Advertorial

Pentingnya Menanamkan Rasa Kepedulian Anak Sejak Usia Dini

Kompas.com - 29/05/2020, 19:14 WIB

Kepedulian adalah salah satu karakter yang penting untuk ditanamkan kepada anak sejak usia dini. Hal tersebut penting agar anak memiliki rasa empati dan tanggung jawab yang tinggi di kehidupannya kelak. 

Rasa kepedulian sendiri bukan hal yang dapat berkembang secara otomatis, melainkan sesuatu yang perlu dipelajari. Selain itu, salah satu faktor penting untuk menanamkan rasa kepedulian adalah dengan memulainya sejak dini. 

Sebuah studi dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat menunjukkan anak usia 18 bulan telah mampu menguasai komponen kunci dari empati, yakni kemampuan memahami perasaan orang lain. 

Oleh karena itu, sebagai orangtua Anda bisa melakukan hal-hal berikut ini untuk menanamkan kepedulian anak sejak dini. 

Berpartisipasi dalam kegiatan sosial 

Orangtua adalah tempat pertama anak mempelajari segalanya. Oleh karena itu, Anda bisa memupuk rasa kepedulian pada anak dengan memberi contoh dan mengajaknya melakukan hal-hal positif. Misalnya, Anda bisa mengajak anak untuk mengunjungi panti asuhan dan menyumbangkan mainan yang sudah tidak terpakai. 

Selain itu, Anda juga bisa mendorongnya untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang ada di sekolahnya. Salah satu contoh sekolah yang menyediakan ruang bagi siswanya untuk terlibat kegiatan sosial adalah Jakarta Intercultural School (JIS)

Beberapa kegiatan sosial yang diadakan oleh JIS adalah dengan mengajar bahasa Inggris untuk anak kurang mampu dan konservasi untuk kelestarian lingkungan. Kegiatan tersebut tentunya dapat melatih karakter anak dan menanamkan rasa kepedulian anak terhadap orang lain dan lingkungan sekitar. 

Kenalkan ragam budaya 

Kita hidup di tengah keragaman budaya, bahasa, ras, dan kepercayaan yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi anak untuk belajar mengenal dan berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda. 

Jika mengenal dan terbiasa berinteraksi dengan orang-orang latar belakang berbeda di berbagai lingkungan, anak tidak akan memandang perbedaan sebagai suatu hal yang asing. Pada akhirnya, anak akan tumbuh dengan karakter yang peduli terhadap sesama tanpa membeda-bedakan satu sama lain. 

Selain di rumah, tentunya sekolah menjadi salah satu lingkungan untuk anak mempelajari hal tersebut. Misalnya saja di JIS, banyak siswa yang berasal dari berbagai latar belakang berbeda. Sambil menimba ilmu akademik, mereka dapat belajar dan berinteraksi dengan anak-anak dan tenaga pengajar yang memiliki budaya, ras, dan kepercayaan yang berbeda. 

Memilih sekolah yang tepat 

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, pemilihan sekolah yang tepat juga menjadi salah satu hal krusial untuk menanamkan rasa kepedulian pada anak. Anda perlu memilih sekolah yang tidak hanya fokus pada kecerdasan intelektual saja, tetapi juga menanamkan kecerdasan emosional pada anak. 

Adapun salah satu sekolah yang menyadari pentingnya kedua hal tersebut adalah JIS. Demi mengantarkan siswanya menjadi Best of The World, JIS menghadirkan berbagai program untuk menanamkan kepedulian, salah satunya adalah service learning. 

Program service learning sendiri merupakan bagian dari kurikulum yang menggabungkan pembelajaran akademik di kelas dengan kegiatan-kegiatan sosial untuk membantu masyarakat. Hasilnya, siswa mampu mendapatkan pengalaman belajar yang menyeluruh, sekaligus meningkatkan kesadaran mereka terhadap isu-isu sosial dan lingkungan.

Salah satu cara siswa JIS mempelajari lingkungan hidup, terjun langsung ke lapangan untuk belajar ekosistem sekaligus menanam pohon bakau di kawasan pantai utara JakartaDok. JIS Salah satu cara siswa JIS mempelajari lingkungan hidup, terjun langsung ke lapangan untuk belajar ekosistem sekaligus menanam pohon bakau di kawasan pantai utara Jakarta

JIS sendiri menerapkan program service learning sejak usia dini, mulai dari Early Years (usia 3-5 tahun) hingga kelas 12. Mereka dilibatkan dengan berbagai aktivitas sosial untuk membantu masyarakat, mulai dari sekitar lingkungan sekolah hingga di seberang pulau sana. 

Misalnya, pada kelas Creative Arts and Design Technology para siswa akan ditugaskan untuk menggambar seni mural dan merancang furnitur untuk berbagai rumah sakit dan panti asuhan. 

Kemudian pada kelas Social Studies, siswa akan didorong untuk melakukan riset dan membuat kampanye sosial terkait permasalahan dunia seperti polusi air, perkembangan ekonomi hingga krisis pengungsi di dunia. 

Lebih jauh lagi, para siswa JIS pun berinisiatif untuk menciptakan program service learning versi mereka sendiri yang tentunya didukung oleh pihak sekolah. Salah satunya adalah Conquer Cancer Club yang menggalang dana untuk berbagai yayasan kanker anak seperti Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) dan Mary’s Cancer Kiddies.

Siswa JIS dari kelas creative arts menggambar mural di ruang keluarga RMHC di Rumah Sakit CiptomangunkusumoDok. JIS Siswa JIS dari kelas creative arts menggambar mural di ruang keluarga RMHC di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo

Selain program service learning, sekolah berstatus Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) tersebut juga menghadirkan JIS Peduli. JIS Peduli adalah organisasi yang dijalankan oleh para siswa, guru, dan staf sekolah untuk mendukung inisiatif-inisiatif service learning dan merespon bencana yang melanda. 

JIS Peduli sendiri hadir sebagai bentuk respon dari bencana tsunami yang menimpa Aceh pada 2004 silam. Selama beberapa tahun ke belakang, JIS Peduli telah memberikan bantuan kepada keluarga dan sekolah terdampak bencana. Beberapa contohnya adalah bantuan untuk bencana gempa bumi di Palu dan Lombok. 

Terkait situasi pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini, JIS Peduli bersama para alumni dan Artha Graha Peduli (AGP) pun merespon dengan memberikan bantuan berupa 1.000 perlengkapan sanitasi untuk masyarakat kurang mampu di sekitaran kampus JIS Cilandak, Jakarta Selatan. 

Kemudian sebagai apresiasi terhadap kepada para karyawannya, JIS Peduli juga mendistribusikan 1.000 paket kebutuhan sehari-hari untuk petugas keamanan, petugas kebersihan, dan pengemudi bus sekolah.

Siswa JIS bersama para pendamping, termasuk Head of School JIS Dr. Tarek Razik memberikan bantuan pada Habitat of Humanity sekaligus mempelajari kehidupan di pedesaan di kawasan Sentul, Bogor, Jawa BaratDok. JIS Siswa JIS bersama para pendamping, termasuk Head of School JIS Dr. Tarek Razik memberikan bantuan pada Habitat of Humanity sekaligus mempelajari kehidupan di pedesaan di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat

Contoh-contoh di atas hanyalah beberapa aktivitas yang difasilitasi oleh JIS untuk para siswanya. Masih ada lebih dari 50 organisasi yang dijalankan oleh para siswa dan didukung sepenuhnya oleh JIS. Banyak pilihan bagi anak untuk berpartisipasi yang tentunya dapat membangun karakter positif dalam dirinya. 

Menanamkan karakter positif seperti kepedulian terhadap sesama dan lingkungan sejak dini tentunya menjadi tugas utama bagi orangtua. Akan tetapi, tidak ada salahnya jika hal tersebut didukung dengan sekolah berkualitas yang kaya akan fasilitas dan kegiatan positif untuk anak seperti JIS

Kunjungi halaman ini untuk informasi selengkapnya mengenai JIS.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com