Advertorial

Sebab Pasang AC Tak Boleh Sembarangan, Daikin Latih SMK dan BLK di Indonesia

Kompas.com - 05/04/2020, 12:11 WIB

Penggunaan air conditioner (AC), kini sudah menjadi kebutuhan primer. Baik dalam rumah tangga ataupun komersial, semua menggunakan AC untuk mendinginkan ruangan.

Satu hal yang perlu diperhatikan saat pemasangan AC adalah apakah teknisi yang memasang sudah berkualifikasi? Ini yang terkadang luput dari perhatian banyak orang, termasuk Anda.

Saat membeli AC di toko elektronik terdekat, biasanya sekaligus dengan biaya instalasi dan pemasangannya. Jika sedang beruntung, Anda akan mendapatkan teknisi yang telah bersertifikasi.

Namun, jika tidak beruntung, bukannya ruangan menjadi sejuk, justru Anda harus membongkar dan mencari jasa teknisi lain karena salah pemasangan AC. Biaya yang dikeluarkan menjadi ekstra.

Padahal, dengan semakin berkembangnya bangunan komersial di Indonesia, seperti kantor, sekolah, rumah sakit, dan mal, profesi sebagai teknisi AC sangat dibutuhkan. Bukannya masalah jumlah tenaga kerja, tetapi mengenai kualitas pekerjaannya.

Ada banyak kasus di mana installer belajar langsung di lapangan tanpa mendapatkan pendidikan formal dari lembaga atau sekolah yang berkualitas. Inilah yang menjadi tantangan baik bagi Daikin ataupun produsen AC di Indonesia.

Maka dari itu, sebagai merek AC Jepang ternama, Daikin merasa perlu untuk melatih skill para teknisi AC. Dimulai pada 2013, Daikin telah melakukan banyak pelatihan untuk teknisi lapangan.

Workshop Pelatihan Okupasi dan Uji Kompetensi Teknisi AC yang diadakan Daikin di Medan.Dok.Daikin Workshop Pelatihan Okupasi dan Uji Kompetensi Teknisi AC yang diadakan Daikin di Medan.

Namun, baru pada 2018, Daikin mendirikan Pusat Pelatihan Nasional yang pertama di Jakarta Utara. Pusat pelatihan ini sudah terdaftar sebagai tempat ujian kompetensi dari Lembaga Sertifikat Profesi Teknik Pendingin dan Tata Udara (LSP-TPTU).

Dilengkapi dengan fasilitas pelatihan paling komprehensif di bidang pendingin udara, pusat pelatihan ini telah melatih lebih dari 10.000 peserta.

Keseriusan Daikin untuk memajukan teknisi AC di Indonesia juga dibuktikan dengan berkolaborasinya dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada 2019, dalam penyelenggaraan peningkatan kompetensi bidang teknik pendingin dan tata udara di sekolah menengah kejuruan (SMK) seluruh Indonesia.

Daikin menyasar SMK karena sekolah merupakan sumber utama untuk masa depan Indonesia. Daikin bersama dengan pihak kementerian dan guru-guru SMK ingin mempersiapkan generasi masa depan Indonesia, melatih mereka, dan mempersiapkan untuk situasi aktual di lapangan agar bisa menangani berbagai jenis produk AC secara profesional.

Salah satu siswa SMK peserta pelatihan sedang menjajal sendiri proses pemasangan AC.Dok. Daikin Salah satu siswa SMK peserta pelatihan sedang menjajal sendiri proses pemasangan AC.

Sebanyak 29 SMK pun telah menandatangani nota kesepakatan bersama Daikin. Salah satunya di SMKN 29 Jakarta, pada (26/02/2020), diadakan pelatihan mengenai material dasar AC. Acara tersebut diikuti oleh 75 siswa yang antusias.

Sejak 2019, tak hanya SMK saja, Daikin juga membuka kerja sama dengan beberapa Balai Latihan Kerja (BLK). Tak hanya di Jakarta, Daikin juga melakukan pelatihan ke berbagai kota di Indonesia, seperti Jember, Surabaya, Medan, hingga Kalimantan Selatan.

Pada pertengahan tahun ini juga, Daikin tengah merencanakan pelatihan untuk BLK yang berada di Ende-NTT. Informasi lebih lanjut mengenai pelatihan dari Daikin, silakan klik di sini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau