Advertorial

Salut! Ini Kenapa Alasan Yogyakarta Dicintai Masyarakat Indonesia dan Dunia

Kompas.com - 08/05/2019, 16:30 WIB

TRIBUNNEWS.COM – Yogyakarta itu memang spesial, istimewa, dan selalu dicintai semua orang. Walaupun kini kehidupan mereka telah tersentuh kehidupan modern, masyarakat Jogja berhasil mempertahankan nilai-nilai tradisional yang ada di dalam diri mereka.

Buktinya terlihat pada keseharian masyarakat Jogja. Dari perilakunya, hampir semua orang mengakui masyarakat Jogja sangat sopan-sopan. Hal ini bahkan diakui warga negara asing yang mengunjungi Yogyakarta.

"Banyak orang yang sangat baik. Ini event yang sangat menyenangkan. Meriah sekali untuk melihat banyak orang yang menyemangati kami," kata Stephen Munghatia Mugambi (24), pelari asal Kenya yang mengikuti Mandiri Jogja Marathon 2019 pada beberapa waktu lalu.

Tak hanya sikap masyarakat Jogja saja, dari segi budaya, nilai tradisional juga masih sangat kental.

Contohnya hampir di setiap petunjuk jalan di kota pelajar ini, aksara Jawa masih digunakan. Selain itu, upacara tradisional masih sering dilakukan masyarakat Jogja.

Mulai dari upacara Sekaten, Grebeg Muludan, Siraman Pusaka, dan masih banyak lagi, yang tentu tak bisa lepas dari keberadaan Keraton Yogyakarta yang masih memegang teguh adat tradisional Yogyakarta.

Nilai-nilai tradisional masyarakat Yogyakarta juga terlihat pada acara lari marathon tahunan, Mandiri Jogja Marathon 2019.

Masyarakat yang berada di sekitar Taman Wisata Candi Prambanan, tempat berlangsungnya perlombaan ini, sangat antusias menampilkan pertunjukan tarian budaya tradisional kepada para pelari yang melintas.

"Di sini beda dengan Jakarta, orang orang tidak ada yang pakai klakson-klakson saat ada pelari. Memang ada yang beda dengan tahun lalu. Kita tahun ini melibatkan masyarakat. Kita minta untuk menyuguhkan kegiatan seni sambil menyemangati peserta. Nah, seni ini kita juga akan nilai untuk masing-masing desa, pemenang akan diberi sapi," ungkapnya.

Penari Yogyakarta yang memeriahkan ajang Mandiri Jogja Marathon 2019.

Selain suguhan seni, untuk mendukung warga masyarakat memperhatikan lingkungannya, Bank Mandiri sebagai penyelenggara juga mengadakan lomba padat karya, dimana para pemenang juga diberi hadiah sapi.

Dalam lomba padat karya, apresiasi diberikan kepada desa Wedomartani dan Umbulmartani. Untuk ragam budaya diberikan kepada desa Sukoharjo dan Tirtomartani.

Sedangkan untuk desa lainnya seperti Tamanmartani, Purwomartani, Selomartani, Widodomartani dan Maguwoharjo mendapatkan apresiasi dalam kategori hiburan.

Sementara itu, Rohmat Gunawan Sekretaris Desa Wedomartani mengaku sangat gembira dengan adanya kegiatan Mandiri Jogja Marathon 2019 kali ini.

Pasalnya banyak warganya yang saling gotong royong untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan di hari H.

Hal yang hampir mirip juga diungkapkan Retno Waluyo, Kasi Kesejahteraan desa Sukoharjo, yang desanya berhasil memenangkan kategori Ragam Budaya.

Ia mengaku pihaknya menampilkan Bregodo, dimana Bregodo tersebut bukan hanya menyambut peserta, namun juga ikut lari dari awal sampai dengan akhir.

"Tiga jam mereka ikut Marathon. Kita tidak hanya menyambut, tapi memang ikut di belakang peserta. Antusias sangat senang warga masyarakat," ungkapnya.

Dari penjabaran diatas terlihat jika nilai-nilai budaya tradisional masih sangat kuat dipegang masyarakat Yogyakarta, yang tak hanya mereka terapkan pada kehidupan sehari-hari, namun juga pada event-event yang berlangsung di Yogyakarta.

Penulis: Firda Fitri Yanda


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Salut! Ini Kenapa Alasan Yogyakarta Dicintai Masyarakat Indonesia dan Dunia, http://www.tribunnews.com/lifestyle/2019/05/07/salut-ini-kenapa-alasan-yogyakarta-dicintai-masyarakat-indonesia-dan-dunia.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau