Advertorial

Tak Selalu Berdampak Buruk Bagi Anak, “Gadget” Bikin Belajar Lebih Menyenangkan

Kompas.com - 30/01/2019, 16:36 WIB

Tiada hari tanpa gadget, mungkin itulah istilah yang tepat untuk menggambarkan kegiatan sehari-hari manusia modern. Gadget memang telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan saat ini. Perkembangan teknologi ini memang telah mengubah pola hidup manusia, termasuk bagi anak-anak. Serunya bermain kini tak hanya bisa dilakukan dengan berlarian bersama teman-temannya, namun juga dengan duduk diam dan menatap layar smartphone atau tablet.

Sebagai orang tua, hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri, apalagi gadget seringkali dianggap memberikan dampak buruk terhadap perkembangan anak. Padahal anggapan tersebut tak sepenuhnya benar. Sebuah hasil penelitian yang dirilis oleh Journal of Depression and Anxiety mengungkapkan, penggunaan gadget ternyata mampu memberikan dampak positif, terutama terhadap perkembangan kecerdasan anak.

Salah satu dampak positifnya adalah meningkatkan perkembangan motorik anak lewat aktivitas di gadget yang mengharuskan mereka untuk menggerakkan jari dan tangan. Selain itu, kemampuan kognitif anak pun semakin terasah lewat berbagai permainan edukasi yang tersedia. Penelitian yang sama pun menyimpulkan bahwa mengintegrasikan gadget ke dalam proses belajar anak mampu memberikan dampak positif bagi kecerdasannya.

Namun, dampak positif ini hanya bisa didapatkan jika penggunaan gadget terkontrol dan diawasi dengan baik. Orang tua bisa menyiasatinya dengan membuat screentime ketika di rumah, yaitu jadwal dimana anak diperbolehkan menggunakan gadget. Jangan lupa untuk selalu mendampingi anak saat bermain gadget agar pembelajaran lebih terarah.

Selain di rumah, metode belajar menggunakan gadget pun telah diterapkan di institusi pendidikan non-formal. Salah satunya di lembaga kursus bahasa Inggris English First (EF). Metode ini diterapkan dalam program Small Stars yang diramu khusus untuk pendidikan bahasa Inggris bagi anak usia dini (3-6 tahun).

EF memahami bahwa proses belajar anak usia dini harus dikemas dengan menarik dan menyenangkan. Tak hanya kemampuan pra-literasi, kurikulum Small Stars juga berfokus kepada kemampuan kognitif, sosial, dan motoriknya yang sedang berkembang. Karenanya, Small Stars menggunakan media yang menyenangkan seperti lagu, video, boneka, kartu flash, dan layar sentuh interaktif dalam kegiatan belajarnya.

Tak hanya di tempat kursus bahasa Inggris, anak pun bisa melanjutkan pelajarannya bersama orang tua di rumah lewat aplikasi Small Stars yang bisa diunduh ke smartphone atau tablet. Lewat aplikasi ini juga, orang tua bisa mengetahui sejauh mana pelajaran anak telah berjalan.

Setelah resmi diluncurkan pada 24 Januari 2019 lalu, Small Stars sudah bisa diikuti dengan mendaftarkan diri di salah satu center yang tersebar di 34 kota di Indonesia, yang akan bertambah menjadi 77 EF Center di tahun 2019 ini. Dapatkan pula potongan biaya hingga Rp 2,3 juta dan merchandise eksklusif untuk pendaftaran hingga tanggal 11 Februari 2019. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi website resmi EF Kids & Teens di sini atau hubungi pusat informasi EF di nomor telepon 1500 553.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com