Kilas

Kunjungi Stan Layanan Publik, Warga Apresiasi PKN Revolusi Mental 2018

Kompas.com - 30/10/2018, 22:31 WIB

KOMPAS.com– Tercatat 100 stan pameran dari Kementerian/Lembaga, Provinsi, dan Kabupaten/Kota mengikuti Pameran Inovasi Pelayanan Publik dalam pelaksanaan Pekan Kerja Nyata (PKN) Revolusi Mental.

Mereka hadir di sana untuk mempresentasikan perubahan pelayanan sebagai implementasi Revolusi Mental. Pameran itu sendiri berlangsung dari tanggal 26- 28 Oktober 2018 di gedung eks DPRD Provinsi Sulawesi Utara.

Salah satu stan yang mengundang perhatian dan antusiasime pengunjung adalah stan Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Stan ini memberikan layanan perekaman data e-KTP bagi masyarakat yang belum melakukan perekaman.

Baca jugaIni Alasan Sulut Jadi Tuan Rumah Acara Revolusi Mental

“Perekaman data e-KTP ini dibantu juga oleh Dinas Dukcapil dari kabupaten/kota Minahasa Utara, Manado, dan Tomohon” ujar Kabag Perencanaan Ditjen Dukcapil Kemendagri, Ade Trilius dalam keterangan resmi yang Kompas.com terima, Selasa (30/10/2018). 

Menurut Ade, hingga tanggal 28 Oktober 2018, ratusan pengunjung mendatangi stan Ditjen Dukcapil.

“Para pengunjung sangat antusias dan hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat untuk segera memenuhi kewajiban administrasi merekam data kependudukan. Kesadaran masyarakat untuk merekam data kependudukan merupakan aksi nyata dari Revolusi Mental” jelas Ade.

Hal ini diakui Mercy Dio. Salah satu pengunjung stan Ditjen Dukcapil mengungkapkan dirinya datang ke sana karena punya waktu luang sehingga bisa melakukan perekaman e-KTP.

“Karena diselenggarakan akhir pekan, maka saya tidak memerlukan izin khusus ke tempat saya bekerja.” jelas Mercy.

Selain mengunjungi stan Ditjen Dukcapil, Mercy juga mendatangi stan layanan imigrasi untuk pembuatan paspor dan layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

“Bahkan saya juga mengajak anggota keluarga lainnya untuk mendaftar di stan BPJS Kesehatan,” ungkapnya.

Baca jugaCapaian Revolusi Mental dalam 4 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK

Mercy menjelaskan, dirinya sangat bahagia dapat datang ke acara PKN Revolusi Mental 2018 ini. Menurutnya, berbagai stan yang dihadirkan sangat membantu ia dan masyarakat lainnya untuk mendapatkan layanan publik.

“Berbagai stan yang ada di PKN Revolusi Mental ini cerminan semangat melayani dari pemerintah dan saya senang karena berbagai pelayanan yang diberikan sangat cepat," paparnya.

Mercy berharap Pameran Inovasi Pelayanan Publik ini dapat secara rutin dilakukan. Dengan demikian, banyak masyarakat yang dapat menerima manfaat untuk mengakses layanan publik.

“Saya juga berharap dapat hadir berbagai inovasi lainnya sehingga pelayanan yang diberikan semakin mudah diakses oleh masyarakat” jelasnya.

Pemutaran film

Selain menghadirkan Pameran Inovasi Pelayanan Publik, PKN Revolusi Mental 2018 juga mengajak masyarakat untuk menonton pemutaran film bertemakan revolusi mental.

Pemutaran film bertemakan revolusi mental dalam pelaksanaan PKN Revolusi Mental 2018 di Lapangan Koni Sario dan eks Gedung DPRD Provinsi Sulawesi Utara.Dok. Humas Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Pemutaran film bertemakan revolusi mental dalam pelaksanaan PKN Revolusi Mental 2018 di Lapangan Koni Sario dan eks Gedung DPRD Provinsi Sulawesi Utara.
Tak cuma iu, masyarakat juga diajak berdiskusi dengan para aktor, sineas, maupun pengamat film yang dihadirkan dalam acara ini.

Tercatat ada beberapa film yang diputar dalam acara tersebut, yaitu Air dan Api, Lima, Jalan Raya Pipikoro, dan Darah Garuda. Acara pemutaran film ini dilakukan di Lapangan Koni Sario dan eks Gedung DPRD Provinsi Sulawesi Utara.

Baca jugaDigelar di Manado, Acara Revolusi Mental Dihadiri 15.000 Peserta

Salah satu pemain film Darah Garuda, Teuku Rifnu Wikana, yang ditemui di sela-sela pemutaran film menjelaskan, film tersebut menekankan arti persahabatan, persatuan, dan Pancasila.

“Kita semua juga harus memiliki kebersamaan, harus akur, harus punya nasionalisme yang tinggi," papar Rifnu.

Ini karena kemerdekaan yang sudah diraih Indonesia, kata Rifnu, bukanlah milik golongan tertentu, tetapi milik seluruh masyarakat Indonesia yang beragam.  Nilai dan semangat inilah yang selalu diperjuangkan oleh founding fathers kita. 

Rifnu berharap melalui acara pemutaran film ini, masyarakat Indonesia dapat memahami arti penting dari perjuangan pahlawan-pahlawan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.

Menurut dia, hasil yang kita petik saat ini merupakan buah dari pengorbanan dan jasa para pahlawan yang telah berjuang menghadapi para penjajah.

“Mental kita yang lemah karena harus disingkirkan dulu. Pelajari Indonesia secara utuh termasuk sejarahnya budayanya agar kita mampu mempertahankan kemerdekaan dan memajukan Bangsa Indonesia,” pungkasnya.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com