Goresan dasar cat lukis di kanvas berukuran 101 x 81 sentimeter persegi itu nyaris hilang tertimpa warna yang bertebaran. Warna coklat, hitam, hingga merah, berbaur membentuk rupa seorang ibu sedang menuntun anaknya usai belanja.
Di belakangnya, tampak pedagang balon sedang menjajakan dagangan. Lukisan itu penuh warna, tak hening dalam rupa saat menggambarkan sejarah peradaban manusia di Singapura.
Lukisan berjudul Market Scene (1952) karya seniman legendaris Singapura, Cheong Soo Pieng itu menjadi salah satu daya tarik utama dalam pagelaran Singapore Art Week (SAW) 2019.
Mengangkat tema Master of Composition, acara ini memamerkan karya pilihan yang dipinjam langsung dari koleksi pribadi di seluruh Singapura guna memperlihatkan perjalanan Cheong Soo Pieng sebagai sosok yang membentuk identitas artistik Singapura.
Singapura memang menghadirkan berbagai macam identitas artistik seni yang memikat hati. Wajar tiap tahun selalu saja ada traveller datang ke Negeri Singa untuk menikmati berbagai bentuk kesenian.
Mural di tembok bangunan, museum modern berteknologi tinggi, hingga pameran seni bisa membuat art lovers dari berbagai negara tak pernah bosan datang kembali.
Pengalaman tiga pencinta seni, Patricia Devina, Talitha Maranila, dan Karla Jasmina adalah kisah menarik. Mereka berkesempatan menikmati keistimewaan ratusan karya seni di acara SAW, 10-27 Januari 2019.
Acara ini hanya pemanasan dari rangkaian acara seni menarik yang akan diadakan sepanjang tahun, seperti Singapore International Festival of the Arts, Singapore Biennale, hingga iLight Singapore.
Tahun ini, SAW menghadirkan konsep sejarah sebagai narasi utama seluruh rangkaian acaranya. Hal itu mengacu terhadap perayaan 200 tahun saat Sir Stamford Raffles pertama kali menginjakan kaki di Singapura.
Seperti apa pengalaman Patricia, Talitha, dan Karla saat mengikuti rangkaian acara itu?
Memaknai seni di ArtScience Museum dan National Gallery
Bagi Patricia sebagai fashion influencer kelahiran Surabaya, kesempatan menghadiri SAW adalah cara terbaik untuk menghargai ragam makna setiap karya seni. Apalagi, acara itu tetap konsisten menghadirkan ragam karya dari seniman ternama dunia.
ArtScience Museum dan National Gallery, misalnya, yang menampilkan ratusan karya dari total 80 seniman dan 40 komposer asal Singapura hingga Internasional.
"Yang paling aku suka dari Singapore Art Week (SAW) 2019 adalah aku bisa menikmati karya-karya seni dari berbagai artis favoritku, seperti Olafur Eliasson dan Tatsuo Miyajima tanpa harus jauh-jauh terbang ke Eropa atau Amerika Serikat,” ujar Patricia
Ia melanjutkan, dirinya senang sekali bisa bertemu artis-artis lokal Singapura yang sangat berbakat. Dalam acara SAW, ArtScience Museum dan National Gallery mengangkat tema Minimalism: Space. Light. Object.
Beragam karya yang akan tetap dibuka hingga 14 April 2019 itu tidak hanya memberikan wawasan baru bagi para pencinta seni, tetapi juga menghadirkan banyak spot menarik Instagramable untuk swafoto.
Patricia menjelaskan, sebaiknya karya seni memang dinikmati dan dihargai dari segi visual saja. Namun banyak pengunjung, termasuk dirinya yang tetap mengabadikan kesempatan itu lewat jepretan foto sehingga dapat digunakan untuk menghiasi Instagram.
"ArtScience Museum itu memiliki arsitektur yang bagus sekali, yang mana kita bisa banyak mengambil foto dan menjadikannya latar belakang untuk OOTD, misalnya,” ujar dia.
Patricia melanjutkan, di ArtScience Museum ada karya teamLab yang dapat membuat pengunjung bisa menikmati pameran seni interkatif. Karya itu merupakan bagian terfavorit dari ArtScience bagi dia.
Pengalaman sama juga dirasakan Talitha dan Karla. Talitha sebagai salah satu seniman muda berbakat di Indonesia ini menilai pameran di ArtScience Museum dan National Gallery Singapore sangat cocok bagi pecinta karya-karya seni minimalis.
Selain itu, karya-karya yang ditampilkan membuatnya merasa sangat takjub sebagai pencinta seni konseptual.
"Tempat-tempat ini sangat memenuhi kesukaan saya terhadap karya-karya seni. Selain itu, tanpa harus terbang jauh ke Eropa, di sana saya dapat juga menikmati berbagai karya seniman favorit saya seperti Olafur Eliasson dan Anish Kapoor," kata Talitha.
Sementara itu menurut Karla Jasmina, Pameran Minimalism: Space. Light. Object. di ArtScience Museum dan National Gallery Singapore sangat luar biasa.
“Bagi saya, pameran tersebut benar-benar menggugah mata, bukan hanya secara visual, melainkan juga menarik dari segi makna dan jiwa karya-karya seninya," ujar dia
Mural tanpa sekat
Tidak hanya karya seni kontemporer, SAW juga menampilkan akulturasi sejarah budaya lewat seni mural di sudut-sudut kota. Salah satu tempat yang paling menarik perhatian adalah Little India dan Blair Road.
Bertemakan Image and Sound of Fragrance dalam SAW 2019, coret-coretan mural penuh warna di Little India diabadikan dalam berbagai bentuk, mulai rupa wajah, nama, hingga sajian narasi visual sejarah masyarakat Singapura.
Karla Jasmina tidak ingin ketinggalan menikmati keindahan seni mural di sana. Menurut dia, estetika mural di Little India akan cukup membuat hati seorang art enthusiast puas.
Bahkan, keindahan seni mural itu bisa dinikmati sambil menikmati makanan ringan serta kopi dari kedai yang terjejer rapi di sepanjang jalan.
Destinasi wisata pencinta seni yang tak boleh terlewatkan
Oleh karenanya, Karla Jasmina menilai Singapura adalah salah satu destinasi wisata yang tidak boleh dilewatkan begitu saja bagi pencinta seni. Beragam aspek kehidupan masyarakat, budaya, hingga estetika seni kontemporer, semuanya tersedia di sana.
Ia pun merekomendasikan tempat-tempat yang cocok didatangi di Singapura bagi pencinta seni.
"Para wisatawan bisa mengunjungi berbagai tempat rekomendasi saya seperti Blair Road, Little India, Haji Lane, dan pastinya ArtScience Museum dan National Gallery Singapore," ungkap wanita yang menjadi perancang busana Miss Singapore 2016 ity.
Demikian halnya dengan Patricia dan Talitha. Menurut mereka, Singapura adalah salah satu adalah tempat yang cocok untuk mewujudkan impian menjadi nyata bagi para pecinta seni.
Dari mengunjungi ArtScience Museum dan National Gallery Singapore, menikmati peninggalan sejarah kota tua di Blair Road, hingga merasakan estetika seni berbicara lewat mural-mural yang terpampang di dinding bangunan daerah Little India.
SAW juga merupakan salah satu wujud komitmen Singapura untuk terus memberi pengalaman berharga para art enthusiast agar dapat mengeksplor ragam ekosistem seni yang dapat menginspirasi penikmat seni, kolektor, hingga seniman dari seluruh dunia.