PT Bank Central Asia (Tbk) bersama industri perbankan lainnya mendukung gelaran Indonesia Banking Expo (IBEX) 2019 yang digelar oleh Perhimpunan Bank Nasional (PERBANAS).
Kegiatan yang mengusung tema “Consolidate to Elevate” tersebut dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto, Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia Suahasil Nazara, Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng, Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan OJK Boedi Armanto.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjadi salah satu pembicara inspiratif dalam acara ini. Jahja memaparkan tentang pertumbuhan transaksi perbankan di BCA dan meningkatnya volume penggunaan transaksi digital. Selain itu, dibahas pula prospek perkembangan industri perbankan Indonesia pada 2025, termasuk dalam menghadapi transformasi digitalisasi dan masuknya financial technology (fintech) dan industri non-bank lainnya.
Jahja menjelaskan, pada era teknologi pintar seperti saat ini, inovasi diperlukan untuk mencetak berbagai solusi jasa dan layanan ke arah digital. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong pembangunan dan pemberdayaan baik pada aspek fisik dan aspek sumber daya manusia yang ada. “Transformasi digital penting untuk terus dilakukan dalam rangka mengakomodir kebutuhan nasabah dan masyarakat, utamanya generasi milenial pada era digital saat ini. Oleh sebab itu, BCA menghadirkan produk digital, seperti internet dan mobile banking, serta berbagai aplikasi, fitur, alat pembayaran nontunai, antara lain Flazz BCA, Sakuku, dan fitur-fitur seperti QRku, OneKlik BCA, BCA Keyboard, Buka Rekening Online, hingga fitur Cardless di BCA mobile,” imbuh pria ramah ini.
Keunggulan dalam perbankan transaksi terus mendukung peningkatan dana inti BCA yang berupa dana giro dan tabungan (CASA). BCA mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 10,4 persen menjadi Rp683,1 triliun dengan kontribusi CASA sebesar 75,2 persen dari total DPK. CASA tumbuh 7,6 persen YoY menjadi Rp513,9 triliun ditopang oleh tingginya pertumbuhan jumlah transaksi, khususnya pada e-channels. Sementara, deposito berjangka meningkat 19,7 persen YoY menjadi Rp169,2 triliun.
BCA, sambung Jahja, memiliki fokus untuk menjaga posisi likuiditas dan permodalan yang solid serta kualitas kredit yang sehat dalam menopang kinerja bisnis BCA secara berkelanjutan. Tercatat, rasio kecukupan modal (CAR) dan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) berada pada level yang sehat masing-masing sebesar 23,8 persen dan 80,6 persen.
“Rasio pengembalian terhadap aset (ROA) tercatat sebesar 4,0%. Oleh karena itu, kami akan mengembangkan bisnis secara hati-hati, dengan mencermati kondisi lingkungan bisnis namun mengoptimalkan peluang- peluang yang ada. Sebagai industri perbankan di Indonesia, kami akan senantiasa bersikap terbuka terhadap perubahan perilaku nasabah agar tetap relevan di tengah perkembangan industri keuangan yang dinamis,” tambah Jahja.
IBEX yang diselenggarakan oleh PERBANAS telah berjalan selama 7 kali semenjak tahun 2011. IBEX 2019 diharapkan menjadi wadah untuk merekomendasikan kebijakan kepada regulator dan pemerintah terkait industri perbankan, konsolidasi perbankan, dan bisnis fintech agar tercipta ekosistem keuangan yang kuat di masa depan. Acara ini tidak hanya ditujukan untuk industri perbankan saja, turut hadir pula asuransi, multi-finance, perusahaan pembayaran, dan perusahaan fintech.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.