Mini Agrowisata menjadi bukti nyata kepedulian Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam bidang pertanian. Di tengah himpitan lahan yang semakin minim, pemkot tetap mengembangkan konsep edukasi pertanian, peternakan dan perikanan yang terintegrasi. Tak heran, Mini Agrowisata kini menjelma menjadi primadona wisata edukasi di Surabaya.
Berlokasi di Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya, Jl. Pagesangan 2 Nomor 56, Mini Agrowisata menyajikan beragam tanaman hortikultura. Ada pula budidaya ternak, seperti ayam petelur, kelinci dan kambing. Selain itu, pengunjung juga bisa melihat dan mempelajari langsung budidaya ikan dan udang. Usai berkeliling, Ikan Garrarufa Osteochilus Vittatus (ikan terapi) siap memberikan relaksasi kepada para pengunjung.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DKPP Erna Purnawati mengatakan Mini Agrowisata berdiri di atas lahan seluas 1,5 hektar. Wisata yang sudah dibuat sejak beberapa tahun silam itu menjadi edukasi bagi masyarakat umum, khususnya para pelajar yang ingin mengetahui cara bertani dan beternak. “Ini dibuka untuk umum secara gratis. Biasanya para pelajar juga berkunjung ke sini. Mereka belajar banyak hal di sini,” kata Erna.
Selain itu, mereka juga bisa merasakan sensasi memetik buah dan memanen sayur-sayuran sendiri ketika waktunya panen. Sebab, sangat berbeda jika panen sendiri dengan hanya beli di pasar atau supermarket. Biasanya, waktu panen datang setiap tiga bulan sekali, sehingga apabila pengunjung itu beruntung, maka mereka akan memanen sendiri buah dan sayuran. Dikatakan Erna mengutip perintah Walikota Surabaya Tri Rismaharini, bahwa hasil panen Mini Agrowisata tidak boleh dijual. Oleh karenanya, DKPP membagi-bagikan hasil panen tersebut kepada warga atau pengunjung.
Namun demikian, hal terpenting dari keberadaan Mini Agrowisata adalah fungsi edukasi. Untuk memaksimalkan fungsi tersebut, Erna mengatakan pihaknya rutin mengadakan penyuluhan. Tak jarang kegiatan tersebut dibarengi dengan pembagian bibit tanaman dan pelatihan urban farming secara gratis. Tujuannya agar masyarakat memahami manfaat bercocok tanam dan tertarik untuk menerapkannya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertanian Rahmad Kodariawan mengatakan, pihaknya akan terus mengembangkan Mini Agrowisata dengan menambah jenis varietas tanaman yang ada di situ. Saat ini sudah ada 150 jenis varietas tanaman. Untuk jenis tanaman berbuah, jumlahnya ada 15 jenis. Ke depan DKPP akan lebih fokus pada penambahan jenis tanaman yang langka. Supaya masyarakat punya akses untuk mendalami tanaman-tanaman langka.
Yuni Ardiana, salah satu pengunjung Mini Agrowisata mengaku sudah beberapa kali mendatangi pertanian terpadu itu. Bahkan, beberapa kali pula dia meminta bibit di tempat tersebut. “Kadang kalau hari libur, saya bawa anak-anak ke sini, hitung-hitung buat bermain sekaligus belajar tentang pertanian dan peternakan,” kata Yuni. (adv)