Advertorial

Tak Perlu ke Dokter, Cek Kesehatan Kini Semudah Cek Saldo di ATM

Kompas.com - 10/02/2020, 22:39 WIB

Jakarta, KOMPAS.com - Pernahkah Anda penasaran dengan kondisi kesehatan tubuh, namun malas ke klinik, laboratorium, atau rumah sakit? Repotnya mendaftar dan mengantre, bersaing dengan banyak pasien lain di tiga sarana kesehatan tersebut sudah langsung terbayang.

Padahal mengecek kondisi kesehatan tubuh, sesederhana dengan cek tekanan darah atau tes darah di laboratorium bisa membantu kita mendeteksi dini penyakit agar penanganannya tidak terlambat. Misalnya saja, menghindari stroke, mendeteksi gejala diabetes, infeksi, hingga kanker.

Dilansir dari survei HonestDocs, 70 persen masyarakat Indonesia mengaku tidak pernah melakukan tes darah sama sekali.

Sebanyak 51 persen dari total 9.612 responden beralasan tidak memiliki waktu untuk pergi ke klinik, 24 persen merasa takut, 15 persen merasa belum membutuhkan, dan 7 persen memiliki keterbatasan biaya. Selain itu ada juga kendala sulitnya akses ke fasilitas kesehatan.

Menyadari kondisi tersebut, Telehealth Indonesia, startup yang bergerak di bidang kesehatan, menciptakan alat pengecekan kesehatan portabel bernama ATM Sehat

Cek kesehatan di era industri 4.0

Konsep yang diusung ATM Sehat cukup menarik. Cek kesehatan dapat dilakukan dengan mudah,  semudah cek saldo tabungan. Tinggal datangi booth ATM Sehat dan operasikan tes yang diinginkan secara mandiri menggunakan antarmuka layar sentuh di meja ATM.

Selain itu, ATM Sehat juga menawarkan layanan cek kesehatan dengan harga terjangkau, mulai dari Rp 5.000 pengguna dapat melakukan cek tekanan darah hingga cek gula darah.

“Karena kami bertujuan untuk berkontribusi di standar kesehatan, maka kami berharap layanan kami dapat terjangkau bagi masyarakat,” ujar Chief Technical Officer Telehealth Ahmad Zaki Ansori, salah satu sosok di balik terciptanya ATM Sehat pada Kick-Off IdenTIK 2020, Senin (10/2/2020) di Jakarta.

ATM Sehat sendiri telah terintegrasi dengan aplikasi kesehatan milik Telehealth yang akan memberikan laporan kesehatan harian penggunanya. Tak hanya itu, aplikasi Telehealth juga mendukung konsultasi online dengan dokter yang berdedikasi untuk memberi konsultasi lewat layanan ini.

Pembayaran pada ATM Sehat nantinya akan dapat menggunakan solusi pembayaran online yang saat ini ada di masyarakat. Dalam situasi darurat, ATM Sehat juga memiliki pilihan panggilan darurat di layar menu untuk memanggil ambulance ke lokasi ATM.

ATM Sehat saat ini juga menyediakan layanan pengecekan kolesterol, asam urat, suhu tubuh, kadar oksigen darah, dan konsultasi dokter. Tak lupa, fitur stunting ikut dihadirkan untuk konsultasi dan pengecekan tubuh anak.

“Kami ingin terus berkolaborasi dengan pemerintah untuk menciptakan kesehatan masyarakat yang lebih baik,” ujar Zaki.

Chief Technical Officer Telehealth Ahmad Zaki Ansori, memaparkan konsep kerja ATM Sehat pada kick-off Identik 2020 (10/2/2020) di Cyber 2 Tower, Kuningan Chief Technical Officer Telehealth Ahmad Zaki Ansori, memaparkan konsep kerja ATM Sehat pada kick-off Identik 2020 (10/2/2020) di Cyber 2 Tower, Kuningan
Diciptakan dengan latar belakang kemanusiaan

Ahmad Zaki Ansori mengatakan bahwa ATM Sehat tercipta dari rasa kemanusiaan. Pada awal penciptaannya, ia dan timnya menyadari banyak orang di daerah kecil yang kesulitan melakukan cek kesehatan. Sehingga, tercetuslah ide untuk menciptakan ATM Sehat yang mudah diakses masyarakat.

“Visi kami yaitu bagaimana masyarakat dapat mudah mengakses fasilitas kesehatan dan berkonsultasi ke dokter dengan cara mudah, tanpa harus pergi ke kota,” ujar Zaki.

Tak hanya di kota besar, Telehealth juga bekerjasama dengan pemda dan puskesmas di berbagai daerah untuk memudahkan dokter dalam mengidentifikasi kesehatan pengguna. Zaki menambahkan jika data pengguna tersimpan dengan aman menggunakan teknologi keamanan terkini.

“Isu saat ini di Indonesia yaitu sebesar 30 persen mengalami stunting dan kurang gizi. Di sini ATM Sehat berusaha untuk membantu pemerintah dalam mengurangi stunting,” papar Zaki.

Memperkenalkan ATM Sehat melalui kompetisi IdenTIK

Sepanjang perjalanan pembuatannya, ATM Sehat telah mengalami berbagai perubahan prototipe. Tak hanya itu, Telehealth juga mengikuti berbagai macam lomba untuk memperkenalkan produk dan teknologinya. Salah satu lomba yang diikuti adalah kompetisi IdenTIK 2019, yang digagas oleh Kominfo untuk pengembangan startup di Indonesia.

IdenTIK merupakan program tahunan sebagai wadah seleksi bagi produk berbasis Teknologi dan Informasi agar dapat bersaing dalam negeri maupun luar negeri. IdenTIK juga memberikan kesempatan pada ATM Sehat untuk unjuk gigi mewakili Indonesia di kancah internasional.

“Setelah lolos tahap nasional, kami intensif digembleng agar bisa kompetitif di ASEAN. Dengan bantuan juri, kami dapat belajar bisnis model, value, hingga penyampaian kepada audience,” ujar Zaki.

Tak hanya itu, ATM Sehat juga berhasil menyabet juara kedua dalam IdenTIK 2019 di kategori Research and Development. Zaki juga menyarankan bagi perusahaan startup untuk mengikuti ajang IdenTIK 2020 untuk mengasah kemampuan dari segi bisnis maupun produk. IdenTIK juga memberikan potensi pendanaan internasional dari berbagai rekanan di Asia.

Saat ini, Kominfo telah membuka kembali pendaftaran untuk startup yang ingin mengembangkan sayap ke ranah internasional hingga 28 Mei 2020. Untuk info lebih lanjut mengenai pendaftaran dan kategori bisnis kunjungi halaman ini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau