Advertorial

Lukisan Erica Hestu Wahyuni Percantik Terminal 3 Soetta

Kompas.com - 18/12/2018, 22:40 WIB

JAKARTA – Bandara Internasional Soekarno-Hatta terus berbenah. Bukan saja dalam segi pelayanan. Bandara ini juga mempercantik diri demi kenyamanan para penggunanya. Terbaru Bandara Soekarno-Hatta menghadirkan lukisan karya Erica Hestu Wahyuni.

Lukisan-lukisan yang terpasang sangat luar biasa. Misalnya lukisan yang berjudul Mammoth Conservation Park. Lukisan ini  menggambarkan seekor gajah purba berwarna merah.

"Ini keren. Bandara Soekarno-Hatta bukan saja memiliki pelayanan kelas dunia tetapi juga dibuat menjadi menjadi destinasi digital untuk mendorong pariwisata di Indonesia. Salah satunya menggandeng pelukis kelas dunia asal Indonesia Erica Hestu Wahyuni," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, Minggu (16/12).

Lukisan yang ditampilkan berbahan Acrylic on Wood and Canvas. Kombinasi warna yang begitu apik semakin membuat lukisan tersebut tampil dominan. Belum lagi ukiran bingkainya yang unik dan menarik.

"Konsep destinasi digital menjadi tuntutan era booming teknologi saat ini. Peluang ini ditangkap dengan baik oleh Angkasa Pura (AP) II, pengelola bandara Soekarno-Hatta. Dengan menghadirkan sensasi ini bagi wisatawan pengguna bandara," ujar Menpar Arief.

Di dunia seni lukis, Erica Hestu Wahyuni bukan nama sembarangan. Lukisan yang dibuat Erica sering menampilkan berbagai macam subjek yang memadati satu kanvas.  Lukisannya unik bahkan cenderung kekanak-kanakan.

Begitu naif dengan warna-warni menyolok membuat Erika menjadi pelukis dengan gaya seni tersendiri yang unik. Keunikan inilah membuat banyak kolektor Amerika dan Eropa berebut memiliki karyanya.

"Karyanya cenderung seperti lukisan anak-anak, namun lukisan anak-anak yang rumit. Setiap karyanya mempunyai narasi yang menarik, yang menceritakan mengenai pandangannya akan dunia. Ini gaya millenial. Sehingga pas untuk ditampilkan di Bandara Soekarno-Hatta," ungkap Menpar.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menyatakan, AP II berkomitmen untuk terus berkembang memenuhi keinginan pasar. Hal ini juga dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih bagi para penggunanya. Disamping itu perubahan ini juga untuk mendukung program pemerintah yang menempatkan sektor pariwisata sebagai core ekonomi bangsa.

Awaluddin menambahkan, AP II menargetkan 1 juta unggahan momen di media sosial, seperti Twitter, Instagram, dan Facebook, dari para pengguna jasa di bandara-bandara AP II. Cara ini sangat efektif mempromosikan pariwisata Indonesia.

“Kami ingin memberikan sebuah tampilan yang baik bagi pariwisata Indonesia. Apalagi bandara merupakan gerbang pariwisata. Kami ingin para pengguna jasa, khususnya 'kids zaman now' bisa mendapat customer experience yang berbeda,” kata Awaluddin.

Perubahan yang dilakukan AP II membuahkan banyak pujian. Terbaru dalam Airport Award 2018, AP II meraih posisi Runner Up untuk kategori Passenger Experience and Seamless Travel - Airports. Award ini dikeluarkan oleh www.internationalairportreview.com.

AP II berada di posisi dua di bawah Miami-Dade Aviation Department dari Amerika Serikat. Bahkan AP II menduduki runner up bersama Heathrow Airport di Inggris. Heathrow Airport adalah bandara utama yang melayani Kota London, Britania Raya. Dan merupakan bandara tersibuk di negara tersebut.

"Komitmen kami menyulap 15 bandara yang ada di Angkasa Pura II menjadi bandara yang semakin instagramable. Semakin menarik. Sehingga memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi wisatawan baik ketika tiba mau pun ketika meninggalkan Indonesia," pungkasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau