Advertorial

Hindari Ketergantungan Impor BBM, Pertamina Tetap Jalankan Pembangunan Kilang

Kompas.com - 05/06/2020, 22:34 WIB

Sejumlah proyek pembangunan kilang Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grass Roof Refinery (GRR) terus dijalankan pemerintah dan PT Pertamina (Persero) di tengah situasi pandemi Covid-19 dan harga minyak dunia yang rendah.

Seiring pembangunan kilang yang membutuhkan investasi besar, turut hadir pula tuntutan untuk memberikan dampak positif terhadap masyarakat. Tuntutan tersebut pun menjadi perhatian pemerintah dan Pertamina sebagai pelaksana proyek RDMP dan GRR.

Direktur Megaproyek & Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang, menyatakan, pembangunan megaproyek RDMP dan GRR merupakan proyek strategis yang memberikan manfaat besar, baik bagi masyarakat sekitar maupun secara nasional.

“Pembangunan kilang merupakan proyek dengan investasi yang besar. Oleh karena itu, untuk menjamin keberlanjutan dan kepastian investasi, Pertamina melakukan kerja sama dengan investor-investor global,” imbuhnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (05/06/2020).

Adapun salah satu kerja sama yang dilakukan Pertamina adalah pembangunan RDMP Balongan Phase 3 di Indramayu, Jawa Barat. Pada proyek tersebut, Pertamina menggandeng CPC Corporation dari Taiwan.

Meski mahal, ungkap Ignatius, pembangunan kilang Pertamina memberikan multiplier effect bagi pembukaan lapangan pekerjaan dan pengembangan ekonomi nasional.

“Dengan total investasi sekitar 48 miliar dollar AS, RDMP dan GRR akan menyediakan lapangan pekerjaan untuk sekitar 130 ribu orang saat konstruksi dan sekitar 10 ribu orang saat operasi,” ungkapnya.

Berdasarkan hasil studi, imbuh Ignatius, lapangan pekerjaan di sektor lain pun turut meningkat hingga 17 kali lipat. Jumlahnya mencapai jutaan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.

Oleh karena itu, Pertamina tetap menuntaskan pengerjaan kilang dengan penerapan protokol kesehatan dan mengedepankan teknologi digital.

RDMP dan GRR, Ignatius menambahkan, juga memberikan peluang untuk meningkatkan kualitas produk BBM yang lebih ramah lingkungan sesuai dengan regulasi dan standar internasional. Dengan demikian, ekosistem lingkungan Indonesia yang lebih sehat pun bisa turut terwujud.

“Dengan RDMP dan GRR, kita tidak akan lagi tergantung dengan impor BBM, bahkan akan menjadi eksportir BBM, terutama solar dan avtur yang diprediksi stoknya lebih besar,” imbuhnya.

Pada pelaksanaan RDMP dan GRR, lanjut Ignatius, Pertamina berkomitmen untuk memaksimalkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN), baik dari segi manpower, material, dan peralatan sehingga memberikan kesempatan serta mendorong peningkatan kapabilitas manufaktur dalam negeri.

“Pembangunan kilang akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tantangan menghadapi pandemi Covid-19,” tutupnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com