Advertorial

Ini Beberapa Kesalahan Pemakaian AC yang Buat Tagihan Listrik Bengkak

Kompas.com - 13/12/2018, 11:36 WIB

Hidup di negara tropis dengan matahari begitu terik dan kelembapan udara tinggi membuat kita cepat merasa gerah dan berkeringat. Oleh sebab itu, AC pun menjadi senjata andalan untuk menghadirkan udara sejuk secara instan di berbagai kesempatan.

Namun kebiasaan penggunaan AC ini menimbulkan dilema. Jika tidak menggunakan AC beraktivitas terasa tidak nyaman, tetapi jika terus-menerus menggunakannya tagihan listrik bisa membengkak.

Nah, sebenarnya frekuensi penggunaan AC bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan tagihan listrik menjadi mahal. Tapi, sebelum melangkah ke sana, perlu pahami dulu cara kerja AC.

AC mendasarkan kerja pada kompresor yang menjadi motor utamanya. Sepanjang pemakaian, kompresor ini akan bekerja untuk mendorong udara sejuk hingga sampai pada suhu yang diinginkan penggunanya.

Nah, dari kerja AC ini, ada beberapa kesalahan dalam penggunaan AC yang seringkali tak disadari namun menjadi penyebab melonjaknya tagihan listrik Anda. Apa saja?

1.        Memilih AC dengan kapasitas tidak sesuai

Sebelum membeli AC, sebaiknya pastikan dulu berapa luas ruangannya. Setiap AC memiliki kapasitas kuat pendinginan berbeda-beda. Kapasitas pendinginan ini menggunakan satuan British Thermal Unit (BTU), meskipunbanyak orang lebih mengenalnya dengan istilah PK.

Jika AC dengan PK kecil dipasang pada ruangan besar, tentu saja AC akan bekerja lebih berat untuk mencapai suhu yang diinginkan. Memaksa kompresor bekerja ekstra yang berakibat kebutuhan daya listrik semakin besar.

Sebaliknya pun demikian. AC dengan kapasitas besar dipasang pada ruangan kecil, akan membuat penggunaan listrik lebih boros.

Rumusan dasar ini dapat dicoba. Ukur luas ruang, lantas kalikan dengan 500 untuk mendapatkan BTUyang paling mendekati. Misal luas ruang 12 meter persegi, maka anda membutuhkan AC setidaknya bertenaga 6,000 BTU atau 1/2PK. Tentu saja ini belum menambahkan pertimbangan lain, seperti jumlah barang penghasil panas dan aktivitas dalam ruang.

2.        Menyetel AC dengan suhu terlalu rendah

Pengaturan suhu juga memiliki pengaruh terhadap besaran listrik yang dikonsumsi AC. Masih merujuk cara kerja AC, pengaturan suhu sangat rendah akan membuat kompresor bekerja ekstra untuk mencapai suhu tersebut. Yang tentunya akan membuat kebutuhan listrik lebih tinggi.

Apalagi bila suhu sekitar memang cenderung panas. Mengatur AC pada tingkatan suhu sangat rendah, misalnya 18 derajat Celcius, tentu akan membuat kompresor akan terus bekerja demi mencapai suhu ini. Seturut cara kerjanya, kompresor tak akan berhenti hingga suhu ini tercapai.

Sebaiknya Anda mengatur AC pada suhu diantara 22-25 derajat Celcius. Lagipula, suhu ruangan terlalu rendah juga tidak baik untuk kesehatan.

3.        Membiarkan ruangan terbuka saat AC menyala

Ketika AC sedang menyala, sebaiknya memperkecil saluran udara yang terbuka. Misalnya dengan memastikan pintu dan jendela benar-benar tertutup rapat. Ruang yang tak tertutup sama artinya dengan membiarkan udara sejuk dari AC terlepas ke luar ruangan.

Selain suhu ruangan menjadi terasa kurang dingin, kerja kompresor pada AC akan lebih berat. Pada akhirnya, konsumsi listrik lebih tinggi dibutuhkan untuk mencapai suhu yang diinginkan.

4.        Kurang tepat memilih jenis AC

Selain menghindari tiga kesalahan di atas, bila ingin lebih hemat pemakaian listrik, cara lain yang dapat Anda lakukan adalah dengan memilih AC berteknologi inverter.  Hemat listriknya AC inverter tak lepas dari teknologi kompresor yang berbeda dengan AC standard.

Kerja kompresor AC standar akan terus menyala hingga mencapai suhu yang diinginkan. Bila suhu tercapai, kompresor akan otomatis mati. Hingga kemudian suhu ruang beranjak naik pada derajat tertentu, kompresor akan kembali hidup untuk kembali membawa suhu yang diinginkan.

Demikian hal ini berulang sepanjang penggunaan. Hal ini mudah dikenali dengan bunyi khas pada AC yang menandakannya sedang menghidupkan kembali kompresornya.

Beda dengan AC inverter. Kompresor AC inverter pun akan menyala hingga suhu yang diinginkan tercapai. Namun setelahnya, kompresor ini tidak pernah benar-benar mati.

Kompresor hanya melambatkan gerak putarnya untuk kemudian menyesuaikan kecepatannya ketika suhu ruang naik pada derajat tertentu. Minus menyala dan mati berulang tak saja membuat lebih hemat listrik namun juga memberi keuntungan pada pengoperasian yang lebih tak berisik.

Dari deret AC inverter yang tersebar, satu produk yang dapat Anda jadikan pertimbangan yaitu AC LG DUALCOOL with Watt Control. Menjadi generasi paling baru dari AC LG DUALCOOL, AC inverter ini mewarisi kemampuan menghemat listrik hingga 70% dibanding AC standar.

Yang membuatnya lebih istimewa ada pada sematan fitur Watt Control. Wujudnya berupa empat pilihan daya listrik untuk pengoperasian AC. Anda bisa mengaturnya untuk bekerja dengan konsumsi listrik 100 persen, 80 persen, 60 persen, atau bahkan hanya dengan 40 persen dari kebutuhan listrik seharusnya.

Mari kita cek seberapa besar penghematan yang bisa Anda lakukan dengan memilih AC LG DUALCOOL with Watt Control. Misalnya saja pada AC LG DUALCOOL with Watt Control yang berkapasitas ½ PK. Jika Anda mengatur penggunaan watt pada angka 80 persen AC akan bekerja menurunkan kebutuhan watt yang semula 495 watt menjadi 419 watt. 76 watt yang tercipta ini setara dengan kebutuhan daya listrik TV LED 32 inci.

Sedangkan jika mengaturnya pada konsumsi watt 60 persen akan mengubah konsumsi daya listrik menjadi 312 watt, artinya menghemat 183 watt. Setara pemakaian mesin cuci top loading 7 kilogram.

Pengguna pun dapat memanfaatkan Watt Control untuk mengoptimalkan penghematan listrik. Ketika suhu sekitar cenderung sejuk seperti saat malam hari misalnya, Anda dapat mengatur AC inverter terbaru LG ini beroperasi di bawah daya listrik kebutuhannya. Meski demikian Anda tetap merasakan kenyamanan setara dengan pengoperasian 100 persen daya listrik. Anda bisa hemat berlipat dalam penggunaan listrik.

Informasi lengkap mengenai AC LG DUALCOOL with Watt Control dan penawaran terbaiknya dapat dilihat di sini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com