Advertorial

Di Tengah Popularitas “Cloud”, Masihkah Penyimpanan Data “Offline” Diperlukan?

Kompas.com - 04/03/2019, 19:17 WIB

Beberapa tahun terakhir, layanan penyimpanan data berbasis internet atau yang akrab disebut cloud menjadi tren teknologi global. Cloud, di Indonesia sendiri jumlah penggunanya terus bertambah. Sebagian besar pengguna layanan ini adalah perusahaan-perusahaan dari berbagai lini. Peluang industri layanan cloud pun terus meningkat.

Popularitas cloud sebagai sarana penyimpanan data ini bukan tanpa alasan. Seperti kita ketahui saat ini pemanfaatan internet dan ragam teknologi digital lainnya di seluruh dunia semakin masif. Kita memasuki era transformasi digital di mana masyarakat semakin “melek” internet dan mengandalkan teknologi digital dalam berbagai aspek kehidupan.

Berdasarkan survei yang dipublikasikan oleh Statista, jumlah pengguna internet di Indonesia sendiri, pada 2018 sudah lebih dari 100 juta jiwa dan diprediksi pada 2021 jumlah pengguna internet akan bertambah sebanyak 40 persen dari jumlah tersebut.

Peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia juga didorong oleh kehadiran smartphone yang membuat akses untuk memanfaatkan beragam teknologi digital lebih mudah. Per Januari 2019, Indonesia sudah menempati posisi keempat sebagai negara dengan pengguna smartphone terbanyak.

Semua hal, mulai dari memperoleh informasi, bersosialisasi, bermobilitas sehari-hari, belanja, hingga melakukan kegiatan perbankan dan transaksi keuangan sehari-hari kini dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital. Belum lagi ditambah dengan menjamurnya perusahaan-perusahaan e-commerce,  teknologi finansial (tekfin), dan transportasi berbasis aplikasi mobile.

Menyesuaikan dengan perilaku konsumennya yang berubah tersebut perusahaan-perusahaan dari berbagai lini, termasuk perbankan dan media pun berlomba-lomba untuk bertransformasi digital. Memanfaatkan big data dan advanced analytics, perusahaan-perusahaan berusaha membaca perilaku konsumennya. Tujuannya untuk membuat keputusan bisnis, hingga menyediakan layanan dan produk yang sesuai kebutuhan serta karakter konsumennya

Pemanfaatan Internet of Things (IoT), big data dan advanced analytics ini membuat penggunaan dan kebutuhan penyimpanan data semakin meningkat. Oleh sebab itu cloud yang menawarkan kapasitas penyimpanan data dengan skalabilitas tanpa batas, alias bisa diatur sesuai kebutuhan transfer data sewaktu-waktu, dan menawarkan investasi lebih ekonomis menjadi sangat diandalkan.

Namun, penggunaan cloud sebagai sarana penyimpanan data tetap memiliki risiko. Mengingat cloud menyimpan data penting begitu banyak perusahaan, sarana penyimpanan data ini juga rentan menjadi sasaran kejahatan siber yang menyebabkan hilangnya data.

Anda tentunya ingat pada ransomware bernama WannaCry yang menyerang hampir 200.000 perangkat di 150 negara. Dua rumah sakit terbesar di Indonesia menjadi korban “penyanderaan” data oleh ransomware ini. Bukan tidak mungkin di masa depan, ransomware seperti WannaCry menyasar layanan cloud.

Oleh sebab itu, selain memastikan bahwa data-data sensitif tidak disimpan dalam layanan cloud. Back up data dengan memanfaatkan media penyimpanan yang tidak terkoneksi dengan perangkat komputer juga diperlukan. Salah satu media penyimpanan data offline yang dapat diandalkan di tengah era digital ini adalah cartridge penyimpanan data dengan teknologi Linear Tape Open (LTO) Ultrium.

Penyimpanan data dengan magnetic tape memang bukanlah hal yang baru. Kini, teknologi penyimpanan data menggunakan magnetic tape ini kembali direvitalisasi oleh Fujifilm. Perusahaan yang telah memiliki reputasi di dunia fotografi, perangkat optik, pembuatan film, dan teknologi informasi ini menghadirkan Fujifilm LTO Ultrium Data Cartridge sebagai solusi penyimpanan data offline.

Ada beberapa keunggulan yang membuat Fujifilm LTO Ultrium Data Cartridge dapat diandalkan sebagai penyimpan data. Berbeda dengan magnetic tape di masa lalu, magnetic tape pada data cartridge ini terbuat dari partikel-partikel Barium Ferrite yang berukuran 22 nanometer. Semakin tinggi kepadatan partikel pada magnetic tape, semakin tinggi juga kapasitas penyimpanannya.

Satu buah Fujifilm LTO Ultrium Data Cartridge dapat menyimpan data dengan kapasitas hingga 15 TB. Data cartridge ini juga kompatibel untuk menyimpan back up data dari beragam media penyimpanan mulai dari server, harddisk eksternal, video tape, hingga CD dan DVD. Tidak hanya kapasitasnya yang besar, kecepatan transfer datanya pun mencapai 750 MB per detik.

Keunggulan lain dari Fujifilm LTO Ultrium Data Cartridge adalah keamanan data. Oleh karena tidak terhubung dengan internet dan bersifat portabel, data yang disimpan aman  dari ancaman virus, malware, hingga kemungkinan hilangnya data akibat kerusakan sistem.

Selain itu durabilitasnya pun tinggi. Berbeda dengan media penyimpanan data offline lainnya, Fujifilm LTO Data Cartridge dapat menyimpan data lebih dari 30 tahun. Biaya yang diperlukan untuk menyimpan data 28 TB pada Fujufilm LTO Ultrium Data Cartridge dalam jangka waktu lima tahun hanya mencapai 25 persen dari biaya yang diperlukan jika perusahaan menggunakan media penyimpanan lain.

Data lebih aman hingga beberapa tahun ke depan dengan biaya yang lebih efisien. Informasi lebih lanjut mengenai Fujifilm LTO Data Cartridge dapat diperoleh di sini atau kirim email ke willie.pratama@fujifilm.com.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com