kabar mpr

Sesjen MPR Tekankan Pentingnya Sinergi Antar Protokoler Lembaga Negara

Kompas.com - 16/11/2018, 15:19 WIB

 

Sesjen MPR Ma’ruf Cahyono menyambut kehadiran 125 protokoler yang berasal dari berbagai lembaga negara, kementerian, instansi non-kementerian, dan pemerintah daerah.

“Selamat datang di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara V, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD”, ujarnya, Kamis, (15/11/2018).

Kehadiran para protokoler di ruangan yang biasa digunakan untuk menerima tamu MPR ini guna mengikuti kegiatan ‘Forum Koordinasi Protokoler Tahun 2018’yang berlangsung pada tanggal 15-16 November 2018 ini

Ma’ruf menggambarkan sosok protokoler sebagai insan serba tahu yang dapat menjawab segala jenis pertanyaan, sehingga mereka adalah sosok yang sangat luar biasa. Sebagai Sesjen MPR, ia mengucapkan terima kasih atas kedatangan para protokoler untuk mengikuti acara itu.

Forum yang digelar pertama kalinya ini disebut sebagai kegiatan yang sangat penting. Koordinasi dan komunikasi, menurut pria asal Banyumas, Jawa Tengah itu, merupakan tindakan yang membuat kehidupan menjadi lebih bermakna.

Ia pun membuat pengandaian bagaimana jadinya bila dalam keluarga, antara suami dan istri, ataupun orangtua dan anak, tidak terjalin komunikasi.

“Komunikasi dan koordinasi membuat hidup kita menjadi tersambung dengan yang lain,” tuturnya.

Sebagai acara yang menghimpun bagian protokol dari berbagai lembaga, Ma’ruf Cahyono mengharapkan pertemuan ini mampu mengakomodasi diskusi terkait keprotokolan.

Ia pun mengakui, meski ada aturan umum mengenai keprotokolan, setiap lembaga memiliki aturan keprotokolan tersendiri dengan karakteristik masing-masing. Oleh karena itu, diskusi ini perlu dilakukan guna membahas aturan keprotokolan yang belum dipahami pihak lain.

Ma’ruf mencontohkan, sebelum reformasi, MPR merupakan lembaga tertinggi. Kedudukan ini membuat segala hal yang berhubungan dengan MPR selalu ditempatkan nomer satu, mulai dari posisi duduk hingga nomer surat.

Reformasi membawa banyak perubahan bagi struktur pemerintahan. Kedudukan MPR pun kini berganti menjadi setara dengan lembaga lainnya. Hal semacam inilah yang bisa menjadi bahan diskusi dalam forum tersebut guna membahas keprotokolan antar lembaga negara selepas reformasi.

Keprotokolan diatur dalam regulasi yang bertujuan untuk menempatkan orang pada posisi dan rasa hormat. Aturan keprotokolan MPR RI termaktub dalam UU. No. 17 Tahun 2014 dan Tata Tertib MPR, sementara lembaga lain memiliki aturan protokol tersendiri.

Dari semua aturan yang dimiliki masing-masing lembaga, jelas Ma’ruf Cahyono, sinergisme perlu dilakukan, sehingga dapat mengakomodir kebutuhan semua lembaga tanpa menimbulkan masalah di lapangan.

Komunikasi antar protokoler setiap lembaga diperlukan guna membahas regulasi yang mampu dipahami seluruh pihak. Harapannya, forum ini dapat menghasilkan rekomendasi keprotokolan yang mampu memberi layanan yang bisa memuaskan semua pihak.

Ma’ruf Cahyono juga berharap, rekomendasi atau keputusan bersama bisa ditindaklanjuti dengan pertemuan selanjutnya secara intensif untuk mensinergikan semua hal yang terlibat dalam keprotokolan.

Ketua Panitia Acara Dyastasita WB mengungkapkan, forum ini merupakan kegiatan yang kali pertama diadakan bagi para protokoler. Forum sejenis seperti Forum Bakohumas telah diadakan, namun belum mencakup keseluruhan protokeler lembaga kenegaraan.

“Protokoler ‘kan nge-lead setiap kegiatan yang ada,” ujarnya.

Menurut Dyastasita, acara ini merupakan langkah awal hadirnya forum protokoler, sekaligus sebagai sarana diskusi terkait tugas keprotokolan.

“Misalnya kita menjadi tahu bahwa tempat duduk Ketua Partai ditempatkan di belakang Menteri,” tuturnya.

Dinamika yang muncul dalam forum dapat menjadi aspirasi untuk membuat aturan yang lebih bagus ke depannya. Dyastasita juga menerangkan, acara ini juga bertujuan untuk mempertemukan protokoler dari berbagai lembaga dan membuat mereka bisa menjalin komunikasi dengan lebih lancar.

Ia pun mengharapkan hadirnya sebuah rekomendasi untuk dapat diteruskan ke forum yang lebih produktif lagi di masa depan.

“Forum ini masih embrio, belum seformal Forum Bakohumas”, pungkasnya.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau