kabar mpr

Film Perjuangan Ketua MPR Taufiq Kiemas Tayang Maret 2019

Kompas.com - 13/12/2018, 21:15 WIB

JAKARTA - Film perjuangan Taufiq Kiemas akan diangkat ke layar lebar dan diputar serentak  di seluruh bioskop Indonesia pada Maret 2019. Film berjudul "Taufiq: Lelaki yang Menentang Badai", merupakan potret perjalanan hidup dan perjuangan politik  Ketua MPR RI periode 2009-2013. Demikian kesimpulan hasil pertemuan dan silaturahmi antara Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah dan Pimpinan Fraksi PDIP MPR, Abidin Fikri dengan Produser Film tersebut, Muhammad Yamin, Imran Hasibuan dan Ody Mulya Hidayat di Gedung MPR RI, Jakarta, Kamis 13 Desember 2018.

"Film ini bukan hanya sebatas karya seni saja tapi punya cita rasa sejarah yang tinggi. Film berdurasi sekitar dua jam ini akan memotret perjalanan hidup Taufiq Kiemas ketika masa remaja di Palembang dan menjadi aktivis GMNI yang gigih dan setia membela Presiden Soekarno yang dijatuhkan oleh rezim Orde Baru, tahun 1967 lalu" kata Wasekjen PDI Perjuangan menambahkan.

Basarah memandang figur Taufiq Kiemas merupakan pribadi menarik. Betapa tidak, latar belakang keluarganya adalah aktivis Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia), namun Taufiq memilih jalan politik sebagai seorang Nasionalis Soekarnois dengan memilih masuk ke organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) sebuah organisasi yang berhaluan Soekarnois pada tahun 1962.

"Taufiq Kiemas berhasil membuktikan bahwa sesungguhnya sama sekali tidak ada dikotomi apalagi pertentangan antara Islam dan Nasionalisme. Bahkan, Taufiq meyakini bahwa nasionalisme ajaran-ajaran Bung Karno sarat dengan gagasan dan pemikiran Islam, sebab Bung Karno sangat lama belajar, bergelut dan bergumul dengan pemikiran Islam. Bahkan Bung Karno sendiri merupakan pribadi muslim yang taat," terang  Basarah mengenang percakapannya dengan Taufiq Kiemas.

Masih kata Basarah, selain sisi perjuangan yang diangkat dalam film ini. Bagian lain yang juga ditampilkan adalah kisah cinta antara Taufiq Kiemas dengan istrinya tercinta, Megawati Soekarnoputri yang tidak lain adalah putri pertama Bung Karno. Selain itu film ini juga disajikan dengan gaya milenial, tujuannya agar pesannya bisa dipahami dengan cepat dan gamblang oleh generasi milenial.

"Film ini penting untuk ditonton oleh bangsa Indonesia, khususnya generasi muda bangsa agar mereka memahami sejarah perjuangan para tokoh-tokoh bangsanya," urai Basarah.

Terakhir Basarah berharap bahwa generasi muda dapat memetik hikmah dari film ini. Sebab bangsa besar adalah bangsa yang menghargai peran sejarah dan jasa generasi terdahulu. 

"Sejarah adalah hikmah bagi kita semua. Dengan menyaksikan film ini, kita harapkan generasi muda bisa meneladani jejak perjuangan almarhum Taufiq Kiemas dan tidak lagi menghadap-hadapkan antara Islam dan Nasionalisme dalam posisi diamateral," demikian penjelasan Basarah.

M. Yamin selaku Produser Film menjelaskan bahwa film ini diperankan oleh aktor-aktor Indonesia ternama. Sosok Taufiq Kiemas diperankan oleh Achmad Megantara kemudian figur Bung Karno diperankan Ray Sahetapy,  Megawati Soekarnoputri diperankan oleh Agniniy Haque dan  Tjik Agus Salim (Ayahanda Taufiq Kiemas) diperankan oleh Ferry Salim.

"Film ini telah berproduksi sejak hampir setahun lalu dan mengambil tempat syuting di Palembang, Jogyakarta dan Jakarta. Sumber informasi film ini diambil dari buku-buku tentang Taufiq Kiemas dan dari wawancara dengan  keluarga Taufiq Kiemas yang dikoordinatori oleh putri beliau, Puan Maharani", ujar Yamin menjelaskan.

Sosok Taufiq Kiemas sendiri merupakan Ketua MPR RI periode 2009-2013. Politikus PDI Perjuangan itu lahir di Jakarta pada 31 Desember 1942 dan meninggal di Outram, Singapura pada 8 Juni 2013 pada usia 71 tahun setelah meresmikan Patung Bung Karno merenungkan butir-butir Pancasila tanggal 1 Juni 2013 di Ende NTT. Figurnya dikenal sebagai sosok negarawan dan dermawan  serta politikus ulung Indonesia. Taufiq Kiemas juga merupakan suami dari Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau