Advertorial

Kemenpar Dukung Rute Singapura-Belitung Lewat Sales Mission

Kompas.com - 09/12/2018, 13:45 WIB

JAKARTA – Sejak 29 Oktober lalu, akses udara Belitung semakin oke. Sebab, Garuda membuka direct flight ke Singapura. Untuk mendukung rute ini, Kementerian Pariwisata menggelar sales mission di Singapura. Tepatnya di Furama City Center, Kamis (6/12).

Sales Mission Belitung and Beyond ini diikuti 13 travel agent dan travel operator (TA/TO) asal Belitung. Targetnya adalah 30 buyers di Singapura.

Selain itu, Kementerian Pariwisata juga mengadakan Product Presentation Belitung and Beyond, Jumat (7/12). Kegiatan ini untuk para Frontliner TA/TO Singapore. Tepatnya 15 frontliner. Mereka ini adalah ujung tombak informasi yang akan menjual destinasi Belitung di Singapura Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Ni Wayan Giri Adnyani, pasar Singapura sangat menggoda buat Indonesia.

“Singapura adalah negara yang memiliki jumlah penduduk sekitar 5,6 juta. Tahun 2017, jumlah wisman Singapura yang datang ke Indonesia mencapai 1.512.813 orang. Jumlah ini naik 2,72% dari tahun 2016. Sebanyak 1.472.767 wisman,” terang Ni Wayan Giri.

Dijelaskannya, meski mengalami kenaikan jumlahnya sangat kecil. Hal ini menjadi catatan bagi Kementerian Pariwisata. Khususnya untuk me-maintain pasar utama.

“Bagaimana caranya? Tentu dengan memperkenalkan destinasi baru. Kita jua harus memperbanyak kegiatan selling, serta menjual paket wisata yang kompetitif,” paparnya.

Bagi Indonesia, Singapura sangat strategis. Selain menjadi hub internasional, Negeri Singa juga menjadi salah satu pasar prioritas Indonesia. Maklum lokasinya yang sangat dekat. Selain itu, Singapura juga memiliki beberapa titik cross border dengan Indonesia. Dua yag terdekat adalah Batam dan Bintan di Kepulauan Riau.

“Indonesi harus bisa memanfatkan situasi. Singapura minim atraksi wisata. Ini juga menjadi potensi untuk mempromosikan kekayaan alam dan budaya Indonesia. Kita memiliki banyak kekayaan alam dan budaya, dan sangat beragam. Itulah yang harus dimanfaatkan,” paparnya.

Sedangkan Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Masruroh mengatakan, sales mission ini bertujuan mempromosikan pariwisata Indonesia khususnya Belitung.

“Kegiatan ini merupakan sarana promosi kepariwisataan. Kita memberikan pengetahuan produk-produk wisata Belitung kepada para frontliner TA/TO di Singapura. Harapannya, mereka dapat memberikan informasi produk wisata Belitung kepada wisatawan Singapura yang hendak membeli paket wisata Belitung,” paparnya.

Secara umum, kegiatan ini juga untuk mempromosikan destinasi wisata dan keanekaragaman budaya Indonesia. Tentunya sebagai magnet untuk menarik minat masyarakat Singapura untuk datang ke Indonesia.

“Goalnya adalah pencapaian target kunjungan wisman tahun 2018, serta mendukung pencapaian target kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2019,” terang Masruroh yang biasa disapa Iyung.

Iyung menilai Belitung punya potensi yang sangat luar biasa. Apalagi alamnya sangat keren. Iyung mencontohkan Tanjung Kelayang.

“Rasa-rasanya tidak ada yang membantah jika Tanjung Kelayang ini keren. Buktinya, Tanjung Kelayang telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata. Jadi memang destinasi ini sangat luar biasa,” paparnya.

Pentingnya posisi Singapura untuk Indonesia juga diakui Menteri Pariwisata Arief Yahya.

“Singapura adalah pintu masuk bagi wisatawan mancanegara. mereka juga banyak dihuni ekspatriat. Tentu kita tidak hanya menyasar Singaporean, ekspatriat yang bekerja di sana juga potensi kita tarik menjadi wisman. Untuk itu semua potensi dikerahkan. Termasuk melalui Belitung yang sudah memiliki akses penerbangan langsung kesana,” paparnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau