Advertorial

Peran Toko Kelontong Masa Kini dalam Membangun Geliat Interaksi Masyarakat

Kompas.com - 23/11/2019, 10:10 WIB

Saat ini, mungkin sebagian dari kita merasa lebih cemas jika meninggalkan smartphone di rumah ketimbang meninggalkan dompet. Perkembangan teknologi yang ada membuat hampir semua orang seakan tidak bisa terlepas dari smartphone dan koneksi internet.

Di satu sisi, perkembangan teknologi ini memudahkan kita dalam beraktivitas sehari-hari. Entah terkait pekerjaan ataupun dalam berkomunikasi sehari-hari. Terlebih hadirnya media sosial membantu kita terkoneksi dengan banyak orang, tanpa mengenal batas ruang dan waktu.

Akan tetapi, segala kemudahan yang dihadirkan oleh teknologi tersebut memiliki konsekuensi. Salah satunya adalah meredupnya interaksi langsung di tengah kehidupan masyarakat.

Padahal, Indonesia dikenal sebagai masyarakat komunal yang menunjung tinggi sikap gotong royong dan membantu sesama. Budaya ini lahir dan dipelihara lewat interaksi langsung yang terjadi di ruang-ruang publik selama bertahun-tahun lamanya.

Berbicara mengenai ruang publik, toko kelontong adalah salah satunya. Selain sebagai tempat untuk mencari kebutuhan sehari-hari, kehadirannya di setiap sudut pemukiman pun menjadikannya sebagai salah satu ruang bagi masyarakat untuk berinteraksi.

Pelaku usaha toko kelontong yang menyadari hal ini adalah Casriatun (39). Dirinya adalah pemilik toko binaan Sampoerna Retail Community (SRC) yang telah bergabung sejak 2012. Sejak awal membuka tokonya pada 2002 silam, dirinya paham akan pentingnya merawat interaksi antar masyarakat di sekitarnya.

“Awal saya buka ini masih sepi. Saya inisiatif lah buat lapangan badminton di lahan belakang warung saya. Pelan-pelan juga saya sediakan meja pingpong sama meja catur,” kisahnya.

Inisiatif tersebut pun mengundang perhatian masyarakat sekitarnya. Area di sekitar toko kelontongnya pun semakin ramai. Perlahan, dirinya pun mengumpulkan uang untuk membeli sound system dan tenda yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.

“Makin rame karena warga sekitar jadi suka karaoke disini. Terus kalau ada kegiatan apa juga suka saya pinjemin sound system sama tenda, pokoknya mendukung aktivitas warga di sekitar sini lah,” ujarnya.

Hasilnya, toko kelontongnya menjadi ruang untuk berinteraksi bagi masyarakat sekitar. Berbagai fasilitas dan kehangatan yang dihadirkan langsung oleh pemilik menjadi salah satu resep sukses Casriatun dalam berbisnis sekaligus merawat interaksi masyarakat di sekitarnya.

“Bisa seperti ini pastinya gak lepas dari peran SRC. Mereka membina saya agar bisa merangkul pelanggan, terutama masyarakat di sekitar saya,” ujarnya.

Memiliki visi yang sama, Eni (50) punya cara lain untuk membangun geliat interaksi masyarakat di sekitar toko kelontongnya yang berada di kawasan Krapyak, Pekalongan. Eni yang telah bergabung dengan SRC sejak 2008 ini menyediakan lahan di depan toko untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) masyarakat sekitar.

“Sekarang di depan ada mie ayam, kebab, sama ayam geprek. Alhamdulillah jadi rame, banyak masyarakat sekitar yang nongkrong di sini,” ujarnya.

- -

Upaya ini pun berbuah manis. Selain membangun interaksi, dirinya juga berperan untuk memberdayakan UKM milik masyarakat sekitarnya.

Hal tersebut senada dengan misi SRC yang berupaya untuk mengembangkan perekonomian rakyat Indonesia lewat pengembangan UKM. Upaya ini diimplementasikan lewat program Pojok Lokal, wadah khusus bagi produk-produk UKM yang hadir di setiap toko kelontong SRC di seluruh Indonesia.

“Ada banyak di sini, mulai dari keripik ikan layur, ikan tigawaja, koro-koro” ujarnya.

Menilik kisah kedua pemilik toko kelontong di atas, tentu kita dapat menyadari betapa pentingnya merawat interaksi masyarakat dalam kehidupan kita.

Terlebih toko kelontong masa kini telah hadir di dekat lingkungan dengan harga yang lebih bersahabat dan nyaman untuk mengakomodir kebutuhan tersebut.

Banyak cara untuk menjaga tradisi dan budaya gotong royong yang telah lama melekat di kehidupan kita sebagai masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah dengan berbelanja di toko kelontong terdekat.

Klik disini untuk temukan toko kelontong terdekat dari rumahmu.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau