Advertorial

Setitik Cahaya di Perjalanan Korporasi Menuju Pengimplementasian Energi Terbarukan

Kompas.com - 26/08/2019, 16:44 WIB

Target bauran energi terbarukan (ET) sebesar 23 persen pada tahun 2025 mendatang masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Hingga saat ini, tercatat bauran ET Indonesia baru mencapai 12 persen.

Pada kenyataannya, pemanfaatan ET memberikan keuntungan yang begitu besar. Selain sumber dayanya yang tak terbatas, pembangkit energi ini cenderung membutuhkan perawatan yang lebih sedikit sehingga dapat menekan biaya operasional. Pembangkit ini pun lebih ramah lingkungan karena menghasilkan lebih sedikit atau bahkan tidak menghasilkan emisi seperti karbondioksida dan polutan lainnya.

Meski secara geografis Indonesia memiliki potensi besar, nyatanya masih banyak tantangan yang harus dihadapi, misalnya kebijakan yang belum berpihak dan sulitnya berinvestasi di ET.

Sebenarnya investasi di bidang ET ini bisa dipercepat oleh berbagai pihak, salah satunya oleh sektor swasta, termasuk perusahaan multinasional beserta pasokannya yang berkomitmen untuk menggunakan ET dalam kegiatan operasionalnya. Kendati demikian, sektor swasta ini pun tak lepas dari berbagai tantangan terkait kebijakan seputar ET. Sebut saja peraturan solar rooftop yang tertuang dalam Permen ESDM 49/2018 yang mengenakan biaya paralel untuk konsumen industri.

Di sisi lain, sistem yang berlaku di Indonesia mengharuskan jual-beli listrik hanya melalui PLN. Akibatnya, perusahaan tidak bisa mendapatkan pasokan listrik langsung dari pembangkit energi terbarukan milik swasta.

Meski terhalang oleh berbagai faktor, perusahaan dengan visi transisi menuju ET masih memiliki harapan. Salah satu caranya adalah dengan bergabung dengan inisiatif yang mendukung penggunaan ET. Dengan demikian, mereka dapat menegaskan ketertarikannya untuk membeli ET yang kemudian dapat memacu pertumbuhan pasar ET yang kuat dan kompetitif.

Langkah pertama untuk mewujudkannya adalah dengan bergabung dalam inisiatif yang mendukung pengembangan ET, seperti Clean Energy Investment Accelerator (CEIA) Indonesia. Inilah sebuah inisiatif kemitraan yang berupaya mendorong kerja sama antara swasta dan pemerintah dalam penggunaan solusi energi terbarukan (ET) bagi perusahaan. Program ini merupakan hasil kolaborasi dari Allotrope Partners, The World Resource Institute (WRI), dan US National Renewable Energy Laboratory (NREL).

Dalam praktiknya, CEIA Indonesia menjembatani renewable energy aggregate demand atau penggabungan seluruh permintaan terhadap energi terbarukan dari sejumlah perusahaan. Di Indonesia sendiri, sebanyak 14 perusahaan dengan visi ET telah bergabung dengan CEIA untuk mewujudkan kebijakan dan peraturan berorientasi ET di perusahaannya. CEIA mendorong kebijakan ramah ET ini melalui fasilitas dialog, merumuskan dan menyampaikan rekomendasi kebijakan dari pihak swasta, hingga membantu mengarahkan opsi pengadaan ET bagi perusahaan tersebut.

Komitmen untuk menjalankan inisiatif ini semakin kuat lewat peluncuran resminya di US-Indonesia Energy Day yang diselenggarakan pada Januari 2018 lalu. Dalam satu tahun terakhir, CEIA Indonesia telah menjadi wadah bagi perusahaan-perusahaan untuk memberi masukan awal kepada kementerian dan lembaga terkait, terutama Kementerian ESDM, terkait pengadaan ET di perusahaan. Contohnya rekomendasi untuk peraturan menteri mengenai aplikasi panel surya atap dan pembangkitan ET off-site dengan skema pemanfaatan bersama jaringan transmisi.

Inisiatif yang dibiayai oleh donor ini pun mulai berbuah manis di pertemuan CEIA Indonesia Working Group yang diselenggarakan pada April 2018 lalu. Sejumlah corporate buyers dan perusahaan mitra lainnya berkumpul dan mengeksplor pilihan solusi ET, baik untuk operasional bisnis maupun formulasi regulasi dan perubahannya. Perpektif dari perusahaan yang hadir dalam forum ini kemudian dikordinasikan dengan sejumlah kementerian terkait dan PLN sebagai bahan pertimbangan regulasi dan kemudahan akses untuk mendapatkan solusi ET bagi perusahaan.

Ke depannya, CEIA Indonesia akan terus melanjutkan dialog serupa untuk meningkatkan keberlangsungan komitmen dengan pihak-pihak terkait. Inisiatif ini pun diharapkan membuka jalan dan terus mendorong perusahaan lainnya untuk beralih menggunakan ET hingga bertransformasi menjadi perusahaan RE100.

Informasi lebih lanjut mengenai CEIA Indonesia, perjalanannya, serta cara bergabung dengan inisiatif ini bisa didapatkan dengan menghubungi perwakilan WRI Indonesia untuk CEIA Indonesia Almo Pradana di alamat email almag.pradana@wri.org atau perwakilan Allotrope Partners untuk CEIA Indonesia di alamat email gsl@allotropevc.com.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com