Salah satu cara membuktikan Indonesia memiliki mahasiswa yang berkualitas adalah dengan mengukir prestasi di kancah internasional. Berbagai perlombaan kelas dunia pun diikuti dan berhasil dimenangkan oleh mahasiswa Indonesia. Tidak terkecuali Unites Asian Debating Championship (UADC) 2019 yang diadakan pada tanggal 24-30 Juni 2019 lalu.
Acara yang diselenggarakan di Vietnam National University-International School, Hanoi, Vietnam ini diikuti oleh 62 tim dari 40 universitas dari seluruh Asia dan dibagi menjadi dua babak, yaitu babak preliminart dan babak emilinasi. Dalam babak preliminary, seluruh tim diharuskan untuk berdebat sebanyak delapan ronde untuk mengumpulkan poin. Tim yang berhasil mendapat poin terbanyak berhak melanjutkan ke babak eliminasi, yang mana di penghujung acara akan ditetapkan 1 tim yang berhasil meraih gelar Asia Champion.
Tiga mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), yaitu Felicia Evelyn Salim, Axel Oktarino Candra, dan Anissa Devi Rifandiani pun menjadi salah satu peserta tim yang mewakili Indonesia. Selama berkompetisi, tim Unpar dihadapkan dengan tim-tim debat terbaik Asia yang sudah meraih berbagai gelar juara baik level Asia maupun dunia, seperti Ateneo de Manila University Filipina, Taylors University Malaysia, dan IIUM Malaysia.
Berbagai mosi pun diperdebatkan dalam kompetisi ini, seperti mosi perlindungan bagi kaum minoritas, kebijakan untuk perusahaan startup, strategi yang tepat untuk menghadapi perubahan iklim, feminisme, hingga mosi hubungan internasional seperti pemberontakan di Mesir dan kemungkinan intervensi militer di Venezuela.
Setelah berhasil menghadapi semua ronde, tim Unpar akhirnya masuk ke babak English of Foreign Language (EFL) Grand Final. Dalam babak ini, tim Unpar berhasil meraih juara 2 dan membawa pulang gelar 2019 Asia’s Runner Up of EFL Category. Tak hanya itu, tim Unpar juga berhasil memboyong medali tambahan karena seluruh anggota tim berhasil masuk sebagai 10 pembicara terbaik Asia kategori EFL (Top 10 Asia’s Best EFL Speakers).
Meski berhasil mendapatkan runner up, Felicia, Devi, dan Axel berharap para anggota Parahyangan English Debate Society (PEDS) lainnya dapat menorehkan prestasi serupa. Mereka juga berpesan supaya hangan pernah putus asa apabila hasil yang diraih belum sesuai dengan apa yang diharapkan.
Tim Unpar juga berharap perlombaan kali ini bukanlah alasan untuk berpuas diri, melainkan alasan untuk semakin memperbaiki kualitas tim agar apat berkompetisi dengan lebih baik dan mempertahankan nama baik Unpar pada perlombaan selanjutnya, baik di tingkat nasional atau pun internasional.