Advertorial

Patung Suroboyo Ikon Baru Kota Pahlawan Makin Cantik, Pesisir Surabaya Jadi Destinasi Liburan Favorit

Kompas.com - 12/06/2019, 15:51 WIB

Berkunjung ke Surabaya kurang lengkap kalau tidak mampir ke Pantai Kenjeran. Tak Cuma untuk menikmati pantainya, Anda akan dimanjakan dengan taman asri di bibir pantai dengan kemegahan Patung Soroboyo-nya.

“Dulu banyak yang nggak mau ke Surabaya karena panas dan selalu bertanya emang ada apanya? Sekarang semua warga Surabaya, luar kota, bahkan dunia tahu bahwa di tempat ini kita punya taman yang bersih dan ikon Surabaya yang bagus serta cocok menjadi tempat destinasi wisata,” tutur Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat meresmikan Patung Suroboyo pada 10 Mei lalu.

Patung setinggi 25,6 meter dan berdiameter 15 meter tersebut sangat unik. Ikan Suro dan Boyo (buaya) yang menggantung, terlihat seperti berada dalam ganggang atau rumput laut berwarna hijau.

“Hal itu merupakan symbol bahwa kehidupan sungai dan laut itu sudah semakin sehat. Jika sehat maka akan berdampak mensejahterakan rakyat,” ungkap Direktur Utama Pelindo III Doso Agung yang hadir saat peresmian dan didampingi oleh Direktur SDM Pelindo III Totok Helianto.

Kota Surabaya memiliki garis pantai terpanjang di Indonesia yakni 47,4 Kilometer yang bisa dimanfaatkan. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Surabaya selalu berusaha untuk menciptakan sesuatu yang baru supaya menarik turis untuk datang.

- -

Dengan patung Suroboyo itu, Pemkot Surabaya optimistis akan terjadi lonjakan wisatawan. Sebab, selain ikon baru, di dekat kawasan Taman Suroboyo terdapat Sentra Ikan Bulak, tempat para nelayan menjajakan hasil tangkapannya. Pengunjung pun bisa berwisata kuliner di sana.

Sentra ikan tersebut menyediakan berbagai olahan tangkapan laut seperti udang, ikan, dan kerang. Makin nikmat jika dimakan di tempat. Sentra tersebut berada di lantai 2 dan langsung menghadap taman dan pantai. Dengan begitu, tidak hanya lidah, tetapi juga memanjakan mata pengunjung.

Destinasi itu pun terlihat ramai pada saat libur lebaran lalu. Banyak wisatawan dalam dan luar kota mengunjungi kawasan Panjai Kenjeran dan berfoto dengan latar Patung Suroboyo.

“Patung ini mirip mercusuar, menjulang tinggi. Bahkan, dari pantai, kapal-kapal bisa lihat patung itu. Semoga kita bareng-bareng bisa menjaga dan merawat kawasan itu,” kata Geraldy Bagas, salah seorang pengunjung taman dan Patung Suroboyo.

Dia juga berharap jika ada tangan-tangan jahil yang ingin merusak, harus langsung ditindak. Saat berkunjung ke sana, Geraldy terlihat terus memotret suasana kemudian mengunggah fotonya ke Instagram.

Siap Kerjakan Jembatan Layang Penghubung ke Sentra Ikan

Setelah penggarapan patung selesai, kini Pemkot Surabaya sedang mengerjakan proyek pembuatan akses penghubung menuju Sentra Ikan Bulak, yaitu jembatan layang. Jembatan tersebut terhubung dari taman langsung menuju sentra di lantai 2. Dengan adanya jembatan itu, pengunjung tidak perlu berjalan jauh untuk menuju pusat hasil laut tersebut.

Selain itu, Kepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi mengatakan bahwa sekarang sedang gencar dilakukan pembangunan Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT). Jika selesai, peluang bisnis di sektor perhotelan sangat besar.

Para warga juga berharap bahwa pembangunan yang ditujukan untuk menarik wisatawan itu dapat berjalan dengan baik. “Semoga dengan adanya Patung Suroboyo dan berbagai proyek ke depan bisa menaikkan ekonomi warga sekitar dan bisa makin sejahtera,” ungkap Ahmad Said, salah seorang warga yang ikut meramaikan acara peremian. (adv)   

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau