Advertorial

Bekraf Festival 2018: Rekam Jejak Kiprah Bekraf Dalam Kemasan Festival Tahunan

Kompas.com - 19/11/2018, 10:21 WIB

Pertengahan November, Bekraf akan menggelar Bekraf Festival 2018 untuk mensosialisasikan program-program unggulan yang dilaksanakan sepanjang tahun ini.

Warga Surabaya tengah berbunga-bunga hatinya. Belum lama ini, ibukota provinsi Jawa Timur tersebut berhasil menyabet tiga penghargaan berskala internasional, yaitu Lee Kuan Yew World City Prize kategori Special Mention, Global Green City dari PBB, serta Learning City dari UNESCO. Dari atas mobil yang ditumpanginya, Tri Rismaharini—walikota Surabaya, memamerkan penghargaan tersebut kepada warga Surabaya dalam sebuah arak-arakan keliling kota.

Di kota yang tengah diliputi suasana bungah inilah, Bekraf Festival 2018 akan digelar pada 15-17 November mendatang. Tepatnya mengambil lokasi di Grand City Convention and Exhibition Hall yang berada persis di jantung kota Surabaya. Selama 3 hari penuh, Surabaya akan menjadi tuan rumah acara Bekraf Festival yang menampilkan rekam jejak kiprah Bekraf di sepanjang tahun 2018.

Jurnal Perjalanan Bekraf

Sesuai konsep acaranya, Bekraf Festival diadakan setiap tahun secara berkeliling di ibukota-ibukota provinsi di Indonesia. Meski tidak menutup kemungkinan akan diadakan di Jakarta, namun Bekraf mengutamakan pelaksanaan Bekraf Festival di kota-kota selain Jakarta, yang juga memiliki angka kegiatan ekonomi kreatif (Ekraf) cukup tinggi. Tahun 2017 lalu, Bekraf Festival digelar di Bandung. Tahun ini, Surabaya terpilih menjadi lokasi penyelenggaraan Bekraf Festival karena berbagai faktor.

Menurut Poppy Savitri, Direktur Edukasi Bekraf, Surabaya terpilih menjadi lokasi digelarnya Bekraf Festival karena kota ini dinilai sebagai salah satu kota yang mendukung penuh kemajuan Ekraf. Berdasarkan survei ekonomi oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Surabaya memiliki jumlah usaha kreatif dengan jaringan usaha tunggal terbesar di Indonesia. Pemetaan usaha Ekraf untuk 99 kota di Indonesia juga menunjukkan bahwa Surabaya memiliki potensi usaha kreatif yang menduduki urutan lima teratas.

“Selain itu, kota Surabaya juga telah meraih berbagai penghargaan, sehingga layak menjadi inspirasi bagi banyak pelaku kreatif. Tahun ini, Surabaya juga terpilih untuk menjadi tuan rumah acara Internasional Startup Nations Summit (SNS), sehingga Ibu Risma selaku Walikota Surabaya menyarankan untuk menggabungkan jadwal Bekraf Festival dengan SNS. Jadi, pengunjung SNS juga bisa sekaligus singgah ke acara Bekraf Festival 2018,” Poppy memaparkan.

Seperti apa penyelenggaraan acara Bekraf Festival? Sesuai pemaparan Ricky Joseph Pesik, Wakil Kepala Bekraf, Bekraf Festival sebenarnya adalah semacam laporan publik tahunan yang disampaikan oleh Bekraf kepada masyarakat Indonesia. Jadi, ini adalah laporan terbuka kepada publik untuk memamerkan sekaligus mengintroduksi program-program yang telah dilakukan Bekraf sepanjang tahun.

Dalam ajang Bekraf Festival, pengunjung bisa melihat apa saja program yang sudah dilakukan ataupun tengah dilaksanakan oleh Bekraf, baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional. Menariknya, selain presentasi program, pengunjung juga bisa berkenalan dan berinteraksi dengan para pelaku kreatif dari berbagai bidang, yang selama ini didukung oleh Bekraf.

“Dengan menggelar Bekraf Festival, kami ingin membuat masyarakat lebih paham akan tugas, fungsi, dan sasaran-sasaran Bekraf. Termasuk juga mengenal apa saja program-program Bekraf dan mengapa program tersebut dibuat. Selain itu, kami juga hendak menciptakan kesempatan terbentuknya networking di kalangan pelaku Ekraf,” jelas Ricky.

Jangan bayangkan Bekraf Festival hanya akan diisi oleh acara pameran dan presentasi yang sifatnya satu arah. Sebaliknya, akan ada banyak pilihan acara yang sifatnya interaktif, seperti diskusi, workshop, dan talkshow bersama para pakar dan pelaku Ekraf yang selama ini turut menjalankan program Bekraf. Serunya lagi, akan ada pula acara pemutaran film, pertunjukan musik, serta fashion show yang semuanya menampilkan produk-produk kreatif hasil kolaborasi dengan Bekraf.

“Konsep Bekraf Festival ini memang mengedukasi masyarakat mengenai ekonomi kreatif, dengan cara yang menyenangkan dan menginspirasi. Kalau caranya membosankan, tentu tak banyak yang tertarik. Kami berharap akan ada lebih banyak lagi anak muda yang berkarya di bidang ekonomi kreatif di masa depan,” jelas Poppy.

Berkaca pada tingginya animo masyarakat pada gelaran acara serupa di tahun 2017, tahun ini Bekraf menargetkan jumlah pengunjung Bekraf Festival 2018 akan mencapai 50 ribu orang.

Sarat Program Unggulan

Dalam ajang Bekraf Festival 2018, 6 deputi yang ada di Bekraf masing-masing akan menampilkan program-program unggulan yang telah dilakukan di sepanjang tahun 2018. Jika ditotal, akan ada 45 program yang dipresentasikan kepada pengunjung, mulai dari program yang terkait dengan pengembangan di bidang film, desain, pendanaan usaha, hingga program yang mendukung bisnis di bidang kuliner.

Deputi 1 (Riset, Edukasi, dan Pengembangan) Bekraf misalnya, akan menampilkan program Coding Mum, yaitu sebuah program pendidikan dan latihan yang ditujukan bagi para ibu rumah tangga, penyandang disabilitas, dan tenaga kerja lainnya untuk mempelajari ilmu coding atau pemrograman komputer, agar kelak bisa bekerja sebagai programmer dan meningkatkan taraf hidup mereka.

Selain itu akan ditampilkan pula program Indonesia Trend Forecasting (ITF), Creative Training & Education (CREATE), Bekraf Festival, ORBIT, Inovatif dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON), Docs By The Sea, BISMA Goes to Get Member (BIGGER), Bekraf Animation Conference (BEACON), Bekraf Creative Labs (BCL), dan Bekraf Information System in Mobile Application (BISMA).

Sesuai namanya, Deputi 2 (Akses Permodalan) akan mempresentasikan sejumlah program yang terkait dengan bantuan akses permodalan bagi para pelaku Ekraf. Salah satunya adalah Business Matching, yang merupakan program untuk mempertemukan para pelaku Ekraf dengan pihak perbankan dan memberikan mereka akses kepada pembiayaan yang ditawarkan oleh sektor perbankan.

Deputi 2 juga akan menampilkan program Bekraf Financial Club (BFC), Seri Kelas Keuangan, Derap Ekrafpreneur Hasanah Mulia (DEUREUHAM), Bantuan Insentif Pemerintah (BIP), Food Startup Indonesia (FSI), Akatara Indonesian Film Financing Forum (AKATARA), Go Startup Indonesia (GSI), Go Startup Championship (GSC), dan Get Funded.

Dari Deputi 3 (Infrastruktur), pengunjung Bekraf Festival 2018 bisa menyaksikan hasil program utamanya, yaitu Bantuan Pemerintah (Banper), dalam bentuk pembangunan sejumlah infrastruktur fisik ruang kreatif, sarana ruang kreatif, serta pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang mampu menunjang kegiatan Ekraf di berbagai wilayah.

Bukan hanya infrastruktur fisik, Deputi 3 juga memanfaatkan peranti dan aplikasi daring sebagai infrastruktur komunikasi yang bisa dipakai secara mandiri oleh pelaku Ekraf di Indonesia. Ini bisa dilihat penerapannya dalam program Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I). Dari Deputi 3 ada pula program Bekraf for Pre-Startup (BEKUP) dan Bekraf Developer Day (BDD).

Salah satu upaya yang dilakukan Deputi 3 adalah menggelar ajang eksibisi dan diskusi game nasional tahunan, Bekraf Game Prime. Dalam acara yang menghadirkan ribuan developer game dan praktisi industri game ini, Bekraf berupaya membangun ekosistem game di tanah air, agar para pelaku dapat saling berbagi tips mengenai berbagai hal terkait game.

Robbi Baskoro—salah satu pendiri Duniaku.network, sebuah situs yang mengulas dunia game, geek, gadget, dan komik, menilai ajang Bekraf Game Prime mampu menghadirkan aura positif bagi perkembangan industri game di Indonesia.

“Dalam eksibisi tersebut, panitia yang berasal dari Asosiasi Game Indonesia akan melakukan kurasi bagi para pelaku bisnis game. Kami beri panggung untuk game-game berkualitas. Selain pameran, Game Prime juga menggelar konferensi bisnis hingga kompetisi game,” jelasnya.

Selanjutnya, Deputi 4 (Pemasaran) akan menampilkan sejumlah program yang berperan memperluas pasar produk dan jasa kreatif Indonesia, baik di pasar lokal maupun global.

Di dalam negeri, ada program "Kini Indonesia" di Metro TV yang mempromosikan jasa dan karya kreatif. Ada juga Kreatorial, sebuah rubrik reguler di surat kabar nasional terkemuka. Rubrik ini menyajikan informasi terbarukan mengenai perkembangan Ekraf di Indonesia dan edukasi lainnya terkait sektor Ekraf. Selain itu ada pula ajang Kreatifood yang merupakan wadah bagi pecinta kuliner nusantara untuk memamerkan dan memasarkan produknya ke masyarakat lokal.

Untuk membantu memasarkan produk Ekraf ke pasar global, Deputi 4 juga rajin mengikutsertakan produk-produk binaan Bekraf ke berbagai ajang festival, pameran, dan marketplace berskala internasional. Beberapa di antaranya yang telah diikuti pada tahun 2018 adalah South by Southwest, New York Now, Salone Del Mobile, dan Venice Art Biennale.

Minikino—organisasi Festival Film Pendek Internasional yang berbasis di Bali, misalnya, bulan Maret lalu mengikuti ajang South by Southwest (SXSW) di Austin, Texas, Amerika Serikat. Di ajang yang merupakan festival seni kreatif dan teknologi terbesar di dunia tersebut, Minikino menampilkan sejumlah film pendek dan foto-foto tentang kegiatan mereka di Indonesia.

Fransiska Prihadi, Direktur Program Minikino, mengungkapkan bahwa kesempatan ini cukup unik, karena umumnya dukungan pemerintah diberikan kepada para pembuat film, dan bukan untuk mempromosikan sebuah festival film.

“Hal ini kami rasa positif dan strategis, karena dengan membawa Minikino yang merupakan ajang festival film pendek berskala internasional di Indonesia, kami bisa mulai mencari posisi Indonesia dalam kancah festival film dunia. Semoga ke depan, kualitas filmnya lebih bagus, para pembuat filmnya semakin membuka diri untuk berjejaring dan mencari referensi sebanyak-banyaknya,” ujar Fransiska.

Dalam berbagai ajang di dalam dan luar negeri tersebut, Deputi 4 mempromosikan produk dan pelaku Ekraf Indonesia dalam stan yang dinamakan Paviliun Indonesia. Bisa dikatakan, ini merupakan “etalase” aneka produk Ekraf Indonesia yang diusung oleh Bekraf dalam berbagai perhelatan nasional dan internasional, yang telah melalui proses kurasi dari segi kualitas, keunikan, harga, dan sebagainya.

Deputi 5 (Fasilitasi HKI dan Regulasi) yang bertanggung jawab untuk membangun kesadaran serta ekosistem Hak Kekayaan Intelektual (HKI), juga memiliki sejumlah program andalan untuk mendukung Ekraf. Termasuk di antaranya adalah program penyediaan informasi tentang HKI dalam bentuk aplikasi, membentuk Satgas anti-pembajakan, menghadirkan para konsultan HKI untuk memberikan konsultasi gratis, serta memfasilitasi pendaftaran HKI bagi para pelaku Ekraf.

- -

Selain itu, Deputi 5 juga menyediakan fasilitas untuk sertifikasi profesi bagi pelaku Ekraf, membantu pembentukan regulasi daerah terkait pengembangan Ekraf, dan juga membantu pendirian badan hukum untuk usaha Ekraf. Bila selama ini kesulitan memperoleh informasi mengenai seluk-beluk pengurusan HKI dan sertifikasi profesi, maka pengunjung Bekraf Festival 2018 akan dengan mudah mendapatkannya di acara tersebut.

Yang terakhir adalah Deputi 6 (Hubungan Antarlembaga dan Wilayah). Deputi ini berperan membangun ekosistem Ekraf di Indonesia dengan melibatkan segenap pemangku kepentingan, baik di dalam maupun luar negeri. Beberapa program yang ditampilkan Deputi 6 adalah Koperasi Karya IKKON Bersama (KOPIKKON)—yaitu koperasi untuk mewadahi para pelaku Ekraf alumni program IKKON, serta program Bekraf Satu Pintu—yang merupakan sebuah mekanisme untuk mempermudah layanan Bekraf kepada masyarakat luas.

