Advertorial

Festival Sisingaan Sukses Bikin Heboh Subang

Kompas.com - 11/12/2018, 10:29 WIB

SUBANG – Kesenian tradisional Sisingaan sukses membuat heboh Subang, Jawa Barat, Minggu (9/12). Atraksi Festival Sisingaan disaksikan ribuan pasang mata. Sisingaan juga dikenal dengan sebutan Gotong Singa atau Odong-odong.

Festival Sisingaan diikuti oleh 12 grup kesenian yang tersebar di Kabupaten Subang. Ke 12 grup itu menyajikan 40 pasang Sisingaan. Mereka melakukan karnaval dari 2 arah.

Grup Singa Kaler datang dari arah ujung labuan. Mereka menempati deretan tiang gawang sebelah Utara. Grup ini terdiri dari Pumala, Bonang grup, Budaya Mekar, Wargi Mekar, Tresna Wangi, dan Putra Saluyu.

Grup Singa Kidul datang dari arah Rekamaya, menempati deretan tiang Gawang sebelah selatan. Grup ini terdiri dari Pumala, Mekar Budaya, Setia Wargi 8, Sinar Wangi Pajajaran, Putra Jaya, dan Mekar Jaya.

Dari 2 arah tersebu, iring-iringan karnaval Sisingaan berkumpul di Lapang Pormas. Ada banyak atraksi, di antaranya kemprung tarung yang meliputi arang-arang  bubuka, kidung sari panggung, rancagan, solor gondan.

Kegiatan ini dihadiri Anggota Komisi VIII DPR RI sekaligus Ketua Harian Masyarakat Sadar  Wisata (Masawita) KH Maman Imanulhaq, Asdep Strategi dan Komunikasi Pemasaran 1 Kemenpar H. Hariyanto, Plt Bupati Subang Ating Rusnatim, Kadis Parpora Subang, serta Tokoh Masyarakat dan Seniman Jawa Barat.

Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi Pemasaran 1 Kementerian Pariwisata Hariyanto, mengatakan Sisingaan adalah potensi wisata Subang yang harus dilestarikan. 

“Dengan bantuan Kemenpar kegiatan ini sudah viral di media sosial. Sehingga, Festival Sisingaan terdengar gaungnya secara nasional hingga dunia,” papar Harianto, Minggu (9/12). Didampingi Kepala Bidang Pemasaran Area 1 (Jawa) Wawan Gunawan.

Dijelaskan Hariyanto, ada 3 hal yang membuat Pariwisata dapat tumbuh di Kabupaten Subang. 3 Hal itu adalah aksesibilitas, atraksi, dan amenitas.

Untuk Aksesibilitas, tidak ada masalah dengan Subang. Sebab, Subang sudah miliki Bandara BIJB dan Jalan Tol Cipali. Begitu juga dengan Amenitas. Subang memiliki banyak hotel dan homestay.

“Sedangkan untuk atraksi,  Subang sangat kental dengan kreativitas. Salah satunya kesenian Sisingaan. Sisingaan merupakan potensi wisata Kabupaten Subang yang mampu mendatangkan wisatawan,” katanya.

Anggota Komisi VIII DPR RI sekaligus Ketua Harian Masawita KH Maman Imanulhaq memberikan sambutan dan dakwah. 

Pada sambutannya beliau mengungkapkan bahwa Agama dan Budaya harus seimbang. 

“Dengan seimbangnya agama dan budaya akan tercipta keharmonisan. Melalui Festival Sisingaan potensi budaya yang ada di Kabupaten Subang terus berkembang. Dan, bisa dijadikan atraksi wisata yang mampu bersaing dunia dan mensejahterakan rakyat,” paparnya.

Dukungan infrastruktur yang sudah dibangun oleh pemerintah juga dapat menunjang aksesbilitas ke Kabupaten Subang. 

“Hal ini sesuai dengan misi Presiden RI Bapak Joko Widodo. Bahwa Pariwisata merupakan leading sector ekonomi yang dapat mensejahterakan rakyat,” katanya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengutarakan hal yang sama.

“Budaya itu semakin dilestarikan akan semakin mensejahterakan. Akan memiliki value yang tambah tinggi. Jadi terus lah lestarikan budaya daerah,” ajaknya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau