KOMPAS.com – Saat ini, ada lebih dari 14 ribu SMK di Indonesia. Keberadaan SMK atau pendidikan vokasi itu masuk dalam peta jalan pengembangan SDM yang menjadi salah satu prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJPMN) 2020-2024.
Kualitas SDM memang sangat diperlukan. Itu karena produktivitas dan daya saing kerja turut menentukan pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4-6 persen. Peningkatan kualitas SDM tersebut salah satunya dilakukan melalui pendidikan.
Terlebih, saat ini duni memasuki era revolusi industri 4.0 yang sarat akan transformasi digital. Oleh karena itu, dibutuhkan SDM berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan industri masa kini itu.
Langkah wujudkan SDM berkualitas untuk era revolusi industri 4.0
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja pada era revolusi industri 4.0, dibutuhkan sinkronisasi pendidikan dan pelatihan, sinergi kebutuhan duia kerja dan sektor pendidikan, serta penetapan kurikulum yang menekankan pada aspek magang.
Semua itu dilakukan untuk semakin memperkuat pendidikan vokasi dan SMK agar siap menghadapi era revolusi industri 4.0. Intinya adalah, dibutuhkan upaya penyelarasan kebutuhan industi dengan kompetensi siswa.
Salah satu langkah pengoptimalan kompetensi itu dilakukan dengan mendorong para siswa SMK untuk berwirausaha. Hal itu diwujudkan dengan menghadirkan mata pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan pada SMK.
Selain itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI melalui Direktorat Pembinaan SMK juga secara rutin menggelar Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat nasional. Ini merupakan kompetensi tahunan antarsiswa SMK sesuai bidang masing-masing.
Seputar LKS 2019
Tahun ini, kompetensi yang sejajar dengan Olimpiade Sains Nasional (OSN) untuk siswa SMA tersebut diadkan di Yogyakarta pada 7-13 Juni 2019. Tema yang diangkat pada gelaran tahun ini adalah industri 4.0.
Direktur Pembinaan SMK, M Bakrun mengatakan, bidang lomba yang dikompetisikan sebagian besar berkaitan dengan teknologi informasi. Penyelenggaraan lomba pun mengadopsi teknologi informasi sehingga proses penilaian lebih cepat dan akurat.
Ada 32 bidang lomba yang dikompetisikan pada LKS 2019, yakni automobile technology, mobile robotics, IT software solution for business, mechatronics, web technologies, beauty therapy, landscape and gardening, dan metrology.
LKS 2019 diikuti oleh 759 peserta yang merupakan perwakilan terbaik dari 34 provinsi di Indonesia. Rujuan penyelenggaraan LKS secara rutin adalah sebagai wadah kompetisi para pelajar SMK dan untuk membentuk karakter disiplin, sportif, dan tanggung jawab mereka.
LKS untuk SDM yang bersertifikat
Nantinya, para peserta dengan keterampilan terbaik juga akan berkesempatan mewakili Indonesia dalam ajang World Skills Compettiton yang digelar dua tahun sekali.
Selain sebagai ajang kompetisi para pelajar SMK, peserta LKS juga akan disertifikasi oleh pemerintah. Mereka pun akan mendapat sertifikat kompetensi. Pemerintah turut mendorong industri untuk bekerja sama merekrut potensi-potensi yang sesuai.
LKS tidak hanya lomba saja. Ada pula sejumlah kegiatan pendukung seperti lokakarya kebekerjaan, job matchin, gerakan literasi sekolah, dan pameran produk inovatif. Kegiatan pendukung itu digelar denga berbagai tujuan.
Workshop kebekerjaan digelar untuk mengenalkan anak-anak muda dengan era ekonomi digital. Para guru SMK juga dikenalkan kepada pasar digital dalam rangka menyambut revolusi industri 4.0.
Sementara itu job matching diadakan untuk mempertemukan lulusan SMK dengan dunia kerja dan industri yang memerlukan tenaga kerja tingkat menengah.
Ada pula pojok literasi yang menyediakan informasi tentang gerakan literasi sekolah di SMK seperti pembuatan pojok baca, literasi kuliner, dan buki karya siswa SMK.