Advertorial

Digitalisasi dalam Dunia Bisnis Sebagai Kunci untuk Bertahan di Tengah Pandemi

Kompas.com - 14/09/2020, 12:52 WIB

KOMPAS.com – Pandemi yang sedang berlangsung, membuat semua organisasi bisnis mau tidak mau harus melakukan transformasi digital. Baik itu perusahaan besar, maupun menengah. 

Lembaga riset Forrester memproyeksikan bahwa dampak pandemi Covid-19 masih akan dirasakan 12 hingga 24 bulan ke depan.

Dalam prediksinya, Forrester menyebut bahwa perusahaan yang enggan bertransformasi dan menggunakan teknologi bukan hanya akan tertinggal, tetapi juga berpotensi kehilangan market share. Perusahaan-perusahaan seperti itu harus siap menghadapi kerugian.

Setelah melewati fase pertama penyebaran Covid-19 pada Januari hingga Maret 2020 dan fase kedua pada Maret hingga Mei 2020, selanjutnya penduduk dunia akan memasuki fase ketiga yang dinamakan fase tata kelola. Menurut prediksi Forrester, fase tersebut akan berlangsung hingga 2021 mendatang.

Ilustrasi kegiatan bekerja dan saling terhubung dari rumah menggunakan teknologi dan internet (Dok. Lenovo) Ilustrasi kegiatan bekerja dan saling terhubung dari rumah menggunakan teknologi dan internet

Fase ketiga ini disebut sangat penting, karena memaksa perusahaan untuk mengatur ulang strategi mereka untuk tetap eksis. Korporasi harus menyesuaikan tata kelola dan operasional usahanya dengan dinamika kehidupan masyarakat yang sudah banyak berubah sesuai pemberlakuan protokol kesehatan Covid-19 di berbagai bidang. 

Penyesuaian ini sangat berdampak pada aktivitas bekerja, bertemu, bersosialisasi, berhubungan, bergerak, juga berkumpul. Selain itu, berpengaruh pada banyak industri seperti ekonomi, pariwisata, logistik, serta pendidikan.

Dalam fase ini, sebagian pekerja sudah mulai beraktivitas normal, sehingga korporasi tidak lagi bisa bergantung pada solusi work from home (WFH). 

Namun, mereka sudah harus mengalihkan fokus pada perkembangan teknologi agar tetap bisa memberikan layanan terbaik kepada pelanggan selama pandemi. Selain itu juga dapat memitigasi risiko dan mengelola krisis, menghadapi volatilitas operasional, juga memastikan kesehatan dan keamanan tenaga kerja. 

Empat langkah korporasi untuk beradaptasi

Forrester merekomendasikan 4 langkah bagi korporasi untuk memanfaatkan teknologi dalam dua tahun ke depan dan alasannya kenapa 4 langkah ini bisa efektif. 

Langkah pertama, menggunakan teknologi untuk mengidentifikasi, memitigasi, serta mengelola risiko bisnis. Teknologi diharapkan bisa menyiapkan perusahaan menghadapi masalah-masalah seperti pemogokan karyawan, tuntutan hukum, terputusnya rantai pasokan, hingga human error

Kedua, teknologi diharapkan bisa tetap membuat perusahaan tetap terhubung dengan konsumen secara offline maupun online.

Pembukaan kembali gerai offline sembari mengaplikasikan protokol kesehatan seperti contactless payments memang bisa memberi nilai lebih. Pasalnya, konsumen masih waspada saat berbelanja di gerai offline. Perusahaan ditantang untuk menciptakan pengalaman bertransaksi yang nyaman dan aman bagi konsumen.

Ketiga, teknologi akan jadi solusi bekerja secara hybrid, yaitu perpaduan antara online dan offline. Setelah pandemi berakhir, karyawan ingin bekerja lebih fleksibel, maka korporasi harus memikirkan solusi agar para pekerja tetap produktif di mana pun mereka berada. 

Terakhir, kontribusi teknologi untuk perlindungan dan keselamatan pekerja, pelanggan, serta mitra korporasi. Contohnya, mengembangkan protokol pengelolaan pandemi untuk melindungi para pekerja dengan mendesain ulang ruang kerja yang sesuai dengan protokol kesehatan. 

Teknologi Lenovo untuk menunjang kebiasaan baru

Membantu perusahaan-perusahaan di dunia beradaptasi dengan kebiasaan batu, Lenovo menciptakan perangkat untuk memberikan solusi inovatif dalam mengelola manajemen bisnis di masa pandemi. Inovasi ini dapat membantu para pekerja mudah untuk berkomunikasi dan berkolaborasi secara jarak jauh.

Sebut saja Lenovo ThinkPad Carbon Gen 7, laptop bisnis yang dirancang untuk kinerja tinggi karena fiturnya yang andal. Laptop ini terbuat dari sentuhan serat karbon, sehingga bobotnya ringan yaitu 1,08 kg dan tebalnya hanya 14,9 mm. 

Dengan dimensi sangat tipis dan super portable, spesifikasinya tetap mumpuni. Menggunakan RAM 16 GB, prosesor Intel Core i7-8665U, SSD 512GB, layar Full HD 14 inci (1920x1080), Windows 10 Pro 64 Bit, baterai 4 cell yang bertahan hingga 18,3 jam dengan Rapid Charge, serta garansi 3 tahun dan juga Premier Support. 

ThinkPad Carbon Gen 7 sudah dilindungi oleh Lenovo ThinkShield, solusi keamanan menyeluruh yang bisa dikustomisasi oleh pengguna. 

Selain itu di segi keamanan data, terdapat Lenovo ThinkPad PrivacyGuard yang melindungi privasi serta data pribadi pengguna, dan Lenovo WiFi Security untuk mengetahui keamanan koneksi wifi denganmenggunakan Artificial Intelegence (AI). 

- -

Teknologi dan layanan terbaru Lenovo memudahkan para pekerja untuk tetap produktif, aman, dan kolaboratif, di mana pun. Pada akhirnya kerja jarak jauh atau remote working menjadi sebuah norma baru di masa pandemi. 

Sementara perusahaan harus segera memulai proses transformasi digital, agar secepatnya dapat meningkatkan efisiensi dengan menurunkan biaya, melayani, mempertahankan, serta meraih konsumen baru dengan cepat dan tepat, sehingga mampu bersaing dan tetap relevan dengan industri 4.0.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau