Advertorial

Cerita Travelling Dion Wiyoko di Banyuwangi, Mulai dari Protokol Kesehatan hingga Keindahan Wisata Alam

Kompas.com - 11/09/2020, 09:00 WIB

KOMPAS.com – Tidak bisa dimungkiri, pandemi Covid-19 berdampak negatif terhadap kesehatan mental. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian, pemberitaan, serta aktivitas yang terbatas di rumah saja. Alhasil, muncul perasaan jenuh, bosan, sekaligus waswas.

Berwisata kerap menjadi “obat” mujarab untuk menghilangkan perasaan-perasaan tersebut. Terlebih, setelah berbulan-bulan membatasi aktivitas di dalam rumah. Melancong, khususnya di alam terbuka, mampu mengurangi hormon penyebab stres dan menggantikannya dengan hormon kebahagiaan.

Meski begitu, banyak pula masyarakat masih ragu untuk traveling. Umumnya, mereka masih bertanya-tanya apakah piknik di masa pandemi sudah dibolehkan atau belum.

Sebenarnya, berwisata di masa pandemi masih dibolehkan dan tergolong nyaman. Asalkan, travelling #DiIndonesiaAja serta menerapkan protokol kesehatan.

Artis sekaligus travel enthusiasts Dion Wiyoko baru-baru ini membuktikan sendiri kenyamanan di tengah pandemi. Belum lama ini, Dion berwisata ke Banyuwangi, Jawa Timur.

Pengalamannya ini ia bagikan di acara Festival Traveller Indonesia Episode 1 bertajuk “Wisata Alam Indah dan Nyaman di Banyuwangi” yang disiarkan secara langsung di akun Instagram Kompas.com, Rabu (9/9/2020).

Pada acara yang merupakan hasil kerja sama Kompas.com dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tersebut, Dion mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi sudah siap membuka pariwisata.

“Waktu saya pergi ke Banyuwangi, mulai di bandara pun semua sudah menerapkan protokol kesehatan, dari pengecekan suhu, membawa surat keterangan dan sebagainya,” cerita Dion.

Saat memasuki obyek wisata di kabupaten yang dijuluki The Sunrise of Java, kata Dion, petugas yang berjaga dan para warga di sekitar lokasi juga sangat ketat menerapkan protokol kesehatan.

Tiap pengunjung yang memasuki obyek, diperiksa suhu badannya. Oleh petugas, pengunjung juga diminta untuk selalu memakai masker dan berjaga jarak selama berpelesiran.

Bahkan, petugas di Banyuwangi, kata Dion, sangat tegas mengingatkan pengunjung yang memakai masker tidak pas menutupi mulut dan hidung.

Travelling sekarang ini sudah siap karena semua pihak sudah menerapkan secara disiplin protokol kesehatan. Begitu juga para masyarakat di Banyuwangi. Mereka langsung disiplin menerapkan protokol kesehatan,” ujar Dion.

Dion menambahkan, kesiapan tersebut dapat meminimalisasi penularan Covid-19. Pengunjung pun jadi lebih nyaman saat berwisata.

“Pengalaman aku sih aman atau tidak itu relatif karena tergantung dari kesadaran masing-masing juga. Pemerintah juga tidak bosan-bosan menggaungkan protokol kesehatan. Jadi, kita harus disiplin demi melindungi diri sendiri, walaupun tidak ada yang menjamin 100 persen aman ya,” imbuh Dion.

Kunjungi 4 Destinasi Wisata Alam

Saat berada di Banyuwangi, Dion mengeksplorasi empat destinasi wisata alam yang indah dan ikonik. Obyek pertama yang ia ceritakan adalah Tamansuruh.

Destinasi wisata ini berkonsep agrowisata dan berlokasi di lereng Gunung Ijen, tepatnya di Desa Taman Suruh, Kecamatan Glagah.

Di lahan seluas 8 hektare, traveller akan dimanjakan dengan bunga Celosia plumose atau jengger ayam lilin. Bunga-bunga tersebut tertata rapi dengan warna dominan kuning dan merah.

Bukan hanya keindahan bunga, Tamansuruh juga menyuguhkan beragam sayur dan buah-buahan organik. Pengunjung pun bisa menikmati kesegaran sayur dan buah langsung dari kebun.

Jika beruntung, traveller dapat menyaksikan keindahan Selat Bali sembari menikmati hasil bumi organik yang baru dipetik.

Wisata menarik lainnya adalah De Jawatan. Destinasi wisata ini dahulu merupakan tempat untuk mengelola kereta api. Kemudian, dialihfungsikan menjadi obyek wisata.

De Jawatan, kata Dion, mempunyai ciri khas yang tidak ada di destinasi lainnya. Kawasan tersebut memiliki hutan trembesi yang ikonik.

“Pohon-pohonnya cantik sekali kalau dilihat dan (ukurannya) besar,” imbuh Dion.

De Jawatan juga menjadi kawasan wisata paling populer di Banyuwangi. Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara mendatangi lokasi bekas fasilitas kereta api tersebut.

Selain keindahan hutan trembesi, pengelola De Jawatan juga menyediakan delman untuk berkeliling. Dengan begitu, pengunjung tidak perlu capek untuk menikmati keindahan pepohonan trembesi.

“Ada juga beberapa tempat yang memang disediakan untuk berfoto di pepohonannya. Jadi, kita bisa naik di atas pohon melalui tangga. Kita bisa foto di batang pohon yang menurut aku menarik ya dan instagramable banget,” ujar Dion.

Meski bukan kali pertama ke De Jawatan, Dion masih merasa terkesan tiap berkunjung ke sana. Ia pun tak pernah bosan mengeksplorasi destinasi wisata tersebut.

“Ini obyek wisata luar biasa. Tempat wisata yang keren banget, cantik sekali. Makanya enggak kaget kalau De Jawatan menjadi tempat yang paling banyak dikunjungi wisatawan di daerah Banyuwangi,” tuturnya.

Selanjutnya, Dion menceritakan pengalamannya berkunjung ke Pulau Merah. Obyek wisata ini berjarak 2 jam dari pusat kota Banyuwangi.

Ada yang unik dari penyebutan nama Pulau Merah di destinasi tersebut. Di sana, Dion bercerita, terdapat pulau dengan bukit kecil. Dahulu, bukit di pulau tersebut terlihat berwarna merah dari pesisir. Itu yang jadi asal-usul kenapa pulau tersebut dinamakan Pulau Merah.

Obyek wisata tersebut menawarkan pantai dengan pasir putih. Kebersihan di sana juga sangat dijaga. Menurut Dion, Pulau Merah ini sangat bagus dengan pemandangan sunset yang indah.

“Tempat wisata Pulau Merah ini yang paling menarik adalah pantainya karena pasirnya berwarna putih. Selain itu, kebersihannya sangat terjaga, jarang sekali aku melihat sampah-sampah. (Dari) petugas sampai ke warung makannya pun sangat disiplin dengan protokol kesehatan, meja tempat makan juga sudah diberikan sekat-sekat dari plastik,” ujar Dion.

Selain itu, demi menjaga kenyamanan, di tempat wisata ini juga menyediakan tempat isolasi bagi pengunjung yang suhu badannya di atas 37 derajat celcius. Dengan demikian, memperkecil kemungkinan adanya pengunjung yang sedang sakit.

Lalu, yang terakhir adalah Pantai Boom yang cukup dekat dengan pusat kota Banyuwangi. Pantai Boom sempat populer pada medio 1980-an. Tiap Lebaran, pantai ini ramai pengunjung. Bahkan, dulu disebut sebagai pantai THR alias taman hiburan rakyat.

Ditilik dari sejarah, nama “Boom” berasal dari bahasa Belanda yang berarti kayu atau balok kayu. Memang, aktivitas pelabuhan ini dulunya merupakan pelabuhan bongkar muat kapal yang umumnya berupa kayu.

Pelabuhan tersebut sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Sebelum ada Pelabuhan Ketapang, penyeberangan ke Bali dilakukan melalui pantai ini.

Pemkab Banyuwangi pun melihat potensi destinasi tersebut dan menggarapnya lebih serius. Beragam bangunan baru didirikan sebagai ikon baru di Pantai Boom.

Salah satunya adalah jembatan lintas yang menghubungkan daratan di bagian utara dekat pintu masuk dengan daratan di seberangnya atau yang kerap disebut Pulau Giliwangi.

“Jembatan hits ini cantik banget, serasa seperti di Singapura. Desainnya bagus sekali, menggunakan bahan-bahan eco. Bahannya-bahannya dari bambu,” cerita Dion.

Tak heran, jembatan tersebut menjadi spot menarik buat foto. Terlebih, saat matahari tenggelam atau senja.

Dion bercerita, kawasan Pantai Boom ini belum selesai dibangun. Nantinya, kawasan tersebut akan dilengkapi berbagai fasilitas seperti dermaga terintegrasi untuk kapal pesiar.

Nah, di pantai ini, wisatawan bisa melakukan beragam aktivitas, seperti hunting foto dan menikmati hasil nelayan sembari menyaksikan matahari terbenam.

Agar berpelesiran semakin nyaman, Dion menyarankan traveler untuk selalu menerapkan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability).

Dion mempunyai tips khusus untuk yang ingin berwisata agar sesuai protokol CHSE. Seperti yang kerap ia terapkan, bawa selalu hygiene kit berisi masker, hand sanitizer, dan disinfektan. Selain itu, jangan lupa membawa vitamin untuk keperluan sehari hari agar daya tahan tubuh terjaga.

Dengan tips khusus dari Dion tersebut, traveller akan lebih aman saat menjelajahi destinasi wisata #DiIndonesiaAja. Bagaimana? Sudah siap menjelajahi wisata alam Banyuwangi seperti Dion?

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com