Wonogiri, 5 Desember 2019 – Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyerahkan penghargaan kepada lima Bupati Daerah yang berhasil mengimplementasikan Sistem Resi Gudang (SRG) di daerahnya. Penghargaan tersebut diberikan saat Mendag menghadiri acara Sarasehan Sistem Resi Gudang dalam rangkaian kunjungan kerja Mendag Agus di Wonogiri, Jawa Tengah, hari Kamis (5/12).
“Saya memberikan apresiasi dan penghargaan kepada para Bupati Daerah yang berhasil mengimplementasikan SRG di daerahnya, yaitu Bupati Wonogiri, Bupati Grobogan, Bupati Cianjur, Bupati Barito Kuala, dan Bupati Aceh Tengah. Penghargaan tersebut diberikan atas keberhasilan para Bupabti membuat program kerja pemerintah daerah (pemda) untuk mengembangkan SRG berkelanjutan dan berinovasi dalam pemasaran hasil pertanian melalui SRG," ujar Mendag Agus.
Menurut Mendag, kebijakan terkait SRG yang telah dieksekusi pemda sangat berdampak bagi perkembangan SRG. "B eberapa daerah sudah memperlihatkan peran SRG sebagai instrumen pendukung dalam rangka penyediaan pangan berkualitas bagi masyarakat dan kegiatan ekspor komoditas berdaya saing," imbuh Mendag Agus.
Hal ini sesuai UU No 9 Tahun 8 2006 tentang Sistem Resi Gudang. Dalam Pasal 33 disebutkan, pemda berperan dalam pembuatan kebijakan untuk mempercepat pelaksanaan SRG dan penguatan peran pelaku usaha. “ Beberapa daerah yang telah sukses mengembangkan SRG tidak lepas dari peran aktif pemda dalam menciptakan berbagai terobosan kebijakan. Hal itu bertujuan agar SRG dapat dimanfaatkan secara optimal, baik untuk petani/pelaku usaha maupun pengelola gudang itu sendiri,” kata Mendag.
Strategi Dorong Ekspor Beras Organik dengan Sistem Resi Gudang
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Tjahya Widayanti menambahkan, salah satu Gudang SRG yang secara nyata telah berhasil melakukan ekspor komoditas beras keluar negeri adalah gudang SRG Wonogiri. Pada tahun 2019, gudang SRG yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT. Pengayom Tani Sejagad berhasil melakukan ekspor beras organik ke empat negara, yaitu Amerika, Prancis, Singapore, dan Malaysia. Total nilai ekspor sebesar Rp 1,98 miliar dengan rata-rata kuantitas ekspor per bulan 20 ton. “ Tahun 2020 kita berharap nilai ekspor akan meningkat menjadi 50-60 ton per bulan ,” ujar Tjahya.
Mendag mengajak berbagai pihak, baik pelaku usaha, pengelola gudang, lembaga penguji mutu, pihak perbankan, serta pemda untuk bersinergi mendorong optimalisasi pemanfaatan gudang. Tujuannya agar implementasi SRG terlaksana lebih cepat sehingga mendorong tercapainya ketersediaan pasokan dan stabilitas harga bapok.
Mendag juga menyampaikan terima kasih kepada para pengelola gudang SRG, pihak perbankan yang telah memberikan kepastian dan kemudahan akses pembiayaan melalui SRG, serta para pemangku kepentingan lainnya.
“Saya berharap, kelima pemda yang mendapatkan penghargaan dalam hal pengembangan SRG dapat menjadi contoh bagi pemda lain, khususnya pemda yang telah menerima bantuan pembangunan gudang SRG dari pemerintah,” pungkas Mendag.