Advertorial

Perjalanan Pendanaan.com untuk menjadi Perusahaan Fintech Indonesia terdepan di Asia

Kompas.com - 09/08/2019, 13:28 WIB

KOMPAS.com - Layanan Fintech Pinjam Meminjam merupakan industri baru yang akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian tidak hanya di Indonesia, namun juga negara lainnya di Asia.   Potensi layanan ini memang memiliki potensi untuk berkembang dengan cepat di negara yang memiliki tingkat inklusi keuangan yang rendah.  PT. Pendanaan Teknologi Nusa melalui aplikasi KTA Kilat telah melayani lebih dari 430 ribu pelanggan dan menyalurkan 2,13 Trilyun rupiah sejak beroperasi pada awal 2017 di Indonesia.  Sebagai salah satu pionir layanan Fintech Pinjam Meminjam, kini Pendanaan berencana untuk melakukan ekspansi ke pasar lain di Asia.

“Tentunya yang menjadi target market kami adalah pasar yang memiliki inklusi keuangan yang rendah di Asia seperti Vietnam, Philipines dan India.” Jelas Roy Liu Chief Financial Officer Pendanaan pada saat grand opening kantor Pendanaan di kawasan Bumi Serpong Damai.

Potensi pasar juga tentunya dilihat dari jumlah populasi. “Misalnya, Laos adalah negara yang juga memiliki inklusi keuangan yang rendah.  Namun total populasinya hanya 7 juta penduduk.  Tentunya menjadi pertimbangan bagi ekspansi pasar kami. “ Tambah Roy.  Selain itu, masih banyak faktor lainnya yang juga menjadi pertimbangan seperti pertumbuhan ekonomi dan aturan hukum.

Peresmian kantor baru Pendanaan yang berlangsung pada tanggal 8 Agustus kemarin juga dihadiri dan diresmikan oleh Direktur DP3F (Direktorat Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Financial) Otoritas Jasa Keuangan, Bapak Hendrikus Passagi.  Pada saat peresmian ini, Hendrikus Passagi berharap agar Pendanaan dapat terus melakukan Good Corporate Governance di Indonesia dan juga di pasar lainnya. 

Roy Liu, Chief Financial Officer - Pendanaan. Roy Liu, Chief Financial Officer - Pendanaan.

Selain mengembangkan pasar Asia, di Indonesia pendanaan juga akan terus mengembangkan produk layanannya untuk bisa menjangkau segmen produktif mikro. “Mungkin skalanya lebih kecil dari Mikro.  Segmen Piko mungkin sebutannya ya?  Karena kami ingin menjangkau segmen warung dan online seller.  Ini bukan hal yang mudah karena banyak data yang harus kami olah dan analisa agar Risk Engine kami tetap memiliki performa yang baik. “  Jelas Dino Martin, Co Founder dan CEO dari Pendanaan. 

“Khusus untuk warung, kami akan mengolah data internal kami karena setelah dianalisa, banyak pelanggan kami yang menggunakan pinjaman mereka untuk operasional warung.  Sementara untuk online seller, kami harus bekerja sama dengan online market place.” Tambah Dino lagi. 

Menanggapi tantangan ekspansi pasar di Asia, Dino menjelaskan bahwa untuk bisa sukses di pasar lain di Asia, pemilihan partner lokal menjadi salah satu kunci keberhasilan.  “Partner lokal yang memiliki jejaring yang kuat dengan regulator dan sanggup memberikan market insight yang akurat.” Kata Dino.

“Ke depannya, Pendanaan akan lebih fokus ke Tech-nya.  Bukan ke Fin-nya.  Kami ini perusahaan teknologi.  Dan kami ingin menjadi partner teknologi bagi perusahaan keuangan.  Kami dengan senang hati menawarkan risk engine dan credit scoring kepada potensial partner Bank dan institusi keuangan di Asia.”  Tutup Dino.

Indonesia telah menjadi langkah awal bagi Pendanaan untuk menjadi perusahaan Fintech terdepan di Asia.

Informasi lebih lanjut tentang pendanaan dan produk layanan fintech mereka, dapat dilihat pada www.pendanaan.com

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com