Kilas

Gandeng Bakrie dan Brother, Jateng Segera Luncurkan Bus Listrik

Kompas.com - 06/12/2018, 18:00 WIB


KOMPAS.com
- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menggandeng PT Bakrie & Brother Tbk (BNBR) untuk mengembangkan angkutan umum ramah lingkungan berupa bus listrik. Rencananya, tahun depan bus listrik ini sudah akan melayani masyarakat di Jawa Tengah.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, proyek transportasi bus listrik tersebut merupakan tindak lanjut atas pertemuannya dengan perusahaan BNRB beberapa waktu lalu.

"Pihak PT BNRB sudah bertemu saya dan ingin uji coba dahulu. Maka kami persilahkan mereka untuk melakukan uji coba," kata Ganjar di Semarang, Kamis (6/12/2018), seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima.

Saat ini, kata dia, pihak PT BNRB pun sudah mulai melakukan uji coba di Jawa Tengah.

"Uji coba dilakukan untuk melihat berbagai hal, termasuk penjajakan seperti fisibilitasnya, manajemenya, cara bayarnya nanti seperti apa hingga pada penentuan tarif. Target kami pertengahan tahun depan proyek ini bisa berjalan," ucapnya.

Proyek bus listrik dengan menggandeng PT BNRB ini, lanjut Ganjar, merupakan salah satu dari upaya Pemprov Jateng melakukan proyek aglomerasi transportasi umum di Jateng.

"Ini salah satunya, karena ini dari swasta yang berinisiatif untuk bekerjasama dengan kami, maka kami buka ruang untuk mereka," tambahnya.

Nantinya, lanjut Politisi PDI Perjuangan itu, Pemprov Jateng akan pula menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek ini.

"Pasti akan kami siapkan, karena ini listrik kan, jadi harus ada tempat-tempat chargernya, harus ada di mana tempatnya nanti akan kami siapkan," pungkasnya.

Ganjar berharap proyek ini akan terealisasi dengan baik sehingga akan menjadikan Jateng lebih hebat dalam hal penyediaan transportasi umum yang baik dan ramah lingkungan.

Di lain sisi, Direktur Utama BNBR Bobby Gafur Umar menjelaskan saat ini perseroan memang sedang mengembangkan bus listrik untuk mendorong transportasi ramah lingkungan di Jawa Tengah.

"Kerja sama dengan Jawa Tengah ini nantinya untuk trayek Semarang Raya dan Solo Raya. Saat ini kami sedang lakukan uji coba," kata dia.

Bobby menargetkan kajian ini bisa selesai pada kuartal I 2019. Ini diharapkan bisa mempermudah hubungan antar kota dengan bus yang ramah lingkungan.

"Jateng ini pertama, setelah Jawa Tengah, Pulau Bali kami bidik menjadi tempat berikut untuk bus listrik ini," terangnya.

Bobby menerangkan, bus listrik menjadi salah satu kendaraan masa depan yang akan membantu mengatasi permasalahan polusi udara di kota-kota besar. Ia mengatakan pula telah bekerja sama dengan perusahaan bus China dalam penyediaan bus listrik.

"Untuk hal ini, kami bekerja sama dengan perusahaan bus listrik terbesar di China bernama BYD. Teknologinya maju sekali. Ketika charge bus 2,5 jam itu bisa untuk menempuh jarak sekitar 250 kilometer (km)," lanjutnya.

Sementara itu, untuk Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), pihaknya bermitra dengan Karoseri Nusantara Gemilang yang beroperasi di Jalan Raya Kudus-Demak km 5.

"Terkait TKDN, kami kerja sama dengan Nusantara Gemilang, pengusaha lokal di Kudus untuk perakitan karoseri body-nya," pungkasnya.

Galakan sistem aglomerasi transportasi umum

Sejak memimpin Jateng pada 2013 silam, Ganjar begitu gencar menggalakkan sistem aglomerasi transportasi umum tersebut untuk memudahkan mobilisasi masyarakat antar daerah di Jawa Tengah.

Hal pertama yang dilakukan Ganjar adalah membuat Bus Rapid Transit (BRT) yang menghubungkan Semarang-Bawen pada 2017 lalu. Kemudian diikuti dengan peluncuran BRT Purwokerto-Purbalingga pada Agustus 2018 lalu yang menghubungkan beberapa daerah dengan rute sepanjang 26,4 kilometer (km).

Tidak hanya jalur darat, mantan anggota DPR RI ini mengebut pembangunan transportasi udara. Tercatat saat ini, sejumlah bandara di wilayah Jawa Tengah dibangun kembali oleh Pemprov Jateng bersama kementerian terkait.

Di antaranya yang sudah berjalan adalah pembangunan Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, Bandara Dewandaru Karimunjawa, Bandara Ngloram Cepu Blora dan Bandara Jenderal Sudirman Purbalingga.

Dari sektor perkeretaapian, Ganjar bersama PT Kereta Api Indonesia pun mengembangkan sejumlah trayek kereta api yang menghubungkan wilayah Jateng.

Contoh, baru saja diluncurkan KA Joglosemarkerto yang menghubungkan Yogyakarta, Solo, Semarang-Purwokerto. Sejumlah jalur kereta api yang lama mati kini juga sedang menunggu giliran untuk diaktifkan kembali.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau