Advertorial

Inilah Tiga Alasan Kamera Depan Realme X Berbeda dengan Smartphone Lainnya

Kompas.com - 24/07/2019, 19:02 WIB

Ponsel masa kini tentu wajib memiliki kamera depan. Jika awalnya kamera depan digunakan untuk keperluan panggilan video, kini kamera depan kebanyakan digunakan untuk mengabadikan gambar alias selfie. Karenanya, kualitas kamera depan pada sebuah smartphone pun menjadi pertimbangan penting, baik bagi perusahaan yang memproduksi maupun calon penggunanya.

Seiring tren dengan layar luas di body yang seringkas mungkin, berbagai merek ponsel pun berinovasi melalui desain “poni” atau notch pada layar smartphone. Namun sekecil apapun notch yang disematkan, masih ada pengguna yang menginginkan layar yang bersih dari gangguan. Tantangan ini pun dijawab oleh realme X, sebuah ponsel merek Tiongkok yang merupakan adik dari OPPO.

Realme X berhasil memenuhi keinginan pasar akan kamera depan yang berkualitas dan desain atraktif tanpa mengorbankan keleluasaan layar. Ponsel ini mengusung kamera depan berdesain pop-up dengan resolusi 16MP f/2.0 bersensor Sony IMX471. Dengan menyembunyikan kamera, sensor cahaya, dan komponen lainnya di bawah layar, maka terciptalah kesan visual one-piece screen yang lebih baik. Konsep desain ini biasanya hanya ditemukan di smartphone kelas atas dengan banderol harga yang jauh lebih tinggi.

Memang, realme X bukanlah yang pertama membawa konsep desain kamera pop-up di Indonesia. Namun, merek yang identik dengan logo berwarna kuning ini menawarkan tiga faktor unggulan demi pengalaman pengguna yang lebih baik.

Pertama adalah soal kecepatan. Kamera pop-up realme X bisa terangkat dengan cepat, hanya dalam waktu kurang dari satu detik atau tepatnya 0,74 detik. Hal ini karena realme berfokus di peningkatan performa motor pendorong. Desain inovatif dan struktur yang lebih ringan menciptakan modul yang lebih efektif dalam usaha pendorongan ke atas. Selain itu, kamera ini pun terletak lebih simetris, yakni berada di tengah. Sebagai pembanding,  kamera pop-up di Vivo V15 berada di samping. Dengan demikian, kamera pop-up realme X bisa menghindari kemungkinan deformasi gambar dan memastikan selfie yang lebih alami.

Daya tahan juga menjadi perhatian realme dalam menciptakan kamera pop-up. Masih banyak pendapat yang menyatakan bahwa kamera pop-up lebih cepat rusak. Realme pun paham akan kekhawatiran tersebut. Karenanya, tim internal melakukan uji coba laboratorium secara intensif dalam menciptakan realme X. Hasilnya adalah kamera depan realme X bisa melakukan pop-up hingga 200.000 siklus. Jika dihitung, kamera tersebut akan tetap bekerja dengan baik hingga 10 tahun, bahkan jika mengambil 50 foto selfie setiap harinya. Sebuah angka yang besar untuk penggunaan jangka panjang.

Terakhir adalah antisipasi jika terjadi hal-hal tidak diinginkan. Tak dapat dipungkiri bahwa ponsel yang kita gunakan setiap hari menghadapi beragam risiko, misalnya jatuh. Kejadian ini kerap menghantui para pengguna smartphone. Sekali lagi, realme memahami hal tersebut dengan memberikan lapisan kaca safir yang lebih kokoh dan tahan aus.

Untuk menghadapi risiko jatuh, terutama saat kamera pop-up sedang aktif, terdapat sensor khusus yang disematkan. Sensor ini secara otomatis akan memasukkan kamera depan saat mendeteksi bahwa ponsel sedang jatuh. Kamera depan realme X juga memiliki rakitan pegas di dalam struktur gesernya untuk memberikan perlindungan ekstra.

Tiga keunggulan di atas membuat realme menjadi pionir dalam fitur kamera pop-up. Inovasi yang tidak hanya bisa memberikan hasil terbaik, tapi juga kenyamanan dan keamanan perangkat itu sendiri.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau