kabar mpr

Mahyudin Mengajak Ibu-Ibu Majelis Taklim untuk Mempelajari Agama dengan Benar

Kompas.com - 11/12/2018, 16:14 WIB

Wakil Ketua MPR Mahyudin mengajak ibu-ibu yang mengikuti majelis taklim untuk mempelajari agama dengan benar, untuk menangkal dan menghindari paham-paham radikal. Ajakan itu disampaikan Mahyudin kepada para ibu yang tergabung dalam Badan Kontak Majelis Taklim Tanah Grogot, peserta Sosialisasi Empat Pilar MPR di Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Senin (10/12/2018).

Pada sosialisasi yang turut mengundang narasumber anggota Fraksi Partai Golkar MPR, M. Suryo Alam ini, Mahyudin membahas soal pembelajaran agama menjadi salah satu tantangan kebangsaan yang dihadapi Indonesia. Hal tersebut adalah masih adanya pemahaman keagamaan yang keliru dan sempit. Pemahaman agama yang keliru dan sempit ini bisa melahirkan radikalisme. 

- -

Demi meredam radikalisme tersebut, pemerintah menjalankan deradikalisasi. Namun program tersebut belum berjalan optimal, menurutnya orang yang sudah terpapar radikalisme akan sulit untuk kembali normal. “Karena itu Mahyudin mengajak para ibu untuk mempelajari agama melalui jalur yang benar. “Belajar agama melalui majelis taklim ini merupakan jalur yang benar,” ujarnya.

Mahyudin menegaskan untuk menghindari mempelajari agama dari internet. Sebab, informasi dari internet bukan tidak mungkin mengandung informasi yang salah dan  menyesatkan. “Jadi harus hati-hati, jangan sampai masuk perangkap paham radikal,” katanya.

- -

Dirinya pun mencontohkan dakwah yang dilakukan Nabu Muhammad. Dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad bukanlah dengan cara kekerasan. Menurutnya, jika dakwah dilakukan dengan cara kekerasan, maka orang menjadi tidak senang dengan ajaran agama itu sendiri. “Dakwah itu dengan memberi contoh. Dakwah sebenarnya harus mampu merangkul, bukan memukul. Dakwah juga harus mampu mengajak, bukan mengejek,” paparnya.

Mahyudin juga mengingatkan para ibu anggota majelis taklim untuk memperkuat tali persaudaraan. Mulai dari ukhuwah bashariah, ukhuwah wathoniyah, dan ukhuwah Islamiyah. “Ukhuwah Islamiyah adalah persaudaraan sesama umat Islam. Kemudian ada ukhuwah wathoniyah yaitu persaudaraan antar anak bangsa, dan ukhuwah bashariah yaitu sama-sama anak nabi Adam,” tegasnya.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau