kabar mpr

HNW Tawarkan Produk Strategis Indonesia Pada Oman

Kompas.com - 05/12/2018, 18:33 WIB

Perbedaan jarak tak menghentikan Indonesia dan Oman untuk menjalin persahabatan dan kerja sama. Persahabatan tersebut telah terpelihara sejak dahulu kala, saat para saudagar Kesultanan Oman berlayar ke nusantara untuk berniaga.

Sebagai bangsa dengan masyarakat yang mayoritasnya beragama Islam, kedatangan mereka pun sekaligus menyebarkan ajaran agama Islam. Jalinan tersebutlah yang membuat hubungan antara Indonesia dan Oman tetap berjalan baik.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) saat bertandang ke Majelis Negara Oman (MNA) yang berlangsung pada 2-4 Desember 2018 di Muskat, Oman.

-- -

HNW hadir bersama rombongan delegasi MPR lain seperti Abdul Fikri Faqih dari Fraksi PKS, Muhammad Syafruddin dari Fraksi PAN, serta Duta Besar Indonesia Mustafa Taufik Abdul Lathif, yang diterima oleh Ketua MNA Yahya bin Mahfudz Al Mudziri.

Wakil Ketua MPR ini mengabarkan kepada Yahya mengenai berbagai perkembangan dan perak aktif Indonesia dalam menciptakan perdamaian dan ketertiban dunia. “Indonesia memberi solusi kemanusiaan dan kemerdekaan bagi masalah Rohingya dan Palestina,” ujarnya.

Menerima tamu dari jauh, Yahya mengungkapkan kebahagian dan menyambut dengan ramah. Dirinya mengatakan bahwa Kesultanan Oman dibawah Sultan Qobus bin Said Al Muadzhdzham terus mempererat kerja sama Indonesia-Oman. “Saya sepakat dengan Indonesia bahwa Indonesia-Oman harus berperan penting untuk membangun keamanan dan perdamaian dunia,” paparnya.

-- -

Selain menyambangi MNA, HNW juga melakukan kunjungan ke Kementerian Luar Negeri Oman. Disana, dirinya diterima Deputi Menteri Luar Negeri Oman Bidang Diplomasi, Muhammad bin Awad Al Hasan. Kepada Hasan, dirinya mengatakan perlunya kedua negara untuk meningkatkan kerja sama.

HNW mengungkapkan Indonesia tengah mengembangkan industri strategis dengan produk yang berkualitas. Produk ini bahkan sudah dipasarkan dan digunakan di negara lain seperti Filipina dan Thailand. Sektor inilah yang diharapkan perlu ditingkatkan kerja samanya. “Kesultanan Oman dapat melihat produk dari Indonesia. Bila cocok bisa dibeli,” ujar pria asal Klaten, Jawa Tengah itu.

-- -

Di negara bermata uang rial itu, HNW pun menyempatkan bersilaturahmi dengfan ulama Oman, Syaikh Kahlan bin Nabhan Al Kharushiy. Pada pertemuan tersebut, dirinya menyampaikan berbagai kabar tentang dinamika umat Islam di Indonesia. Dirinya ingin umat Islam memiliki pendidikan tinggi dan menyampaikan bahwa Indonesia membuka kerja sama pendidikan dengan negara lain.

Menurut HNW, kerja sama perguruan tinggi antar kedua negara pun perlu ditingkatkan. Cara memperkuat kerja sama tersebut menurutnya adalah dengan memperkuat dan mengembangkan seminar, muktamar, studi banding, pertukaran pelajar, dan beasiswa uang memberikan manfaat, kebaikan, dan demi kepentingan bersama.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau