Advertorial

Kebanggaan Bangsa Indonesia dalam Proyek Rel Ganda Purwokerto Kroya

Kompas.com - 28/02/2019, 12:06 WIB

KOMPAS.com – Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sekarang tengah merampungkan pembangunan jalur rel ganda Cirebon-Kroya Segmen III antara Purwokerto sampai Kroya.

Pembangunan jalur ganda ini tidak lepas dari tantangan. Pembebasan lahan, pembangunan jembatan berteknologi baru, dan perlintasan sebidang menjadi tiga contoh tantangan yang harus dihadapi pemerintah.

Di balik tantangan tersebut, tersirat kebanggaan bagi Bangsa Indonesia dalam pengerjaan jalur ganda ini, yakni pada pembangunan Terowongan Notog dan Kebasen. Hal itu karena ahli konstruksi pengerjaan keduanya dilakukan oleh anak bangsa.

Panjang terowongan Notog adalah 476 meter, sementara Terowongan Kebasen mempunyai panjang 293 meter. Keduanya memiliki jalur rel ganda di dalamnya.

“Terowongan Notog-Kebasen adalah karya anak bangsa yang pertama di Indonesia. Anak Indonesia yang membangun ini, yang pertama untuk terowongan double track,” ujar Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Zulfikri.

Ia berharap dengan dibangunnya jalur rel ganda ini, masyarakat sekitar jalur selatan bisa lebih memanfaatkan transportasi kereta api.

Diharapkan pula pembangunan jalur ganda ini bisa semakin menunjang berbagai aktivitas masyarakat. Tentu salah satunya ialah pengembangan potensi-potensi di jalur selatan.

Selain terowongan, Ditjen Perkeretaapian juga membangun dua jembatan KA bentar panjang dalam proyek ini. Keduanya adalah Jembatan Logawa dan Serayu.

Panjang jembatan KA Serayu menjadi satu hal spesial karena menjadikannya sebagai satu dari tiga jembatan KA terpanjang di Tanah Air.

Bagian dari proyek strategis nasional

Pembangunan jalur rel ganda Purwokerto-Kroya adalah bagian proyek pembangunan sarana kereta api antarkota. Pembangunan ini juga masuk dalam salah satu proyek strategis nasional.

Dasar pelaksanaan proyek ialah Peraturan Presiden (Perpres) nomor 56 tahun 2018, tentang perubahan kedua atas Perpres nomor 3 tahun 2016 tentang percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional.

Rel ganda ini memiliki nilai strategis untuk semakin meningkatkan kualitas dan kuantitas angkutan penumpang serta barang dari Jawa bagian barat menuju Jawa bagian timur, atau sebaliknya.

Sementara itu, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah, Bram Hertasning mengatakan, pembangunan ini juga berfungsi untuk menyediakan alternatif moda transportasi yang lebih banyak kepada masyarakat.

“Pembangunan kereta api ini akan memperkuat sistem transportasi kereta api yang ada, yaitu peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan,” ujar dia.

Bram juga membahas mengenai tantangan terbesar pembangunan jalur rel ganda ini. Menurutnya, kondisi medan menjadi satu tantangan besar yang harus dihadapi.

“Proyek sepanjang sekitar kurang-lebih 27,2 kilometer medannya merupakan daerah perbukitan dan pergunungan sehingga memerlukan pengaplikasian tekhnologi khusus yang relatif masih baru digunakan di perkeretaapian dalam proyek tersebut.” ujar Bram.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau