Satu hal yang wajib diperhatikan saat berolahraga adalah hidrasi, apalagi saat melakukan olahraga dengan intensitas tinggi seperti lari maraton. Masalahnya, tidak semua pelari menyadari pentingnya hidrasi saat marathon dan hanya minum ketika sudah merasa haus. Padahal, rasa haus adalah salah satu indikator bahwa tubuh sudah terlanjur kekurangan cairan.
Hidrasi memang menjadi bagian penting dalam olahraga lari, terutama di negara tropis seperti Indonesia. Bukan hanya untuk mengembalikan cairan yang hilang, minum air mineral saat berlari maraton juga membantu menurunkan suhu tubuh dan menjaga performanya.
Menurut dokter spesialis kedokteran olahraga Grace Joselini, sebenarnya ada beberapa panduan yang diciptakan untuk mengukur kebutuhan air minum sebelum memulai lari maraton.
“Empat jam sebelum race itu harus sudah mengisi cairan sekitar 500 mililiter. Satu jam sampai 15 menit sebelum lari, kita harus isi lagi sekitar 250 mililiter,” kata Grace.
Hal ini disampaikan salah satu pembahasan yang dielaborasi dalam Live Talk Show bertajuk “How to Manage Waters and Calories Intake Before and During Marathon Race to Optimize Runners Performance”. Acara ini dipersembahkan oleh Nestle Pure Life menjelang penyelenggaraan Borobudur Marathon 2019.
Dalam talkshow bersama dua narasumber lain, yakni pelari sekaligus celebrity coach Riefa Istamar dan Marketing Manager Nestle Pure Life Gamaliel Eliza ini, para pelari diajak untuk menyadari pentingnya persiapan hidrasi dengan air mineral berkualitas sebelum dan pada saat lari marathon.
Sebagai pelari berpengalaman sekaligus pelatih, Riefa mengakui pentingnya hidrasi dalam setiap race. Selain latihan fisik dan kecepatan, latihan untuk mengisi kembali cairan tubuh juga perlu dilakukan dalam persiapan lari maraton agar performa tubuh tetap optimal.
“Kadang suka ada yang meremehkan latihan minum ini. Padahal ada yang memang bisa lari sambil minum, ada juga yang belum bisa, jadi pace-nya berubah. Selain melatih itu, kita juga harus melatih kebiasaan minum jauh hari sebelum race,” kata Riefa.
Ternyata bukan hanya kuantitasnya, kualitas air minum yang dikonsumsi pun harus diperhatikan. Ada empat jenis air minum yang dikenal oleh masyarakat Indonesia, yaitu air mineral, air demineralized, air oksigen, dan air alkali.
Berdasarkan pemaparan Gamaliel, masyarakat Indonesia telah mengenal secara umum keempat jenis air minum ini. Meski masing-masing memiliki sedikit perbedaan kandungan dan tingat keasaman, secara umum air mineral adalah jenis yang paling baik untuk dikonsumsi manusia normal.
Hal ini pun disetujui oleh Grace. Sebagai dokter spesialis kedokteran olahraga, ia mengakui air mineral mengandung beberapa jenis elektrolit yang baik untuk tubuh.
Selain itu, pastikan juga untuk memilih air minum yang kualitasnya terjamin. Tidak seperti air mineral pada umumnya, Nestle Pure Life tidak hanya mengikuti standar lokal. Nestle Pure Life merupakan satu-satunya air minum yang diproduksi lokal namun menggunakan standar internasional.
“Standar kita mengacu kepada Nestle Waters Global yang bersumber dari WHO. Jadi kalau standard untuk air minum berdasarkan SNI ada 29, sedangkan yang kita pakai ada 116 parameter kualitas untuk menghasilkan satu botol air minum,” tutur Gamaliel.
Untuk kedua kalinya, Nestle Pure Life kembali menjadi penyedia air minum dalam gelaran Borobudur Marathon 2019. Sejalan dengan visi untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik, Nestle Pure Life turut ambil bagian untuk merayakan gaya hidup sehat melalui olahraga lari ini.
Pilihlah air yang berkualitas dan jaga hidrasi selama persiapan dan pada saat race day di Borobudur Marathon dengan Nestle Pure Life. Simak informasi seputar air mineral berkualitas dan masa depan penuh kebaikan dengan mengikuti akun Instagram Nestle Pure Life di @NestlePureLife_id.