Advertorial

Semakin Nyaman Belajar dengan Suasana Kampus nan Hijau

Kompas.com - 07/01/2020, 11:51 WIB

Tingginya tingkat urbanisasi masyarakat saat ini, mengakibatkan berbagai dampak yang cukup signifikan terhadap lingkungan. Salah satu dampak yang terasa bagi masyarakat perkotaan adalah tingginya suhu udara di dalam maupun di luar ruangan.

Hal tersebut disebabkan oleh berkurangnya lahan hijau dan banyaknya jumlah bangunan tinggi di dalam kota. Selain itu, kurangnya lahan hijau sebagai paru-paru alam yang menyebabkan tingginya polusi udara. Situasi ini membuat berbagai kalangan masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya pelestarian lingkungan.

Fenomena ini pun disadari oleh berbagai universitas. Sehingga, lingkungan sekitar kampus kemudian diberdayakan menjadi ruang hijau yang ditumbuhi oleh berbagai macam pepohonan. Harapannya ruang terbuka hijau yang disediakan dapat membantu mengurangi kadar emisi gas rumah kaca.

Selain ruang terbuka hijau efisiensi energi dan air juga diupayakan. Hal ini bertujuan agar keseimbangan alam dapat terus terjaga di kemudian hari.

Konsep kampus ramah lingkungan tersebut diterapkan oleh Universitas Multimedia Nusantara (UMN) yang berlokasi di Gading Serpong. Hal ini dibuktikan dengan pencapaian UMN sebagai perguruan tinggi peringkat ke-3 terbaik untuk pengelolaan energi dan air di Indonesia berdasarkan UI GreenMetric World University Rankings 2019.

Perjalanan UMN dalam mendapatkan peringkat dalam UI GreenMetric World University Rangkings 2019 tidaklah mudah. UMN harus bersaing dengan 780 universitas dari 80 negara di dunia untuk membuktikan komitmennya.

Andrey Andoko selaku Wakil Rektor II UMN, turut mengisahkan bahwa pembangunan UMN didasari oleh konsep ramah lingkungan. UMN saat ini telah mengadaptasi penggunaan energi surya melalui panel surya dan pengelolaan air menggunakan biopori.

Tidak hanya itu, pengelolaan air limbah di sekitar kampus telah ditangani dengan baik menggunakan metode Sewage Treatment Plant (STP).

“Air limbah tersebut akan didaur ulang, lalu kemudian akan digunakan kembali untuk hal-hal, seperti sanitasi atau penyiraman tanaman,” ujarnya.

Tidak hanya berprestasi secara internasional, UMN juga telah menoreh berbagai prestasi di dalam negeri, di antaranya yaitu peringkat ke-13 sebagai kampus hijau berkelanjutan di Indonesia dan peringkat ke-1 perguruan tinggi swasta paling hijau se-Jabodetabek.

Belajar manajemen energi

Predikat UMN sebagai kampus hijau juga turut diimplementasikan ke dalam materi pengajaran bagi mahasiswanya. Program studi (Prodi) Teknik Fisika dipercaya sebagai sarana implementasi bagi mahasiswa UMN untuk mempelajari teknologi energy saving building yang difasilitasi menggunakan gedung UMN sebagai labolatoriumnya.

Sebelum praktik kerja magang, mahasiswa dapat terlebih dahulu memiliki sertifikasi di bidang green building sebagai nilai tambah.

“Dengan predikat sebagai kampus hijau dengan pengelolaan energi, iklim dan air yang baik di Indonesia dan dunia, mahasiswa bisa semakin nyaman belajar. Kami pun dari pihak kampus juga menunjukkan kontribusinya untuk menjaga kelestarian lingkungan,” pungkas Andrey.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau