Advertorial

Nilai Plus Gelaran Mandiri Jogja Marathon 2019

Kompas.com - 08/05/2019, 09:50 WIB

Andaikan Mandiri Jogya Marathon 2019 ini sebuah artikel di kompasiana maka saya akan menvotenya dengan kategori menarik, unik dan bermanfaat sekaligus. Artinya, ajang lari berskala internasional ini memiliki nilai plus bagi ajang sejenis yang pernah dilakukan di Indonesia.

Saya setuju dengan tema kegiatan ini "Lebih Sekedar Lomba". Ya, iven lomba ini boleh dibilang berciri khas dan istimewa dibanding ajang lomba lari yang pernah dilaksanakan sebelumnya. Konsep terpadu antara olahraga dan pariwisata menjadi dasar utama iven lomba.

Bukan hanya itu, iven lomba ini melibatkan masyarakat desa dari 13 desa yang dilalui para pelari ini. Lebih dari itu, para pelari di suguhi makanan dan minuman dan kesenian tradisional khas daerah.

Nilai plus yang tak kalah pentingnya adalah para pelari diajak menikmati pemandangan indah sepanjang jalan, candi-candi dan monumen bersejarah yang berada di lokasi jalur lomba lari ini.

Intinya, lomba lari akbar dengan label Mandiri Jogja Marathon 2019 mengandung makna ganda terhadap dunia olahraga lari di Indonesia sekaligus menjadi ajang promosi objek wisata DIY bagi peserta mancanegara maupun peserta lokal diluar DIY.

Inilah beberapa catatan ringan saya tentang Mandiri Jogja Marathon 2019.

Pertama, gelar akbar lari Mandiri Jogja Maraton (MJM) 2019 punya arti strategis dalam membangun sumber daya manusia atau insan Indonesia . olah raga lari membuat orang menjadi sehat baik fisik maupun mental. Jargon latin "Mens sana in corpore sano" artinya dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. 

Jadi, MJM ini secara tidak langsung akan membentuk manusia yang memiliki tubuh yang sehat dan jiwa yang kuat. MJM ini juga secara umum mendukung program memasyarakatkan oleh raga dan mengolahragakan masyarakat. Lebih lanjut lagi MJM ini sebagai upaya aktivitas berlari sembari mengenal keistimewaan alam dan budaya Jogya. DIY merupakan daerah yang memiliki warisan budaya yang kaya, peninggalan sejarah dan arkeologi serta keindahan alam yang mempesona, juga masyarakat yang ramah.

Kedua, saya anggap lomba lari ini sukses. Sudah ada nama-nama pemenang dari kategori Full Marathon, Half Marathon, 10 K dan 5K. Tentunya salut dan bngga bagi penyelenggaranya, sponsor dan pendukungnya. Kementerian BUMN dan Bank Mandiri yang mungkin jadi sponsor utamanya tentunya patut di apresiasi. Menteri BUMN Rini Sumarno, Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X serta Bupati Sleman, Sri Purnomo adalah tokoh penting yang hadir dalam acara pembukaan MJM ini. 

Ketiga, saya tertarik dengan 3 destinasi wisata yang ditawarkan penyelenggara yaitu Candi Prambanan, Candi Pleosan dan Monumen Plataran. Ketertarikan saya karena sebagai seorang insan di bumi Indonesia yang bermukim di kawasan Timur hanya melihat candi ini di buku-buku atau internet. 

Artinya, saya belum pernah ke Yogya (Sleman) dimana candi-candi dan monumen itu berada. Walaupun begitu saya memahami betapa pentingnya nilai-nilai warisan budaya itu bagi masyarakat Indonesia bahkan masyarakat dunia. Saya anggap candi-candi itu sebagai warisan budaya yang mengandung nilai historis, nilai seni dan nilai spiritual yang tinggi. Monumen Plataran (Taruna) mengandung nilai historis dan perjuangan bangsa kita.

Keempat, saya sarankan kegiatan lomba lari MJM ini dibukukan. Disebarluaskan ke seluruh Indonesia. Selain sebagai bahan informasi, juga dapat dijadikan bahan evaluasi bahkan dapat dijadikan teladan bagi daerah lain dalam menyelenggarkan iven sejenis. 

Mungkin juga dapat dipikirkan agar pelaksanaan MJM tahun 2020 di gelar arena dialog/diskusi sehari yang menghadirkan Menteri Olahraga dan Pemuda selaku narasumber utama dan pakar olah raga khusus lari dengan topik "Lari itu Menyehatkan".

Salam kompasiana.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com