Ajang World Conference on Creative Economy (WCCE) 2018 yang baru saja digelar di Bali juga merupakan inisiatif Bekraf yang dilaksanakan oleh Deputi 6. WCCE 2018 adalah konferensi Ekraf berskala internasional yang untuk pertama kalinya diadakan di dunia. Konferensi ini mempertemukan perwakilan dari pemerintah, pengusaha, think tank, komunitas, organisasi internasional, media, serta para ahli di bidang Ekraf.

- -

Konferensi ini merupakan salah satu langkah yang menandai keseriusan Bekraf untuk berkolaborasi dengan negara-negara di dunia dalam mengembangkan sektor Ekraf. Poin-poin kesepakatan yang dihasilkan oleh WCCE akan turut mempengaruhi iklim Ekraf di dalam dan luar negeri.

Kiprah Bekraf Tahun Mendatang

Di masa depan, Bekraf akan terus melanjutkan berbagai program unggulan dari masing-masing kedeputian dengan intensitas yang disesuaikan oleh kebutuhan serta iklim Ekraf di dalam negeri dan dunia. Potensi sektor Ekraf di negara kita memang amat menjanjikan dan tak bisa dipandang sebelah mata, sehingga perlu terus digarap secara serius dari waktu ke waktu.

Meski subsektor Fesyen, Kriya, dan Kuliner masih menjadi subsektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian di industri kreatif, Bekraf secara konsisten akan terus memberikan dukungan pada subsektor-subsektor Ekraf lainnya di dalam negeri.

Mengutip riset IMF, posisi perekonomian Indonesia tahun 2016 berada di peringkat 8 dengan total Produk Domestik Bruto (GDP) 3.028 miliar dolar AS. Sejalan dengan riset tersebut, lembaga konsultan jasa PWC memprediksi Indonesia mampu menjadi negara superpower peringkat kelima dunia pada tahun 2030 dan peringkat keempat dunia pada 2050, dengan bermodalkan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi serta momentum bonus demografi.

Posisi tersebut akan menjadikan Indonesia sebagai big emerging market, mengingat posisi Indonesia saat ini yang merupakan negara dengan level perekonomian terkuat di Asia Tenggara. Indonesia juga memiliki potensi lain di sektor Ekraf yang terus tumbuh dan berkembang, dilihat dari kontribusinya terhadap perekonomian nasional.

BPS mencatat, sektor Ekraf berkontribusi sebesar 922 triliun, atau sekitar 7,44% terhadap perekonomian nasional di tahun 2016. Tahun lalu, PDB Ekraf diperkirakan sudah mencapai lebih dari 1.000 triliun rupiah. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga di atas 1.200 triliun pada tahun 2019.

Potensi inilah yang ingin dikembangkan oleh pemerintah, salah satunya dengan mengoptimalkan fungsi Bekraf. Pembentukan dan pemberdayaan Bekraf membuat Indonesia berdiri sejajar dengan sejumlah negara maju di dunia yang mulai fokus menggarap potensi Ekraf secara serius, seperti Inggris, Korea Selatan, dan Australia.

Kalau saat ini dunia dilanda “demam K-Pop” dan mengidolakan oppa-oppa dari Korea, boleh jadi beberapa tahun lagi, dengan keseriusan kerja Bekraf dan para pelaku kreatif, dunia akan dilanda “demam dangdut” dan mengidolakan sosok mas-mas asal Boyolali. ?

 

Konsep Bekraf Festival ini memang mengedukasi masyarakat mengenai ekonomi kreatif, dengan cara yang menyenangkan dan menginspirasi. Kalau caranya membosankan, tentu tak banyak yang tertarik. Kami berharap akan ada lebih banyak lagi anak muda yang berkarya di bidang ekonomi kreatif di masa depan.

—Poppy Savitri
[Direktur Edukasi Bekraf]

 

Dengan menggelar Bekraf Festival, kami ingin membuat masyarakat lebih paham akan tugas, fungsi, dan sasaran-sasaran Bekraf. Termasuk juga mengenal apa saja program-program Bekraf dan mengapa program tersebut dibuat. Selain itu, kami juga hendak menciptakan kesempatan terbentuknya networking di kalangan pelaku ekraf.

—Ricky Pesik [Wakil Ketua Bekraf]

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau