Advertorial

Risma Konsisten Memutus Mata Rantai Kemiskinan dengan Beasiswa Pendidikan

Kompas.com - 10/02/2020, 11:24 WIB

Pendidikan selalu menjadi program prioritas Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya selama masa kepemimpinan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Melalui program beasiswa pendidikan, Risma yakin bisa memutus mata rantai kemiskinan di kota Pahlawan.

Sejak 2010, Pemkot Surabaya konsisten memberikan beasiswa pendidikan atau beasiswa Generasi Emas Surabaya (Gemas). Hingga 2020, sebanyak 2.932 anak sudah mendapatkan beasiswa ini, baik untuk kuliah di perguruan tinggi maupun berbagai pelatihan khusus.

Risma menjelaskan salah satu cara untuk memutus mata rantai kemiskinan di Surabaya dengan memberikan beasiswa pendidikan. Oleh sebab itu, setiap membuka beasiswa, Pemkot selalu mengutamakan anak-anak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi.

“Nah, ketika mereka mendapatkan beasiswa dari Pemkot Surabaya, kemudian lulus, mereka langsung bekerja di tempat yang mungkin tidak pernah mereka pikirkan. Jika sudah seperti ini, maka mereka akan dapat meningkatkan status sosial ekonomi keluarganya,” kata Risma.

Menurutnya, stigma di masyarakat tentang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi butuh biaya yang besar masih sangat kuat. Maka dari itu, Risma mengaku selalu membujuk satu per satu anak-anak yang secara akademik bagus, tetapi terbentur ekonomi untuk melanjutkan pendidikan.

“Beasiswa ini solusinya. Sekarang sudah banyak yang menerima manfaat dari beasiswa ini,” ujarnya.

Wali kota yang juga menjabat Presiden UCLG-ASPAC ini memastikan, kualitas kerja dari anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu ini sangat luar biasa. Sebab, mereka sadar bahwa berasal dari keluarga kurang mampu, serta jarang mendapatkan kesempatan kerja di tempat yang tidak pernah mereka pikirkan.

“Jadi, mereka itu biasanya rajin-rajin, loyal, dan dapat membantu keluarga atau lingkungannya,” ujarnya.

Sejak 2010-2017, program beasiswa Gemas ini dikelola oleh Dinas Sosial. Seiring berjalannya waktu, sejak 2018 sampai sekarang, dialihkelolakan kepada Dinas Pendidikan Surabaya. Sejak saat itu pula, program beasiswa ini semakin masif dan bervariasi.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo menjelaskan bahwa pada saat dikelola oleh Dinas Sosial, program beasiswa itu sudah dirasakan manfaatnya oleh 791 anak Surabaya.

Mereka menyebar di berbagai perguruan tinggi, seperti di Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) sebanyak 73 orang, Universitas Airlangga (Unair) 267 orang, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) 184 orang, Universitas Islam Negeri Surabaya (Uinsa) 89 orang, Politeknik Kesehatan (Poltekes) Kemenkes 31 orang, dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jatim 57 orang.

Selain itu, ada pula beasiswa pelatihan, seperti pelatihan desain baju dan menjahit satu orang, Basic Aircraft Strukture-ATKP 23 orang, Diklat Operator Lantai Bor-Migas 14 orang, Diklat Operator Lantai Perawatan Sumur-Migas 8 orang, Diklat Juru Las-Migas 15 orang, dan Diklat Aircraft Technical Assistant-ATKP 24 orang.

“Yang paling fenomenal adalah kami memberikan beasiswa pendidikan pilot kepada 5 orang anak Surabaya yang kurang mampu. Saat ini mereka sudah bekerja sebagai pilot di Citilink,” ujar Supomo.

Peningkatan jumlah penerima beasiswa Gemas pun dirasakan saat pengelolaannya berada di Dinas Pendidikan. Sebanyak 2.141 anak Surabaya telah menerima beasiswa ini.

Mereka berada di UPN 198 orang, Unesa 458 orang, Unair 275 orang, ITS 68 orang, Poltekkes 96 orang, PENS 22 orang, PPNS 31 orang, Uinsa 323 orang, Trunojoyo 4 orang, Uinma 1 orang, UNS 1 orang, Poltekbang 47 orang, Politeknik Ubaya 179 orang, dan Unitomo 5 anak.

“Khusus yang di kampus-kampus ini sebanyak 1.708 anak yang menerima beasiswa,” katanya.

Di samping itu, pada 2018, Dinas Pendidikan juga memberikan beasiswa bagi hafidh atau penghafal Al-Quran di tingkat SD sebanyak 10 anak, SMP sebanyak lima anak, SMA sebanyak enam anak, dan bagi mahasiswa 13 anak.

“Tahun 2018 itu, beasiswa bagi hafidh 34 anak,” ujar Supomo.

Sedangkan pada 2019, Dinas Pendidikan memberikan beasiswa Hafidh sebanyak 399 anak, yang terdiri dari TK 27 anak, penghafal 3 juz tingkat SD 209 anak, penghafal 5 juz tingkat SD 98 anak, penghafal 7 juz tingkat SMP 44 anak, dan penghafal 10 juz tingkat SMP 21 anak.

“Jadi, sangat banyak beasiswa yang diberikan kepada anak-anak Surabaya. Harapan kami beasiswa ini dapat menunjang masa depan mereka, sehingga mereka bisa memutus mata rantai kemiskinan di keluarganya masing-masing,” katanya.

Sementara itu, Muhammad Salman Faris, satu di antara lima penerima beasiswa pilot mengucapkan terima kasih banyak kepada Risma dan jajaran Pemkot Surabaya yang telah memberikan beasiswa pilot ini.

“Setelah saya lulus pendidikan pilot, saya kerja di Citilink. Saat ini saya bisa mencover keluarga inti, adik dua-duanya saya cover biaya pendidikannya. Sedikit demi sedikit tante dan saudara lainnya juga saya bantu. Jadi, benar-benar sangat berpengaruh dalam perekonomian keluarga kami. Tiada kata lain selain terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Risma. Semoga ibu sehat selalu, amin,” kata Salman.

- -

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com