Strategi marketing makin berkembang mengikuti kemajuan teknologi, terlebih di era serbadigital seperti sekarang. Pemasaran kini tidak lagi mengandalkan cara dan media konvensional, tetapi memaksimalkan dunia internet.
Tiap tahun, digital marketing terus bertumbuh. Berdasarkan data dari Statista.com, dalam kurun 12 tahun (2007-2019), pertumbuhan global ad di internet bisa mencapai 12 kali lipat.
Angka ini bisa saja terus bertambah, mengingat pandemi Covid-19 membuat perusahaan yang tadinya setengah-setengah menggunakan digital marketing kini mulai serius melirik.
Hal ini bukan tanpa sebab. Saat Covid-19 mewabah secara global, banyak pemerintahan negara-negara di dunia meminta penduduknya untuk tetap berdiam di rumah.
Perilaku konsumen pun berubah, dari beraktivitas di luar rumah kini makin banyak menghabiskan waktu di rumah. Karena ini pula, konsumsi internet meningkat.
Bagi perusahaan, kondisi tersebut merupakan new normal yang harus segera disiasati. Cara terefektif menjangkau konsumen dengan memanfaatkan digital marketing.
Sayangnya, tidak semua pelaku usaha maupun perusahaan memaksimalkan digital marketing. Bahkan, beberapa di antaranya masih tergagap dengan pemasaran generasi terbaru ini.
Hal tersebut pun diakui oleh CEO dan Co-Founder Tellscore, start-up di bidang marketing technology, Suvita Charanwong.
“Dengan situasi yang tidak menentu (ini), semakin banyak instansi yang datang kepada kami selama pandemi karena mereka tidak tahu bagaimana dunia periklanan dalam digital marketing,” ujarSuvita kepada Kompas.com, Kamis (11/06/2020).
Padahal, imbuh Suvita, menyiapkan strategi pemasaran dengan digital marketing merupakan suatu keharusan agar bertahan di era digital dan new normal ini.
Maksimalkan influencer marketing
Ada beberapa jenis digital marketing yang biasa dilakukan, seperti search engine optimization (SEO), search engine marketing (SEM), dan influencer marketing.
Tiap jenis punya karakteristik berbeda-beda. Meski demikian, Suvita menjelaskan, digital marketing saat ini bukan sekadar jual-beli atau menumbuhkan brand awareness.
Pelaku usaha harus bisa membangun kedekatan (engagement) dengan konsumen. Dengan begitu, konsumen merasa nyaman dan terhubung dengan produk yang dijual.
“Sekarang, konsumen lebih ingin melihat pendapat orang lain. Mereka memercayai orang-orang karena merasa lebih terhubung dengan kehidupan mereka. Selain itu, pada dasarnya konten media sosial bisa diakses kapan saja sehingga tidak mengganggu konsumen dan bisa memunculkan engagement,” lanjut Suvita.
Suvita menambahkan, engagement ini merupakan bagian terakhir dari pemasaran sebelum penjualan. Jadi, ketika kedekatan sudah tercipta, konsumen akan mudah untuk memutuskan membeli produk, mengunduh, atau berlangganan layanan aplikasi mobile.
Dengan perilaku seperti itu, Suvita menyebut influencer marketing bisa menjadi pilihan tepat untuk memunculkan kedekatan antara brand dan konsumen. Influencer marketing mempunyai peran vital dalam digital marketing dan menjadi alat pemasaran yang sangat kuat di masa sekarang dan masa depan.
Influencer marketing, terutama yang memanfaatkan micro influencer, akan lebih efektif menjaring konsumen, terlebih saat pandemi. Pasalnya, micro influencer ini bukan seorang selebritas, melainkan orang biasa.
“Mereka adalah Anda dan saya, mereka adalah teman, atau tetangga sebelah. Hal ini membuat orang tidak merasa terintimidasi oleh konten mereka. Konsumen pun melihat mereka sebagai teman yang bisa diajak berbicara kapan saja melalui inbox atau direct message (DM) dan ini dapat menumbuhkan rasa percaya dan kedekatan,” ujarnya.
Dengan jumlah yang banyak, bahkan hingga ribuan, micro influencer akan efektif untuk menyampaikan pesan. Sebab, micro influencer ini memiliki keterlibatan dengan konsumen yang jauh lebih tinggi dan bersifat organik pula.
“Micro influencer akan menjadi digital marketing yang lebih kuat untuk era normal baru,” tegasnya.
Sebagai perusahaan di bidang marketing technology, Tellscore memiliki ribuan micro influencer yang siap mengampanyekan pesan maupun iklan dari perusahaan maupun pelaku bisnis.
Kampanye dan iklan tersebut makin efektif karena Tellscore dilengkapi dengan teknologi artificial intelligence. Teknologi ini dapat memilih influencer berdasarkan lokasi, usia, gender, dan jangkauan followers.
“Pada dasarnya, di Tellscore kami dapat mengatur kampanye dalam beberapa hari setelah menerima brief. Kami juga memiliki tim yang dapat membantu Anda untuk memilih micro influencer yang sesuai dengan sektor bisnis yang dijalankan, dan kemudian mengirimkan proposal kepada Anda untuk langsung mengatur kampanye,” jelas Suvita.