Advertorial

Kini Saatnya Mahasiswa "Unjuk Gigi" Demi Dukung Indonesia Maju 2045

Kompas.com - 24/01/2019, 16:51 WIB

Pada tahun 2045, Indonesia ditargetkan untuk menjadi salah satu negara maju di dunia. Target tersebut didukung dengan perkiraan Indonesia masuk ke dalam lima besar negara dengan ekonomi terbesar dunia. Hal ini tentu membuat Indonesia harus segera berbenah diri.

Visi Indonesia 2045 pun telah diturunkan Bappenas yang salah satu poinnya menyebutkan bahwa konektivitas sebagai aspek yang hendak dicapai untuk peningkatan kesejahteraan bangsa. Berbicara mengenai konektivitas, tentu saja berhubungan erat dengan infrastuktur perhubungan yang harus dibangun secara merata. Pembangunan proyek strategis infrastruktur yang merata akan menunjang kebutuhan masyarakat dan  meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia dalam jangka panjang.

Dalam pembangunan infrastruktur terkadang mengalami hambatan secara teknis. Hambatan dan kendala tersebut sering kali menuntut penerapan berbagai metode konstruksi modern serta inovasi konstruksi untuk mengatasi permasalahan.

Namun, tak hanya Pemerintah dan perusahaan terkait saja yang dapat mengangani masalah tersebut. Para mahasiswa juga bisa menyumbangkan ide-ide segar yang dapat membantu. Salah satunya adalah acara tahunan ITB Civil Engineering Expo (ICEE) 2019.

Acara yang digawangi oleh mahasiswa teknik sipil ITB ini mendukung inovasi, kreativitas, dan penggunaan teknologi modern guna menunjang kemajuan pembangunan dan kesejahteraan Indonesia dalam jangka panjang yang utamanya dalam menyambut Visi Indonesia 2045.

Tahun ini ICEE 2019 memiliki tiga mata acara, yaitu konferensi, kompetisi, dan seminar. Konferensi yang bertemakan “Kesiapan SDM Konstruksi Indonesia dalam Menyambut Modern Methods of Construction Melalui Optimalisasi K3” bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai K3, yaitu kesehatan dan keselamatan kerja.

Konferensi ini juga bertujuan untuk meningkatkan kepedulian akan peningkatan K3 konstruksi di Indonesia. Ada juga kompetisi paper dan tender yang bertujuan untuk meningkatkan wawasan mahasiswa mengenai inovasi terbaru dalam metode modern pembangunan konstruksi di Indonesia.

Puncak acara ICEE 2019 akan berlangsung pada hari Minggu, 27 Januari 2019 dengan diadakan seminar mahasiswa. Dalam seminar yang bertema  “Metode Modern Pembangunan Proyek Strategis Infrastruktur di Indonesia untuk Meningkatkan Konektivitas Bangsa demi Mendukung Visi Indonesia 2045” akan dibahas berbagai proyek infrastruktur konektivitas.

Misalnya, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, New Yogyakarta International Airport, dan Jalan Tol Elevated Jakarta-Cikampek. Proyek tersebut merupakan berbagai proyek strategis yang sedang dipercepat pembangunannya oleh Pemerintah.

Pembicara yang akan hadir dalam seminar ini antara lain, Menteri PPN/Bappenas Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono, dan Menteri Perbuhungan Budi Karya. Tak hanya para menteri, masih banyak panelis yang merupakan ahli dalam bidangnya akan mengisi seminar ini.

Bagi Anda yang tertarik dengan kemajuan teknologi dan penggunaan konstruksi modern, bisa langsung mengunjungi situs web berikut ini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau