Advertorial

Menhub Optimis IKN Baru Jadi Gerbang Masa Depan Indonesia

Kompas.com - 04/03/2020, 09:50 WIB

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyampaikan optimismenya terkait pembangunan infrastruktur di kawasan ibu kota negara (IKN) baru. Menurutnya, IKN baru ini dapat menjadi kiblat bagi kota-kota lain di Indonesia.

“Saya optimis pemindahan IKN ini akan jadi gerbang masa depan Indonesia,” ujar Budi dalam diskusi “Dialog Indonesia: Merajut Konektivitas Ibu Kota Negara” di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (26/02/2020).

Budi mengatakan pembangunan di IKN baru ini tidak hanya sebatas sistem transportasi yang lebih modern, tetapi juga pengembangan perkotaan yang lebih baik di masa depan.

“Berkali-kali Presiden menyampaikan tentang contoh kota masa depan. Kita harus berinovasi, seperti bagaimana kendaraan-kendaraan (listrik) di sana bisa jadi contoh untuk kota-kota lain di Indonesia,” pungkasnya.

Rancangan ibu kota baru, ujar Budi, akan dirancang secara modern. Hal ini diwujudkan dengan menghadirkan rumah sakit dan universitas bertaraf internasional, yang menggabungkan sistem pendidikan Indonesia dan luar negeri.

“Nanti rumah sakit dibuat standar internasional yang bisa jadi contoh, bisa menghemat devisa kita juga. Lalu ada international university, jadi anak-anak tidak perlu belajar di luar negeri,” jelasnya.

Budi mengakui, hal tersebut tidak mudah untuk dilaksanakan. Oleh karenanya, dirinya berharap keterlibatan semua pihak untuk mewujudkan pembangunan IKN baru ini.

“Mulai dari akademisi, dunia industri, komunitas masyarakat, pemerintah, hingga media. Lewat kolaborasi pentahelix, diharapkan kota ini bisa menjadi kota percontohan yang bisa kita banggakan,” ungkapnya.

IKN baru sendiri akan mengusung konsep green city. Hal ini diwujudkan lewat infrastruktur, termasuk sistem transportasi yang ramah lingkungan.

(Dari kiri) Sekretaris Sekretariat Ibu Kota Negara Bappenas Hayu Parasati, Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK Sigit Hardiwinarto, Kepala Badan Litbang Perhubungan Umiyatun Hayati Triastuti, Pemimpin Redaksi Harian Kompas Ninuk Mardiana Pambudy, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, serta Programme Manager of Global Future Cities Programme of British Embassy Maria HendartiKOMPAS.com/Aditya Mulyawan (Dari kiri) Sekretaris Sekretariat Ibu Kota Negara Bappenas Hayu Parasati, Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK Sigit Hardiwinarto, Kepala Badan Litbang Perhubungan Umiyatun Hayati Triastuti, Pemimpin Redaksi Harian Kompas Ninuk Mardiana Pambudy, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, serta Programme Manager of Global Future Cities Programme of British Embassy Maria Hendarti

Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa pemerintah akan mewajibkan penggunaan kendaran berbasis listrik (electric vehicle /EV) di IKN baru.

“Kalau tidak EV, tidak boleh masuk ke kota itu (IKN baru). Kalau masuk ke dalam, harus (menggunakan kendaraan) EV atau public transportation yang pakai EV,” tegasnya.

Demi memenuhi kebutuhan energi mobil listrik di IKN baru, Luhut menyampaikan bahwa pemerintah berencana untuk membangun pabrik baterai litium di sekitar lokasi ibu kota baru di Kalimantan Timur.

Terkait proses soft ground breaking, Sekretaris Tim Kajian IKN Kementerian Perencanaan Pembangunan/Bappenas Hayu Larasati menyampaikan bahwa proses ini akan berlangsung pada Juli 2020 mendatang.

“Perkiraan pada bulan Juni, semua rancangan Undang-Undang dan masterplan sudah siap, sehingga Juli sudah dimulai soft groundbreaking yang dimulai seterusnya dengan penyiapan pembangunan fisik,” ujarnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau