Advertorial

Makanan Ready to Eat, Solusi dalam Memenuhi Kebutuhan Makanan Sehari-hari

Kompas.com - 23/08/2020, 10:13 WIB

KOMPAS.com – Selain dengan memasak sendiri, membeli makanan ready to eat kerap jadi pilihan sebagian besar masyarakat untuk memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari.

Makanan ready to eat merupakan produk hidangan siap saji yang telah melalui serangkaian proses pengolahan atau pemasakan. Umumnya, jenis makanan ini dijual bentuk frozen (beku) dan dalam kondisi segar untuk menjaga ketahanannya.

Kornet, sosis, daging asap, sarden, sushi, salad, beberapa jenis pasta dan buah adalah sebagian contoh produk makanan ready to eat yang kerap dijumpai di pasaran.

Lantaran dijual dalam kondisi sudah matang, jenis makanan ini tak membutuhkan proses pengolahan lebih lanjut saat hendak disantap. Cukup dihangatkan di dalam microwave atau dipanaskan sebentar di atas kompor.

Menukil Viw, Rabu (29/11/2017), ada beberapa alasan yang membuat orang lebih memilih makanan ready to eat. Berikut di antaranya.

Praktis dan hemat waktu

Pandemi membuat hampir segala aktivitas dikerjakan dari rumah. Meski tampak lebih santai, sebagian orang justru merasa jauh lebih sibuk hingga tak sempat untuk memasak.

Itulah alasan sebagian orang memilih membeli makanan ready to eat untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Jenis makanan ini lebih praktis. Orang tak perlu lagi repot-repot berbelanja bahan makanan, memotong, atau mengukur jumlah takaran. Waktu yang dibutuhkan untuk semua proses tersebut bisa dimanfaatkan untuk aktivitas lainnya.

Menghemat pengeluaran

Memasak, jika hanya untuk memenuhi kebutuhan satu atau dua orang di rumah, kadang malah mengakibatkan pemborosan. Hal ini dikarenakan tidak semua bahan makanan dapat dibeli dalam sedikit dan akhirnya tak terpakai semua saat itu juga.

Meski dapat disimpan di dalam lemari pendingin, belum tentu Anda akan mengolahya kembali dalam waktu dekat. Padahal, bahan makanan tersebut memiliki masa simpan yang pendek.

Oleh karena itu, selain menghemat waktu, membeli makanan ready to eat dianggap dapat menekan pengeluaran terkait belanja bahan makanan. Terutama, bagi orang yang tinggal sendiri atau hanya berdua dengan pasangan.

Meminimalisasi stres

Memilih menu makan untuk keluarga kadang bisa memicu stress. Terlebih, jika seseorang bertanggung jawab memberi makan keluarga yang terdiri dari beberapa orang dengan selera dan preferensi yang berbeda.

Nah, dengan memesan makanan ready to eat, kerepotan untuk memasak banyak makanan sesuai keinginan masing-masing anggota keluarga dapat dihindari.

Jika dulu makanan ready to eat kerap diidentikkan dengan sajian internasional, beberapa hidangan khas Indonesia juga diperjualbelikan dalam bentuk seperti itu.

Dengan terobosan tersebut, kerinduan akan menyantap hidangan Nusantara seperti rendang, soto, oseng-oseng, dan berbagai jenis sambal dari penjuru Tanah Air pun bisa terobati.

Tak sulit mendapatkan makanan siap saji khas Indonesia. Kamu bisa menemukannya di Tokopedia lewat program belanja Bangga Buatan Indonesia.

Selain bisa mencicipi beragam sajian khas Nusantara, dengan berbelanja kebutuhan makanan melalui program tersebut, kamu turut berkontribusi mendukung hasil karya anak bangsa dan mendorong keberlangsungan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang menjadi penopang ekonomi Indonesia.

Kabar baiknya, program Bangga Buatan Indonesia Tokopedia juga menawarkan Promo Hari Kemerdekaan dalam bentuk gratis ongkos kirim (ongkir).

Yuk, tunggu apalagi, segera kunjungi Tokopedia!

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau