Advertorial

Langkah Inovatif ITHB Bersama DANAdidik: Program Dana Abadi Pendidikan

Kompas.com - 02/09/2019, 14:09 WIB

KOMPAS.com - Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB) bersama perusahaan financial technology (fintech) pinjaman pendidikan, DANAdidik berkolaborasi mengonversikan dana beasiswa menjadi pinjaman pendidikan.

Peluncuran program ini dilakukan agar dana beasiswa dapat terus bergulir dan menjadi dana abadi pendidikan. Kolaborasi ITHB sebagai salah satu perguruan tinggi swasta terbaik di Bandung bersama fintech ini menjadi yang pertama di Indonesia.

Langkah inovatif ITHB mengonversikan dana beasiswa menjadi pinjaman lunak pendidikan juga dilakukan sebagai bentuk pembelajaran pada mahasiswa agar dapat lebih mandiri mengelola dana kuliah.

- -

“Program Dana Abadi Pelajar ini merupakan langkah awal kami bersama DANAdidik untuk mengurangi angka putus kuliah, terutama karena alasan finansial. Dengan mengubah dana beasiswa menjadi pinjaman pendidikan, diharapkan peluang kuliah semakin terbuka lebar,” ujar Rektor Institut Teknologi Harapan Bangsa, Samuel Tarigan.

Penyampaian itu bertepatan dengan Wisuda ITHB di Harris Hotel & Conventions Festival City Link Bandung, Sabtu (31/08/2019). Tahun ini ITHB telah mewisuda 257 sarjana baru yang siap berkarier global di jalur cepat.

- -

Atasi masalah finansial untuk kuliah

"DANAdidik berharap ITHB terus maju dan tidak ada lagi mahasiswa yang kesulitan dana kuliah. Semoga kedepannya kerjasama konversi beasiswa ke pinjaman lunak ini bisa membantu lebih banyak lagi mahasiswa di luar sana untuk bisa berkuliah tanpa terkendala dana,” ujar Co-Founder & CEO DANAdidik, Dipo Satria Ramli.

Ia melanjutkan, pihaknya juga terus berupaya untuk merelisasikan Visi DANAdidik, yaitu #semuabisakuliah.

Faktanya tahun 2018 lalu, jumlah mahasiswa di Indonesia hanya mencapai angka 7,5 juta orang. Sementara total penduduk usia 19 sampai 23 tahun (usia rata-rata mahasiswa) berjumlah 80 hingga 107 juta.

Artinya, populasi yang mendapatkan layanan pendidikan tinggi baru mencapai sekitar 32,9 persen. Hal itu menjadi fokus utama dari ITHB dan DANAdidik untuk membuat program Dana Abadi Pendidikan ini.

“Ini merupakan awal yang baik. Kami ingin mewujudkan visi #SemuaBisaKuliah supaya semakin banyak lagi yang mendapatkan bantuan dana kuliah tanpa harus memiliki persyaratan dengan indeks nilai tertentu, seperti beasiswa,” kata Kepala Divisi Marketing di DANAdidik, Nurlaila Sari.

Ia melanjutkan, dana pinjaman ini nantinya akan bergilir, tidak berhenti di satu orang saja seperti halnya dana beasiswa.

Informasi selengkapnya mengenai ITHB yang memiliki semboyan Karier Global. Jalur Cepat dan telah menghasilkan ribuan lulusan dengan karier global di berbagai perusahaan multinasional terbaik dunia dapat didapatkan di: https://ithb.ac.id.

Sementara info lengkap tentang DANAdidik, platform peer to peer lending yang diperuntukan untuk pinjaman lunak pendidikan tinggi di Indonesia dan sudah resmi terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini bisa dilihat di situs web resmi: https://danadidik.id.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau