KOMPAS.com – Untuk mengatasi anjloknya harga kopra, Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey merancang program jangka panjang untuk mengembangkan industri minyak goreng kelapa skala kelompok tani.
Kepedulian Olly terhadap petani kelapa ini dilakukan dengan memberikan bantuan sebanyak 12 unit mesin produksi minyak kelapa untuk kelompok tani. Dua diantaranya termasuk bantuan tempat pengolahan kelapa.
Kelompok tani tersebut pun sudah menggunakan bantuan itu untuk mengelola industri minyak goreng kelapa pada tahun.
Adapun pada 2019 nanti Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut akan memberikan bantuan dengan jumlah lebih besar, yaitu sebanyak 23 unit mesin beserta tempat pengolahan senilai Rp 7 miliar.
"Mesin produksi ini bakal menghasilkan minyak goreng berkualitas baik dan tidak bau tengik sehingga bisa diserap pasar," ucap Olly, dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Selasa (27/11/2018)
Olly menuturkan, pemerintah dapat membuat regulasi dalam rangka meningkatkan penghasilan petani kelapa di Sulut. Namun, sebelumnya kualitas minyak kelapa harus ditingkatkan. Misalnya, minyak kelapa yang dihasilkan harus bebas bau.
"Mutu minyak kelapa harus ditingkatkan kemudian pemerintah buat regulasi," kata Olly.
Lebih lanjut Olly mengatakan, mesin produksi minyak kelapa itu dibagikan khusus untuk kelompok tani karena minyak kelapa tidak bisa diproduksi secara massal.
"Minyak kelapa tidak boleh diproduksi secara massal karena bisa menghasilkan bau yang tidak enak, sehingga harus diproduksi secara terbatas," beber Olly.
Selain pemberian mesin produksi, langkah lain juga dilakukan Pemprov Sulut untuk meningkatkan nilai jual produk turunan dari kelapa. Salah satunya mengadakan pertemuan yang diikuti seluruh daerah penghasil kelapa di Indonesia.
"Pemerintah sudah melakukan pertemuan di Sulawesi Utara yang diikuti seluruh propinsi dan kabupaten penghasil kelapa dengan asosiasi pengusaha kelapa se-Indonesia yang dihadiri juga asosiasi kelapa internasional," tandas Olly.
Menurut Olly, pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan nilai jual kelapa dan sawit dengan mengolahnya menjadi bahan bakar pada tahun depan.
"Presiden Jokowi sudah merespon dengan kebijakan minyak nabati dibuat Solar B20 untuk Tahun Anggaran 2019," terang Olly.
Menariknya, Olly juga menerangkan adanya kerjasama Pemprov Sulut, Balit Palma dan LIPI untuk menghasilkan bibit kelapa dengan membangun laboratorium kelapa. Langkah tersebut dinilai akan menopang lahirnya industri kelapa terpadu yang menarik minat para investor ke Sulut.
"Peningkatan kualitas tanaman kelapa terus dilakukan. Saat ini Pemprov Sulut, Balit Palma dan LIPI sedang membangun laboratorium kelapa di Mapanget," tutup Olly.