereka.

Hal inilah yang menurut Mahyudin memerlukan peran penting para kaum ibu untuk menjadi teladan serta mengajarkan kepada anak-anak mereka sejak dini agar kelak menjadi generasi penerus bangsa yang berintegritas.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com