Advertorial

Yo-Yo Ma dan The Bach Project, Datang ke Jakarta Membawa Misi Perdamaian Dunia

Kompas.com - 25/10/2019, 21:11 WIB

Yo-Yo Ma adalah nama yang sudah tak asing di kalangan pecinta pertunjukan musik klasik. Memulai karirnya sejak puluhan tahun yang lalu dan telah memiliki lebih dari 100 album, kini Yo-Yo Ma kembali mengguncang dunia dengan The Bach Project. Proyek ini merupakan sebuah bentuk perayaan 6 dekade perjalannya di dunia musik klasik.

Untuk menyapa penggemarnya sekaligus membawa misi perdamaian dunia, Yo-Yo Ma akan menggelar pertunjukannya di Jakarta pada 6 Desember 2019 mendatang di JIEXPO Kemayoran, Jakarta. Sebelum memesan tiket pertunjukannya, simak dulu misi besar yang sedang Yo-Yo Ma kerjakan dalam The Bach Project ini.

Sebuah proyek besar lintas 6 benua

The Bach Project bukan sekedar sebuah rangkaian pertunjukan sederhana. Yo-Yo Ma telah menjadwalkan pertunjukannya di 36 titik dengan melintasi 6 benua sekaligus. Perjalanan ini dimulai sejak Agustus 2018, hingga kini pun Yo-Yo Ma masih terus melanjutkan pertunjukannya berkeliling dunia bersama kru dan musisi lainnya.

Usaha mempersatukan warga dunia dalam kedamaian

- -
Dalam setiap pertunjukannya, Yo-Yo Ma selalu menghadirkan melodi Johann Sebastian Bach’s Six Suites dengan permainan selo tunggal. Pemilihan komposisi musik dari Bach dengan usia 300 tahun ini bukan tanpa alasan. Bagi Yo-Yo Ma, musik milik Bach ini memiliki pesan khusus yang menunjukkan bahwa budaya dapat menghubungkan semua orang dan membangun masa depan yang lebih baik. Dalam The Bach Project, Yo-Yo Ma ingin menampilkan bahwa budaya tak cuma seni, tapi juga segala hal yang bisa membantu manusia untuk memahami sesama, lingkugan sekitar, juga diri sendiri.

Menguak perjalanan sentimentalnya bersama musik sejak anak-anak

Jiwa seni yang mengalir di dalam diri Yo-Yo Ma tidak datang secara tiba-tiba. Yo-Yo Ma lahir dari ibu yang berprofesi sebagai seorang penyanyi dan ayahnya seorang pemain biola. Lahir di Paris pada tahun 1955, Yo-Yo Ma kecil sudah akrab dengan dunia seni. Bahkan, sang adik Yeou-Cheng Ma juga sempat tekun belajar biola sebelum akhirnya memutuskan berprofesi sebagai seorang dokter anak.

Yo-Yo Ma memulai ketertarikannya pada musik sejak masih anak-anak. Piano dan biola pernah dimainkannya sebelum berfokus pada selo di usia yang sangat muda, yakni 4 tahun. Karya dari Johann Sebastian Bach merupakan salah satu komposisi yang dipelajarinya saat kecil.

Inilah sebabnya pemilihan komposisi Bach dalam The Bach Project memiliki makna tersendiri. Yo-Yo Ma ingin mengenang kembali perjalanannya dalam bermain musik yang kini memasuki tahun ke-60. Sebuah perjalanan panjang bagi Yo-Yo Ma yang diawali dengan sebuah kenangan manis bersama komposisi dari Johann Sebastian Bach.

Pertunjukan pertama di Jakarta

Jakarta terpilih sebagai salah satu kota singgah dalam rangkaian pertunjukan akbar The Bach Project. Pada 6 Desember 2019 di JIEXPO nanti, para penikmatnya dipastikan akan dibuai oleh alunan suara selo yang manis dari tangan seorang Yo-Yo Ma. Kedatangannya ini pun semakin berkesan karena merupakan pertunjukan pertama Yo-Yo Ma di Jakarta.

Sebelumnya, pertunjukan The Bach Project telah digelar di sejumlah tempat ikonik dunia, di antaranya adalah di National Cathedral di Washington DC, Nikolaikirche di Leipzig, juga Red Rock Amphitheatre di Colorado.

Tiket Yo-Yo Ma - The Bach Project di Jakarta bisa didapatkan melalui Traveloka Xperience. Dibanderol dengan harga mulai Rp 845 ribu, penggemar Yo-Yo Ma bisa menyaksikan langsung penampilan sang idola memikat para penonton dengan kemampuan bermusiknya yang tak diragukan lagi. Jangan lewatkan kesempatan dan pesan tiketnya di sini .

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com