Advertorial

Keseruan Pameran Seni Rupa Kontemporer ART Bali 2019

Kompas.com - 13/12/2019, 14:42 WIB

Setelah diresmikan oleh Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf pada 12 Oktober 2019 lalu, pameran seni rupa kontemporer ART BALI 2019 dibuka untuk umum hingga 13 Januari 2020 mendatang.

Eksibisi ini digelar di AB•BC Building yang berlokasi di Bali Collection, Kawasan ITDC Nusa Dua, Bali. Sebanyak 32 seniman Indonesia dan mancanegara pun terlibat dalam pameran yang mengangkat tema “Speculative Memories”.

“Para seniman yang terlibat benar-benar mempertimbangkan konten dan memberikan wawasan kepada kita tentang berbagai tantangan yang dihadapi Bali dan Indonesia serta kemanusiaan di dunia,” kata kolektor seni Stephen Saul.

ART BALI 2019 menghadirkan karya seni visual yang dituangkan dalam berbagai medium, baik berupa lukisan, instalasi, dan karya seni dengan media baru.

Adapun total karya yang dipamerkan sebanyak 49 unit yang terdiri dari 25 karya dua dimensi, lima karya tiga dimensi, serta 19 karya instalasi, multimedia, video, dan media lainnya.

Seniman sekaligus budayawan dan tokoh pendidik asal Bali, I Made Bandem pun turut mengapresiasi pameran ini. Dalam kunjungannya ke Art Bali, ia mengungkapkan bahwa pameran ini sangat inspiratif terutama dari perspektif seni kontemporer.

- -

“Kalau Anda pergi ke museum-museum di Bali, kebanyakan museum-museum tersebut mengambarkan evolusi seni rupa Bali dari prasejarah sampai sekarang di era modern, tetapi tidak ada museum yang khusus mengenai seni kontemporer. Saya rasa Art Bali akan menjadi pengarah untuk pengembangan seni kontemporer kita terutama di Bali,” imbuhnya.

Pernyataan serupa pun disampaikan oleh seorang kritikus seni rupa asal Milan Maurizio Bortolotti. Maurizio juga merupakan peneliti dan kurator beragam project seni dan pameran internasional di berbagai negara.

Menurutnya, pameran Art Bali sangat penting sebagai suatu langkah ke depan untuk seni dan budaya kontemporer di Indonesia, bahkan untuk Asia Tenggara.

Hal itu selaras pula dengan semangat penyelenggaraan pameran ini. Art Bali ditujukan sebagai wadah bagi para seniman untuk terus menantang artistik mereka untuk membuat terobosan-terobosan terbaru dalam seni rupa kontemporer.

“Ini adalah usaha untuk mengembangkan seni rupa Indonesia dan ekosistemnya, terutama di Bali,” ungkap Direktur Art Bali Heri Pemad,.

Pameran ART BALI 2019 juga memiliki misi untuk menjembatani khalayak dengan seni. Misi ini salah satunya diimplementasikan melalui agenda Exhibition Tour dan Meet the Artists yang diadakan pada jadwal-jadwal tertentu di setiap bulan.

- -

Program ini menghadirkan kurator dan sejumlah seniman yang memandu pengunjung untuk mengenal lebih dekat karya-karya yang dipamerkan. Para pemandu pun akan menjelaskan tema, gagasan, eksplorasi artistik, dan proses kreatif di baliknya, termasuk menjawab pertanyaan dari para pengunjung.

ART BALI 2019 juga menerima kunjungan mulai dari Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi, baik yang berasal dari Bali maupun luar pulau Bali.

Beberapa tamu yang telah berkunjung antara lain Bali Island School, Bukit Sunrise School, SMKN 1 Sukawati, ISI Denpasar, ISI Jogjakarta, IKIP PGRI Bali, IHDN, dan Universitas Udayana.

ART Bali juga berkolaborasi dengan Ketemu Project dan Bali Deaf Community untuk memfasilitasi teman tuli yang mengunjungi pameran dengan menghadirkan penerjemah Bahasa Isyarat Indonesia.

Exhibition Tour dan Meet the Artistsselanjutnya akan digelar pada Minggu, 22 Desember 2019, pukul 16.00-18.00 WITA. Program tersebut akan menghadirkan salah satu kurator pameran, yaitu Rifky Effendy. Selain itu, hadir pula sejumlah seniman dan penerjemah Bisindo.

Informasi selengkapnya mengenai pameran dapat diakses melalui situs artbali.co.id atau Instagram @art.bali.id dan Facebook @artbali.id.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com