Advertorial

5 Tips Menjaga Pola Hidup Sehat untuk Menghadapi Era New Normal

Kompas.com - 13/07/2020, 09:41 WIB

KOMPAS.com – Tubuh merupakan aset yang berharga karena merupakan sarana untuk menunjang kehidupan. Oleh sebab itu, menjaga kesehatannya sangatlah penting, terlebih di masa seperti saat ini. 

Ada dua persoalan kesehatan yang harus menjadi perhatian khusus. Selain pandemi virus corona yang belum usai, ada juga demam berdarah dengue (DBD) yang juga merebak di beberapa provinsi.

Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terhitung sejak Januari sampai 17 Juni 2020 jumlah penderita DBD di Indonesia tercatat mencapai 64.251 orang dan 385 di antaranya meninggal dunia.

Demi memastikan tubuh berada dalam kondisi prima, Kompas.com telah merangkum beberapa cara menerapkan pola hidup sehat.

  1. Jaga kebersihan diri 

Kemenkes menganjurkan untuk selalu mencuci tangan selama 20 detik dan mandi setelah bepergian. Hal ini ditujukan untuk membersihkan virus dan bakteri yang menempel di badan pada saat melakukan aktivitas di luar rumah. 

Selain itu, selalu membawa hand sanitizer untuk menjaga kebersihan tangan dan mengenakan masker untuk langkah perlindungan diri dari virus dan bakteri. 

  1. Menjaga kebersihan lingkungan

Kemudian menjaga kebersihan lingkungan juga perlu dilakukan untuk mencegah nyamuk Aedes aegypti yang menularkan virus DBD berkembang biak. 

Melakukan langkah menguras dan menutup tempat penampungan air, serta mengubur benda yang berpotensi menjadi kubangan air (3M) merupakan langkah efektif untuk terhindar dari DBD.

Selanjutnya, membersihkan rumah dengan cairan disinfektan untuk menghilangkan virus-virus yang menempel pada permukaan benda-benda di rumah.

  1. Rutin berolahraga

Tiga bulan menjalani masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan melakukan semua dilakukan #DiRumahAja berisiko menimbulkan kebosanan dan stres. Dilansir dari Kompas.comolahraga secara rutin terbukti bisa membantu mengatasinya.

Selain itu, olahraga rutin juga membuat tubuh terasa bugar sehingga siap untuk melakukan aktivitas sehari-hari di fase kenormalan baru. 

  1. Istirahat yang cukup

Beristirahat sangatlah dibutuhkan untuk menjaga tubuh agar tetap sehat. Oleh karenanya, hindari begadang jika tidak dibutuhkan, dan jangan mengonsumsi minuman mengandung kafein pada sore hari agar terhindar dari masalah susah tidur.

Dilansir dari Kompas.comkurang tidur dapat mengurangi daya tahan tubuh yang sangat dibutuhkan pada era new normal. Selain itu, kurang tidur juga memengaruhi kondisi psikologis, salah satunya membuat suasana hati berubah-ubah (mood swing).

  1. Mengonsumsi makanan bernutrisi

Pola hidup sehat harus diikuti dengan pola makan yang sehat pula. Karena bagaimana pun, nutrisi yang diserap lewat makanan dan minuman sangat menentukan kesehatan tubuh.

Melansir dari artikel Kompas.com(2/2/2014)nutrisi harian yang dibutuhkan oleh manusia adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Pastikan keseimbangan asupan tersebut setiap mengonsumsi makanan.

Salah satu sumber asupan nutrisi yang dapat dicoba yaitu minuman sehat sarang burung walet yang sejak dulu dipercaya sebagai penunjang kesehatan. 

Menurut penelitian yang dilakukan di Universitas Mercu Buana Yogyakarta, sarang walet memiliki kandungan protein, karbohidrat terlarut, lemak, dan air yang baik dikonsumsi setiap hari.

Sarang burung walet juga memiliki kandungan glikoprotein dan asam sialat yang berfungsi untuk menjaga daya tahan dan metabolisme tubuh.

Manfaat selanjutnya bisa juga membantu menjaga sistem pencernaan, mempercepat proses regenerasi sel, dan meningkatkan konsentrasi kolagen yang dapat menghambat penuaan dini. Namun, dengan catatan harus dikonsumsi secara rutin agar dampaknya terasa.

Nah, saat ini mengonsumsi sarang burung walet secara rutin tidak sulit karena ada program sehat Royal Wellness dari Realfood. Selama 12 hari, Anda bisa merasakan manfaat kesehatan dari fully concentrated bird nest

Minuman sehat sarang burung walet ini disarankan dikonsumsi secara rutin saat perut dalam keadaan kosong agar tubuh dapat menyerap zat-zat aktif secara maksimal. Waktu terbaik mengonsumsinya, satu jam sebelum sarapan atau tiga jam setelah makan malam.

Diharapkan program sehat Realfood Royal Wellness 12 hari ini bisa menjadi awal untuk membantu masyarakat memulai pola hidup dengan mengonsumsi sarang burung walet. 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau